Google Kena Denda di Uni Eropa Karena Praktik Dominasi Iklan
Merdeka.com - Google baru saja dikenai denda sebesar 1,49 Euro atau setara Rp 24 trilyun oleh European Commision Komisi Eropa) karena melanggar hukum monopoli pasar Uni Eropa.
Melansir Android Authority yang mengutip siaran pers dari Uni Eropa, raksasa teknologi yang berbasis di Mountain View tersebut memberlakukan "klausul pembatasan" dalam kontrak terkait iklan dengan situs web pihak ketiga.
Dalam pernyataannya, Komisi Eropa menjelaskan bahwa situs web pihak ketiga sering menyertakan fungsi pencarian di situs mereka, dan menampilkan hasil pencarian sekaligus iklan dari pencarian tersebut.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Siapa yang Google ajak kerjasama? Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
-
Siapa pencipta Google? Siapa yang Menciptakan Google? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Kenapa Google dibuat? Dengan visi untuk mengatur informasi dunia dan menjadikannya mudah diakses oleh semua orang, mereka telah mengubah wajah internet secara signifikan.
-
Siapa yang Google bayar di Kanada? Google telah setuju untuk membayar penerbit berita di Kanada sekitar CAD 100 juta (Rp 1,1 triliun) per tahun.
Masalah besarnya adalah kontrak Google dengan situs web ini melarang pengiklan pencarian yang jadi pesaing Google seperti Bing dan Yahoo! untuk menampilkan iklan.
Selain itu, Komisi Eropa menemukan bahwa mulai 2009 Google mengganti ketentuak eksklusivitas ini dengan klausul "penempatan premium." Klausul ini mengharuskan sebuah situs atau web untuk memesan tempat iklan halaman pencarian paling menguntungkan untuk iklan Google. Tak cuma itu, Google memaksa untuk melakukan pemesanan untuk jumlah minimum iklan Google.
Hal ini berarti Google dapat mengontrol seberapa menarik sebuah iklan pencarian.
Dominasi Google Matikan Kompetisi
Komisi Eropa mencatat bahwa Google menghentikan praktik yang telah dijelaskan di atas setelah banyak diprotes, dan sudah cukup untuk Uni Eropa memberi denda pada Google setelah ada investigasi.
"Berdasarkan berbagai bukti, Komisi menemukan Google melakukan persaingan yang merugikan serta menghambat inovasi. Saingan Google tak dapat tumbuh dan menawarkan alternatif layanan," tulis rilis pers dari Komisi Eropa.
Sebelumnya, Google pernah didenda 5 miliar USD pada Juli 2018 untuk praktik pra-install aplikasi Google di smartphone Android.
Uni Eropa mempermasalahkan persyaratan Google bahwa wajib bagi para vendor untuk membundel Chrome dan Google Search jika ingin ada Google Play di dalam perangkatnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua perusahaan multinasional ini juga cukup kompetitif dari sisi pendapatan.
Baca SelengkapnyaIsrael menuduh UNRWA terlibat dalam Operasi Badai Al-Aqsa yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober.
Baca SelengkapnyaIni persoalan X yang dijauhi para pengiklan sehingga memperburuk keuangan mereka.
Baca SelengkapnyaAda alasan mengapa Apple menyarankan penggunanya hapus Google Chrome.
Baca SelengkapnyaSaat ini Google sudah menutup 17 aplikasi lantaran dianggap membahayakan masyarakat dan mencuri data pribadi.
Baca SelengkapnyaMeski pamor Google mulai turun akibat TikTok, namun pendapatan TikTok masih belum bisa melebihi pendapatan Google.
Baca SelengkapnyaTerlalu banyak iklan di situs web dapat mengganggu kenyamanan pengguna, memperlambat performa HP Android, dan berpotensi menguras daya baterai.
Baca SelengkapnyaGoogle menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan pencarian. Tetapi, peminat Google belakangan ini mengalami tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaGoogle akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaRencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.
Baca SelengkapnyaBadan anti monopoli Korea pun didesak untuk mengambil tindakan hukuman terhadap dua perusahaan tersebut.
Baca SelengkapnyaRamadan kali ini banyak dari konsumen yang begitu cermat. Mereka menginginkan mencoba brand baru.
Baca Selengkapnya