Google dan kawan dinilai akan bantu teroris
Merdeka.com - Departemen Kehakiman Amerika Serikat menganggap bahwa perusahaan teknologi AS terlihat condong untuk membantu teroris. Hal ini diutarakan setelah munculnya desakan dari perusahaan tersebut yang ingin membocorkan berbagai rahsia negara.
Seperti diberitakan sebelumnya, Google, Microsoft, Apple, dan lusinan perusahaan teknologi lain ingin membeberkan data apa saja yang pernah diminta NSA dan FBI dari mereka. Hal ini dilakukan karena tuntutan transparansi perusahaan publik tersebut kepada masyarakat.
Namun, seperti dilansir oleh The Verge (2/10), hal ini dianggap hanya akan menjatuhkan martabat negara saja. Dengan dibeberkannya rahasia negara tersebut, maka teroris pun tahu kalau mereka sedang diawasi.
-
Siapa yang Google ajak kerjasama? Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Mengapa Google mengeluarkan peringatan keamanan? Google baru saja meluncurkan pembaruan keamanan pada bulan September, disertai peringatan bahwa sistem Android menghadapi ancaman.
-
Bagaimana Google akan melindungi privasi pengguna? Fitur ini memungkinkan aplikasi hanya untuk mengakses foto atau video tertentu yang dipilih oleh pengguna, bukan seluruh isi galeri di HP Android atau tablet.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
-
Siapa yang meminta Apple dan Google blokir Temu? Permintaan ini diajukan oleh sejumlah menteri sebagai langkah proaktif untuk melindungi UMKM.
Oleh karenanya, hal ini kemudian dianggap sebagai pertarungan antara transparansi dan privasi. Baik pemerintah maupun perusahaan teknologi dunia pun bagai dihadapkan untuk memakan buah simalakama dengan tuntutan ini.
Menurut Departemen Kehakiman, privasi negara haruslah diutamakan. Sementara, sebagai perusahaan publik, Google dan kawan-kawan dituntut oleh undang-undang untuk membeberkan hal apa saja yang pernah terjadi terhadap mereka.
Sampai saat ini sendiri, tuntutan tersebut telah diajukan untuk menjadi sebuah UU di senat dan kongres Amerika Serikat. Namun, nampaknya keputusan tidak akan muncul dalam waktu dekat mengingat AS tengah dilanda Government Shutdown. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengapa karyawan Google menentang kontrak senilai USD 1,2 miliar antara Google dengan pemerintah Israel?
Baca SelengkapnyaDPR sudah menghubungi Google Indonesia dan Bareskrim Polri untuk menindaklanjuti kasus ini.
Baca SelengkapnyaBerawal dari ini, banyak karyawan Google yang memprotes kebijakan kerja sama perusahaan dengan Israel.
Baca SelengkapnyaPuluhan pekerja Google dipecat karena menentang proyek kerja sama Google dengan militer Israel.
Baca SelengkapnyaGoogle dan Amazon memiliki kontrak USD1,2 miliar untuk menyediakan layanan komputasi awan kepada pemerintah dan militer Israel.
Baca SelengkapnyaKisah Para Red Hat, Para pemburu Hacker, Ada yang Mampu Membobol Situs Intelijen Mossad Israel
Baca SelengkapnyaAgresi brutal Israel di Jalur Gaza, Palestina, telah membunuh hampir 39.000 warga sipil.
Baca SelengkapnyaIsrael menuduh UNRWA terlibat dalam Operasi Badai Al-Aqsa yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober.
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaAda alasan mengapa Apple menyarankan penggunanya hapus Google Chrome.
Baca SelengkapnyaPara karyawan melakukan aksi demo menentang kebijakan perusahaan tersebut.
Baca SelengkapnyaKelompok ransomware Brain Cipher merilis kunci enkripsi secara cuma-cuma kepada pemerintah Indonesia.
Baca Selengkapnya