Google, Facebook, Microsoft, Apple bersatu dukung pernikahan sejenis
Merdeka.com - Kontroversi pernikahan sejenis ternyata juga dipandang serius oleh raksasa teknologi dunia. Buktinya, 379 perusahaan bersatu untuk mendukung legalisasi pernikahan sejenis di seluruh Amerika.
Di antara nama-nama itu ada 'Big Four', yakni Google, Facebook, Microsoft, dan Apple. Keempatnya kompak menekan Mahkamah Agung-nya Amerika dalam sidang pernikahan sejenis April mendatang, Engadget (05/03).
Sidang itu akan membahas apakah pasangan sejenis memiliki hak untuk menikah di tanah Amerika, termasuk kejelasan status pernikahan mereka. Menariknya, dukungan dari raksasa teknologi Amerika itu didasari oleh alasan unik, yakni pernikahan sejenis dapat berdampak baik bagi bisnis Amerika.
-
Mengapa teknologi memberikan dampak positif? Perkembangan teknologi memiliki banyak dampak positif bagi kehidupan manusia, baik di bidang informasi, komunikasi, ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, maupun politik.
-
Apa itu pernikahan sesama jenis? Pernikahan sesama jenis telah menjadi topik yang kontroversial dalam beberapa tahun terakhir, dengan banyak orang berdebat tentang pernikahan sesama jenis dari berbagai sudut pandang.
-
Mengapa globalisasi teknologi dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi? Globalisasi IPTEK membantu mempercepat pertumbuhan ekonomi dengan memfasilitasi transfer teknologi dan informasi antar negara.
-
Bagaimana dampak positif globalisasi terhadap ilmu pengetahuan? Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju.
-
Apa dampak positif teknologi bagi akses informasi? Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, akses terhadap informasi menjadi semakin mudah dan cepat.
-
Kenapa kemajuan teknologi jadi penyebab utama globalisasi? Salah satu penyebab utama globalisasi adalah kemajuan teknologi. Perkembangan dalam transportasi, telekomunikasi, dan internet telah memungkinkan manusia untuk terhubung dan berinteraksi dengan lebih mudah dan cepat daripada sebelumnya. Ini berarti bahwa barang, jasa, dan informasi dapat dengan mudah dipindahkan dari satu negara ke negara lainnya, tanpa kendala yang signifikan.
Perusahaan-perusahaan teknologi besar itu yakin bila 'kesetaraan' ini dapat membantu karyawan mereka yang gay atau lesbian merasa tidak terkucilkan dan bisa menunjukkan performa terbaik mereka.
Lebih lanjut, bila pernikahan sesama jenis dilegalkan di seluruh Amerika, pegawai penyuka sesama itu tidak harus berpindah ke negara bagian lain di Amerika agar bisa menikah.
Meskipun alasan itu masih belum bisa diterima oleh sebagian kalangan, tercatat ada banyak perusahaan teknologi lain yang mendukung aksi 'Big Four'. Sebut saja, Amazon, Comcast, Cisco, Dropbox, eBay, Twitter, Symantec, HP, hingga Intel.
Bagaimana menurut Anda terkait polemik ini?
(mdk/tsr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua perusahaan multinasional ini juga cukup kompetitif dari sisi pendapatan.
Baca SelengkapnyaAda alasan mengapa Apple menyarankan penggunanya hapus Google Chrome.
Baca SelengkapnyaAdanya globalisasi teknologi membawa dampak signifikan bagi kehidupan manusia, baik itu yang baik maupun yang buruk.
Baca SelengkapnyaPresiden ASÂ Joe Biden dalam proses kampanye melakukan pendekatan ke komunitas kripto, setelah pada 2021 menyebut bahwa kripto adalah "sesuatu yang berbahaya".
Baca SelengkapnyaKolaborasi yang dibangun Huawei selama ini diharapkan mempermudah terwujudnya Indonesia emas pada 2045.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan yang diraih TikTok tersebut membuat Pemerintah AS panas.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaBegini reaksi Elon Musk bersemangat klaim Donald Trump menang pilpres AS.
Baca SelengkapnyaTikTok diperkirakan akan segera dilarang di Amerika Serikat setelah upaya penjualannya kepada perusahaan lokal gagal.
Baca SelengkapnyaTrump diyakini akan memberikan dukungan lebih besar terhadap regulasi kripto.
Baca SelengkapnyaGelombang PHK di sektor teknologi berlanjut di 2024, dengan lebih dari 136.000 karyawan terkena dampak.
Baca SelengkapnyaJelang Pilpres, pemerintah AS memperketat aturan mengenai AI.
Baca Selengkapnya