Google kembangkan kecerdasan buatan bisa prediksi kematian
Merdeka.com - Tak bisa dimungkiri, kecerdasan buatan akan terus berkembang dalam penggunaannya. Terkesan mengerikan bila ada teknologi yang dibuat oleh manusia itu dapat memprediksi kematian. Namun, hal itu ternyata bukan isapan jempol. Kecerdasan buatan yang bisa memprediksikan kematian, tengah dikembangkan oleh Google.
Berdasarkan laporan dari TheNextWeb dan Mobihealthnews, Jumat (2/3), kecerdasan buatan yang sedang dikembang Google itu bernama DeepMind. DeepMind ini sederhananya dapat membantu perawat atau petugas medis untuk mengetahui kondisi pasien.
Cara kerja DeepMind ini adalah dengan mengisi rekam medis dari 700 ribu veteran Amerika Serikat. Kecerdasan buatan akan mempelajari rekam medis tersebut dan sanggup untuk memprediksi kondisi pasien. Tak menutup kemungkinan bila pasien akan meninggal dunia. Data veteran tersebut pun diklaim aman.
-
Kecerdasan buatan apa yang bisa memprediksi kematian? Life2vec adalah sebuah inovasi transformer yang mengintegrasikan data besar dari rekaman kesehatan dan demografi Denmark untuk enam juta individu.
-
Bagaimana Robot AI memprediksi kematian? Life2vec menggunakan 6 juta data penduduk Denmark yang telah dikumpulkan dari tahun 2008-2020. Berdasarkan hasil analisis tersebut, Life2vec berhasil mencapai tingkat akurasi 79 persen.
-
Bagaimana AI ini memprediksi kematian? Para peneliti di Denmark menggunakan data dari jutaan individu untuk membangun model yang dapat memprediksi berbagai peristiwa kehidupan, mulai dari kesehatan hingga kehidupan sosial.
-
Bagaimana AI memprediksi kematian seseorang? Informasi seperti waktu lahir, riwayat pendidikan, penghasilan, kondisi perumahan, dan status kesehatan digunakan dalam pelatihan model AI ini untuk meramalkan peristiwa kehidupan.
-
Mengapa AI memprediksi kematian bisa bermanfaat? Meskipun mempertimbangkan implikasi etika dalam menggunakan model AI yang mampu memprediksi dengan presisi seberapa lama seseorang akan hidup, manfaat yang tidak dapat dipungkiri adalah bahwa prediksi semacam itu dapat membantu mencegah kematian dini.
-
Siapa yang mengembangkan AI yang berbahaya? Pemerintah di seluruh dunia semakin banyak yang memasukkan AI ke dalam alat peperangan. Pemerintah AS mengumumkan pada 22 November bahwa 47 negara bagian telah mendukung deklarasi tentang penggunaan AI yang bertanggung jawab di militer – yang pertama kali diluncurkan di Den Haag pada bulan Februari.
“Cara ini lebih dari mengobati masalah pasien. Kolaborasi ini merupakan kesempatan untuk memajukan kualitas perawatan," kata Sekretaris Veteran Affair (VA) David J. Shulkin dalam sebuah pernyataan.
Sebagai langkah awal, DeepMind akan berfokus pada penyakit Acute Kidney Injury (AKI). Selain penyakit tersebut cukup sulit diprediksi, AKI juga dapat menyerang orang dari segala usia. Apabila pengembangan DeepMind ini benar-benar berhasil, bukan tak mungkin dapat mengubah bidang kesehatan secara menyeluruh. Sebab, masalah kesehatan yang diderita pasien dapat diatasi lebih awal.
DeepMind tidak asing dengan kemitraan kesehatan pemerintah; perusahaan intelijen buatan tersebut bermitra dengan Dinas Kesehatan Nasional Inggris pada tahun 2016 untuk menjadi aplikasi pilot project kesehatan Streams and Hark.
Tujuannya untuk membantu dokter lebih cepat menerima informasi tentang pasien gagal ginjal akut mereka, sementara yang terakhir tampaknya membantu mengorganisir informasi kesehatan yang biasanya dikelola dengan catatan tertulis, mesin faks, dan pager.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut prediksi teknologi berbasis AI yang akan berubah menyeramkan di 2024.
Baca SelengkapnyaDeath Clock adalah aplikasi berbasis AI yang memprediksi tanggal kematian pengguna berdasarkan kebiasaan dan kesehatan, bertujuan mendorong hidup lebih sehat.
Baca SelengkapnyaGoogle mengetahui keinginan pengguna, sehingga menyajikan informasi yang diperlukan bagi pengguna.
Baca SelengkapnyaSistem AI yang dibuat peneliti berhasil memproyeksikan peristiwa yang akan terjadi di masa depan manusia, termasuk kematian.
Baca SelengkapnyaAhli memperingatkan, AI yang bisa 'menghidupkan' orang mati bisa berbahaya.
Baca SelengkapnyaIlmuwan AS dan Denmark telah melakukan uji coba ke masyarakat Denmark.
Baca SelengkapnyaBerikut penjelasan ilmuwan tentang kemungkinan manusia bisa mengunggah pikirannya dalam sebuah komputer.
Baca SelengkapnyaApa yang dikatakannya ternyata benar-benar terjadi saat ini.
Baca SelengkapnyaAda alasan di balik pendiri Microsoft mengatakan hal itu.
Baca SelengkapnyaRobot bot AI ini memiliki tingkat akurasi 11 persen lebih tinggi dibandingkan dengan model lainnya.
Baca SelengkapnyaTeknologi diklaim mantan engineer Google dapat memperlama hidup manusia.
Baca SelengkapnyaPenasaran apa saja hal-hal kontroversial dari Stephen Hawking?
Baca Selengkapnya