Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Google Kena Denda di Uni Eropa Karena Praktik Dominasi Iklan

Google Kena Denda di Uni Eropa Karena Praktik Dominasi Iklan Ilustrasi Google. ©2015 Merdeka.com/Angeline Agustine

Merdeka.com - Google baru saja dikenai denda sebesar 1,49 Euro atau setara Rp 24 trilyun oleh European Commision Komisi Eropa) karena melanggar hukum monopoli pasar Uni Eropa.

Melansir Android Authority yang mengutip siaran pers dari Uni Eropa, raksasa teknologi yang berbasis di Mountain View tersebut memberlakukan "klausul pembatasan" dalam kontrak terkait iklan dengan situs web pihak ketiga.

Dalam pernyataannya, Komisi Eropa menjelaskan bahwa situs web pihak ketiga sering menyertakan fungsi pencarian di situs mereka, dan menampilkan hasil pencarian sekaligus iklan dari pencarian tersebut.

Masalah besarnya adalah kontrak Google dengan situs web ini melarang pengiklan pencarian yang jadi pesaing Google seperti Bing dan Yahoo! untuk menampilkan iklan.

Selain itu, Komisi Eropa menemukan bahwa mulai 2009 Google mengganti ketentuak eksklusivitas ini dengan klausul "penempatan premium." Klausul ini mengharuskan sebuah situs atau web untuk memesan tempat iklan halaman pencarian paling menguntungkan untuk iklan Google. Tak cuma itu, Google memaksa untuk melakukan pemesanan untuk jumlah minimum iklan Google.

Hal ini berarti Google dapat mengontrol seberapa menarik sebuah iklan pencarian.

Dominasi Google Matikan Kompetisi

Komisi Eropa mencatat bahwa Google menghentikan praktik yang telah dijelaskan di atas setelah banyak diprotes, dan sudah cukup untuk Uni Eropa memberi denda pada Google setelah ada investigasi.

"Berdasarkan berbagai bukti, Komisi menemukan Google melakukan persaingan yang merugikan serta menghambat inovasi. Saingan Google tak dapat tumbuh dan menawarkan alternatif layanan," tulis rilis pers dari Komisi Eropa.

Sebelumnya, Google pernah didenda 5 miliar USD pada Juli 2018 untuk praktik pra-install aplikasi Google di smartphone Android.

Uni Eropa mempermasalahkan persyaratan Google bahwa wajib bagi para vendor untuk membundel Chrome dan Google Search jika ingin ada Google Play di dalam perangkatnya.

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Intip Sumber Pendapatan TikTok dan Google
Intip Sumber Pendapatan TikTok dan Google

Dua perusahaan multinasional ini juga cukup kompetitif dari sisi pendapatan.

Baca Selengkapnya
Israel Bayar Google Ads Demi Sebarkan Kampanye Kotor Lawan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, Ini Tujuannya
Israel Bayar Google Ads Demi Sebarkan Kampanye Kotor Lawan Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, Ini Tujuannya

Israel menuduh UNRWA terlibat dalam Operasi Badai Al-Aqsa yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober.

Baca Selengkapnya
Elon Musk Ngamuk Ajak Perang, Penyebabnya Bukan Masalah Sepele
Elon Musk Ngamuk Ajak Perang, Penyebabnya Bukan Masalah Sepele

Ini persoalan X yang dijauhi para pengiklan sehingga memperburuk keuangan mereka.

Baca Selengkapnya
Apple Minta Tolong ke Penggunanya Hapus Google Chrome
Apple Minta Tolong ke Penggunanya Hapus Google Chrome

Ada alasan mengapa Apple menyarankan penggunanya hapus Google Chrome.

Baca Selengkapnya
OJK Minta Google dan Induk Perusahaan Facebook Setop Iklan Pinjol Ilegal
OJK Minta Google dan Induk Perusahaan Facebook Setop Iklan Pinjol Ilegal

Saat ini Google sudah menutup 17 aplikasi lantaran dianggap membahayakan masyarakat dan mencuri data pribadi.

Baca Selengkapnya
Google dan TikTok Mulai Bersaing, Siapa yang Paling Kaya?
Google dan TikTok Mulai Bersaing, Siapa yang Paling Kaya?

Meski pamor Google mulai turun akibat TikTok, namun pendapatan TikTok masih belum bisa melebihi pendapatan Google.

Baca Selengkapnya
Cara Mudah Blokir Iklan di Tablet dan HP Android
Cara Mudah Blokir Iklan di Tablet dan HP Android

Terlalu banyak iklan di situs web dapat mengganggu kenyamanan pengguna, memperlambat performa HP Android, dan berpotensi menguras daya baterai.

Baca Selengkapnya
'Mbah' Google Mulai Tak Laku, 40 Persen GenZ Pilih Platform Ini untuk Pencarian
'Mbah' Google Mulai Tak Laku, 40 Persen GenZ Pilih Platform Ini untuk Pencarian

Google menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan pencarian. Tetapi, peminat Google belakangan ini mengalami tanda-tanda penurunan.

Baca Selengkapnya
Benarkah Google Bakal Berhenti Beroperasi di Indonesia Buntut Boikot Israel? Cek Faktanya
Benarkah Google Bakal Berhenti Beroperasi di Indonesia Buntut Boikot Israel? Cek Faktanya

Google akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya

Baca Selengkapnya
Segini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang
Segini Potensi Kerugian Dialami Industri Perikalanan Jika Iklan Rokok Dilarang

Rencana aturan tersebut dapat merugikan industri media digital yang tengah kena disrupsi tiada henti.

Baca Selengkapnya
Aplikasi Temu dan AliExpress Dimusuhi Masyarakat Korea, Ternyata Ini Penyebabnya
Aplikasi Temu dan AliExpress Dimusuhi Masyarakat Korea, Ternyata Ini Penyebabnya

Badan anti monopoli Korea pun didesak untuk mengambil tindakan hukuman terhadap dua perusahaan tersebut.

Baca Selengkapnya
Dua Hal ini Jadi Pertimbangan Konsumen saat Belanja Online di Ramadan
Dua Hal ini Jadi Pertimbangan Konsumen saat Belanja Online di Ramadan

Ramadan kali ini banyak dari konsumen yang begitu cermat. Mereka menginginkan mencoba brand baru.

Baca Selengkapnya