Google berencana buka toko di India demi penjualan Pixel
Merdeka.com - Demi mendongkrak penjualan smartphone Pixel-nya, Google merencanakan untuk membangun toko offline di India. Seperti dilaporkan Reuters, Kamis (28/12), informasi tersebut diketahui oleh tiga orang sumber.
Langkah Google merencanakan membangun toko di India, karena melihat dari respon toko-toko di India yang buka di mall-mall menampilkan ponsel Pixel.
Sebagaimana diketahui, India adalah pasar nirkabel terbesar kedua di dunia dengan 1,2 miliar pelanggan mobile, yang saat ini didominasi oleh vendor asal Korea Selatan, Samsung dan pemain China termasuk Xiaomi, Oppo dan Vivo.
-
Siapa yang membuat smartphone Google Pixel? Google yang memiliki OS Android pun akhirnya memproduksi smartphone sendiri dengan merek: Pixel.
-
Bagaimana Google membantu produsen ponsel? Ini adalah kabar baik bagi produsen ponsel pihak ketiga yang biasanya harus menunggu beberapa bulan sebelum menerima pembaruan OS terbaru.
-
Kenapa Google meluncurkan fitur 'Store Reviews'? Mengutip NYPost, Selasa (10/12), sebagai respons, Google sedang mengembangkan fitur berbasis kecerdasan buatan (AI) bernama 'Store Reviews' di Chrome. Fitur ini dirancang untuk memberikan ulasan ringkas dari pihak ketiga seperti ScamAdvisor atau TrustPilot mengenai reputasi sebuah situs.
-
Siapa yang Google ajak kerjasama? Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Bagaimana persaingan chip smartphone? Hal ini menunjukkan bahwa pasar chip smartphone semakin kompetitif, dan ini merupakan kabar baik.
Maka tak heran bila India menjadi pasar kedua smartphone terbesar di dunia. Ini artinya India berhasil menggeser Amerika Serikat. Hal itu merujuk pada hasil survey dari Canalys.
Canalys mencatat, pengiriman smartphone di India mencapai angka 40 juta untuk pertama kalinya di Q3 2017 atau meningkat 23 persen per tahunnya. Itu berarti bahwa India telah melampaui Amerika Serikat pada penjualan hanya dengan China di depannya.
"Pertumbuhan ini merupakan angin segar bagi industri smartphone. Keraguan tentang potensi pasar India jelas telah hilang dengan hasil ini," kata analis Canalys, Ishan Dutt, yang dilaporkan TechCrunch belum lama ini.
Di India, persaingan antar smartphone menapaki tangga paling tinggi semakin ketat. Sejauh ini, Samsung masih menjadi raja. Namun perlu diwaspadai bila vendor-vendor asal China sudah mulai bergerak maju. Membayangi vendor asal Korea Selatan itu.
Menurut Canalys, Samsung tetap berada di puncak dengan 9,4 juta pengiriman di Q2, naik hampir 30 persen, namun Xiaomi tampaknya akan menyusul segera setelah tumbuh lebih dari 290 persen tahun ke tahun mencapai 9,2 juta unit.
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Google punya ambisi mengapa mereka membuat pabrik HP Pixel di India.
Baca SelengkapnyaApple dikabarkan mulai memindahkan produksi iPhone berkelasnya ke India.
Baca SelengkapnyaPemerintah bakal menegur pihak e-commerce yang masih ngeyel menjual iPhone seri 16 maupun Google Pixel.
Baca SelengkapnyaSaat ini Google menghadapi ancaman dari penggunaan produk AI generatif.
Baca SelengkapnyaApabila Google ingin secara resmi menjual produk Google Pixel di Indonesia, dirinya mempersilakan perusahaan tersebut untuk mengajukan sertifikasi TKDN.
Baca SelengkapnyaGoogle berinvestasi Rp 15 Triliun di Thailand untuk membangun pusat data pertama dan mendukung inovasi AI.
Baca SelengkapnyaGSMA baru-baru ini menyoroti kemajuan pesat Indonesia dalam teknologi seluler
Baca SelengkapnyaTikTok akan memulai uji coba di platform Tokopedia melalui kampanye Beli Lokal yang akan dimulai pada 12 Desember 2023.
Baca SelengkapnyaErajaya Digital meresmikan 32 gerai baru sepanjang bulan Mei 2024 di berbagai kota di Indonesia.
Baca SelengkapnyaIni tanggapan Tim Cook atas reaksi warganet minta Apple Store di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSetelah Inggris, kini TikTok meluncurkan bisnis e-commerce di Amerika Serikat (AS) untuk menjual barang-barang buatan China.
Baca SelengkapnyaEkosistem membuka peluang untuk meningkatkan penjualan dan mengurangi biaya operasional.
Baca Selengkapnya