Grab Lebih Aman Atasi Order Fiktif Dari Driver?
Merdeka.com - Ojek online dan taksi online adalah salah satu alternatif baru bagi masyarakat Indonesia untuk menggunakan transportasi umum. Jumlah yang melimpah, kemudahan, serta harga yang murah jadi nilai lebih dari trasnportasi online ini.
Sayangnya, layanan tersebut hadir bukan tanpa cela. Sebab, beberapa oknum melakukan perbuatan tak bertanggung jawab untuk mengeruk keuntungan pribadi.
Melansir laporan Tekno Liputan6.com, contoh dari penipuan atau 'fraud' yang lazim dilakukan adalah order fiktif atau dikenal dengan 'Opik'. Hal ini dilakukan demi mendapat bonus dari perusahaan transportasi. Ada pula fraud yang dikenal sebagai 'Fake GPS' untuk mencurangi lokasi di Global Positioning System (GPS).
-
Mengapa Grab menyediakan motor listrik? Grab Indonesia memberikan layanan sewa motor listrik untuk para pengemudi Grab yang ingin menjadi mitra driver, namun tidak memiliki kendaraan sendiri. Layanan ini memberikan kemudahan bagi pengemudi Grab.
-
Siapa yang bisa daftar Grab motor listrik? Pria atau Wanita berusia 18 - 55 tahun. Mampu mengendarai sepeda motor.
-
Bagaimana cara daftar Grab motor listrik? Anda bisa mendaftar di kantor Grab terdekat atau secara online melalui situs resmi mereka, yaitu register.grab.com.
-
Apa syarat daftar Grab motor listrik? Pria atau Wanita berusia 18 - 55 tahun. Mampu mengendarai sepeda motor. Kartu Tanda Penduduk (KTP)Surat Izin Mengemudi (SIM)Surat Keterangan DomisiliMembayar deposit (jika belum pernah terdaftar sebagai mitra pengemudi grab)
-
Bagaimana cara daftar Gojek pakai motor listrik? Cara Daftar Motor Listrik Gojek Lewat Aplikasi Buka aplikasi GoPartner.Masuk ke menu Profil.Pilih Menu Bantuan Gojek.Klik Cari Sewa Motor Listrik Gojek. Masuk ke Link Sewa Motor Listrik Gojek yang tersedia.Isi formulir pendaftaran sewa motor listrik Gojek.Isi Kontak.Pilih Motor Listrik Gojek yang diinginkan.Isi alamat lengkap.Isi Survey Singkat.Jawab pertanyaan kesediaan.Klik kirim Formulir Pendaftaran.Pendaftaran sewa motor listrik Gojek selesai.
-
Apa yang dilakukan driver online tersebut? Sosoknya tak segan mengurus berkas sang penumpang hingga mendapat tindakan dari dokter.
Fenomena fraud di industri ride-hailing belum lama ini ini ditunjukkan secara lebih jelas melalui riset yang dilakukan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) dan firma riset Spire Research and Consulting. Kedua lembaga tersebut melakukan riset untuk melihat seberapa banyak fenomena opik tersebut terjadi di antara para driver.
Tahun lalu, misalnya, INDEF melakukan riset terhadap penipuan online ini lebih lanjut kepada 516 mitra pengemudi dari dua perusahaan transportasi online terbesar, yaitu Grab dan Go-Jek. Survei mengenai order fiktif transportasi online dilakukan pada 16 April-16 Mei 2018 di Jakarta, Bogor, Semarang, Bandung, dan Yogyakarta.
Metode survei yang digunakan adalah non-probability atau convenient sampling. Riset yang dilakukan INDEF menunjukkan bahwa 42 persen mitra pengemudi percaya bahwa Go-Jek adalah platform di mana order fiktif paling banyak terjadi. Sementara 28 persen mitra pengemudi mengatakan bahwa di Grab order fiktif lebih banyak terjadi.
Hasil survei juga menunjukkan hampir setengah dari mitra pengemudi Go-Jek (46 persen) mengatakan bahwa perusahaan tidak mengetahui atau mengetahui tapi membiarkan praktek tindakan curang. Sementara angka ketidakpercayaan untuk Grab berkisar 30 persen dari mitra pengemudi yang menyatakan hal serupa.
Baru-baru ini hasil riset tersebut diperkuat dengan temuan dari Lembaga riset Spire. Dalam melakukan riset, Spire melakukan survei terhadap 40 pengemudi dan 280 konsumen secara acak dalam skala nasional.
Hasil survei memprediksikan sebanyak 30 persen dari order yang diterima Go-Jek terindikasi fraud. Angka itu lebih tinggi jika dibandingkan dengan persentase fraud Grab yang diperkirakan hanya 5 persen.
Angka tersebut berdasarkan estimasi jumlah order fraud dibandingkan jumlah total order yang diterima.
Menurut Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consulting, hasil riset perusahaannya dapat menjadi gambaran bagaimana tindakan fraud sudah menjadi sesuatu yang cukup umum.
"Perkiraan ini masuk akal karena kami juga melakukan survei terhadap para pengemudi transportasi online. Di 2018, dari para pengemudi Go-Jek sendiri yang kami survei, 60 persen di antaranya mengaku pernah melakukan fraud untuk meningkatkan jumlah order mereka yang akan berpengaruh pada bonus dan pendapatan harian yang mereka terima," ungkapnya.
Tantangan Industri
Menanggapi hasil riset tersebut, Tri Sukma Anreianno, Head of Public Affairs Grab Indonesia mengatakan penipuan seperti ini merupakan tantangan industri yang tidak bisa dihindari.
"Semua pihak dirugikan dengan adanya fraud ini. Saat ini kepercayaan masyarakat kepada industri ride hailing dipertaruhkan pada bagaimana perusahaan meningkatkan fitur keamanan yang andal dan inovatif di dalam sistemnya," ujarnya.
Sebagai inisiatif untuk memerangi opik ini, Grab terus memperkuat program "Grab Lawan Opik" dengan kepolisian.
Dalam program tersebut, Grab telah berhasil menangkap sindikat dan mitra pengemudi yang telah terbukti melakukan kecurangan di beberapa kota, seperti Jakarta, Makassar, Semarang, Surabaya, dan Medan. Dengan beragam usaha yang telah dilakukan, tindakan fraud di Grab bisa ditekan di bawah 1 persen hingga akhir 2018 lalu.
"Kami telah berhasil menurunkan tingkat kecurangan secara signifkan dari paltform kami di Indonesia pada semester terakhir 2018 hingga di bawah 1 persen. Kami terus melakukan penyemurnaan agar segala bentuk kecurangan terhadap sistem dapat dieliminasi," papar Tri.
Selain itu Grab sudah menerapkan fitur 'Anti-Tuyul'. Fitur yang diluncurkan pada akhir tahun lalu itu memungkinkan Grab memblokir mitra pengemudi yang memiliki aplikasi fake GPS atau yang lebih dikenal 'Tuyul'.
Untuk mendapatkan kembali akses terhadap akunnya, mitra pengemudi harus menghapus seluruh apliksi fake GPS yang dimilikinya. Sementara untuk layanan GrabCar, ada pula fitur 'driver selfie authentication'.
Melalui fitur otentikasi selfie ini, mitra selfie dirinya dan mengunggahnya sebelum memulai atau meneruskan perjalanan. Cara ini dilakukan untuk memastikan hanya pengemudi terverifikasi yang memakai akun.
Sumber: Liputan6.comReporter: Jeko I.R.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi berhasil meringkus pelaku di area Cempaka Putih, Jakarta Pusat.
Baca SelengkapnyaKorban mengaku memesan Grab Car saat hendak pulang ke rumah.
Baca SelengkapnyaSeorang driver ojol berhasil menyelamatkan penumpangnya yang diduga tengah berada di sarang penipu.
Baca SelengkapnyaGrab Indonesia berjanji bakal melakukan langkah-langkah koreksi internal berupa peningkatan, perubahan dan perbaikan layanan konsumen
Baca SelengkapnyaTelah menunggu 1 jam di pingir jalan, namun pemesan tak kunjung datang.
Baca SelengkapnyaPelaku ditangkap di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur (Jatim) saat bersembunyi di rumah pamannya.
Baca SelengkapnyaSeorang driver ojol di Surabaya, Jawa Timur harus menjadi korban oknum tak bertanggung jawab. Ia tertipu oleh orderan fiktif dalam jumlah cukup besar.
Baca SelengkapnyaBerikut momen seorang wanita pesan ojek online tapi bawa motor sendiri.
Baca SelengkapnyaApabila platform pinjol melakukan hal tersebut maka akan diambil tindakan tegas terkait dengan pelanggaran SOP penagihan.
Baca Selengkapnya