Hacker Indonesia mencak-mencak, hacker Australia adem ayem
Merdeka.com - Kegeraman hacker Indonesia terhadap aksi pemerintah Australia ternyata bertepuk sebelah tangan. Hingga kini, belum ada aksi balasan hacker Australia terhadap hacker Indonesia.
Menurut pantauan merdeka.com (4/11), pada pukul 9:51 WIB sendiri hacker Indonesia memang berhasil melumpuhkan setidaknya 265 situs asal negeri Kangguru tersebut. Angka ini pun tercatat terus bertambah mengingat hacker Indonesia tak terima kedaulatan negaranya diobok-obok pemerintah Australia.
Namun begitu, meski mampu meruntuhkan banyak situs asal Australia, hacker Indonesia sepertinya belum mampu menarik perhatian serius di negeri yang sekaligus jadi nama benua tersebut.
-
Kapan hacker China menyerang? Menurut laporan, hacker asal China sedang melancarkan serangan terhadap jaringan telekomunikasi di Amerika Serikat, dengan fokus pada ponsel calon presiden dari Partai Republik, Donald Trump, serta Senator JD Vance.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Gimana cara Australia lawan tekanan suporter Indonesia? Timnas Australia tentunya perlu mempersiapkan diri dengan lebih baik untuk menghadapi tekanan yang signifikan dari para pendukung tuan rumah.
-
Bagaimana Timnas Indonesia menahan serangan Australia? Keberhasilan Indonesia dalam laga ini tidak terlepas dari kuatnya pertahanan yang mereka tunjukkan. Benteng pertahanan Skuad Garuda mampu menahan berbagai serangan dari pemain Socceroos.
-
Bagaimana hacker menyerang? Mereka menggunakan aktor-aktor yang berpura-pura menjadi diplomat Barat dan pejabat Ukraina untuk mengakses akun, memahami kebijakan luar negeri Barat terhadap Ukraina, serta merencanakan serangan terhadap organisasi pemerintah Ukraina dan sektor-sektor penting di NATO.
Media besar Australia belum begitu tertarik melansir berita seputar serangan ini. Sehingga, gegap gempita adanya serangan masif dari Indonesia di sana pun tak terasa.
Hal ini pun membuat hacker Australia sepertinya tak bergerak sama sekali. Hingga berita ini dimuat, belum ada laporan bahwa hacker Australia mencoba menyerang balik hacker Indonesia.
Namun begitu, potensi penyerangan hacker dari Indonesia ke ratusan situs Australia diprediksi bisa memicu cyber war. Pengamat telematika Heru Sutadi mengatakan kewaspadaan bahwa yang melakukan bukan hacker Indonesia atau hanya peretas dari Indonesia saja, karena jika dilihat bahwa hacker yang menggunakan akun @AnonNewsIndo juga memberikan control panel dengan alamat login di https://202.6.141.215:2083. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Maraknya aksi peretasan dipicu belum maksimalnya penerapan hukum khususnya UU ITE.
Baca SelengkapnyaJapan Aerospace Exploration Agency (JAXA) tak mengetahui penyusupan hacker ini ke sistemnya.
Baca SelengkapnyaPolri tidak menyerah begitu saja dengan kasus peretasan PDN.
Baca SelengkapnyaMenurut Yudistira, tidak mungkin mengganti server dalam waktu singkat dan memindahkannya ke negara lain.
Baca SelengkapnyaTak cuma soal dampak perang Hamas-Israel yang baru pecah, dampak perang Rusia-Ukraina pun disebut tak berdampak banyak pada Indonesia.
Baca SelengkapnyaUntuk pemberantasan konten judi online itu Kementerian Kominfo secara siaga menggunakan mesin kecerdasan buatan untuk menekan peredaran konten-konten tersebut.
Baca SelengkapnyaKepala BNPT ungkap terjadi perubahan tren pola serangan terorisme di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaTerkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.
Baca SelengkapnyaData milik Universitas Indonesia (UI) diduga diretas. Data tersebut diduga dijual di forum hacker BreachForums.
Baca Selengkapnya