Hacker manfaatkan jejaring sosial untuk tutupi kejahatannya
Merdeka.com - Sebuah riset terbaru telah menemukan fakta bahwa para pelaku kejahatan cyber telah menemukan cara baru agar kegiatan mereka tidak dapat dilacak. caranya adalah memanfaatkan jejaring sosial.
Seperti yang dilansir oleh Mashable (23/4), menurut laporan dari FireEye, didapatkan fakta baru bahwa kini para pelaku kriminal cyber mulai memanfaatkan berbagai jaringan social media seperti Facebook, Twitter, hingga Baidu. Hal ini dilakukan agar aktivitas mereka lebih sulit dilacak jika nantinya ketahuan.
"Hal ini merupakan teknik pengalihan. Ini merupakan cara untuk menghindari deteksi, mencoba terlihat se normal mungkin," kata Rob Rachwald, peneliti dari FireEye.
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Bagaimana cara hacker mengutak-atik pelaporan? Daripada mencoba mengubah jumlah suara yang sebenarnya, peretas juga dapat menargetkan mereka yang melaporkan total suara pada malam pemilu—dengan mencoba memanipulasi hasil di situs web Menteri Luar Negeri. Serangan semacam itu, jika dilakukan secara halus, dapat melemahkan kepercayaan terhadap hasil akhir.
-
Data apa yang diserang hacker? Kasus serangan hacker terhadap Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 membuka fakta lemahnya proteksi sistem di Indonesia.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Aplikasi malware apa yang mencuri data pengguna? Dikenal sebagai aplikasi SpyLoan, aplikasi bermasalah ini banyak ditemukan di Google Play Store — dan beberapa juga ditemukan di App Store Apple.
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
Yang mengejutkan lagi, ditemukan bahwa angka serangan cyber ini ternyata meningkat dari tahun ke tahun. Tercatat, sudah ada server berbeda di 185 negara yang menjadi sasaran serangan ini hanya pada 2012 saja.
Jika dipilah, serangan ini lebih banyak terjadi pada negara Asia dan Eropa. China, Korea, India, Jepang, dan Hong Kong merupakan korban terbanyak di Asia dengan laporan serangan 24 persen dari total seluruh serangan.
Sementara 22 persen sisanya terjadi di Russia, Poland, Romania, Ukraine, Kazakhstan, Latvia, dan beberapa negara di Eropa Timur. Untuk 44 persen lainnya terjadi di AS.
Adapun serangan yang mulai marak digunakan adalah dengan memanfaatkan malware Gh0st RAT (Remote Administration Tool). Lewat malware ini, pelaku bisa memata-matai seluruh kegiatan pengguna mulai dari input keyboard hingga merekam pergerakan layar.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data BPJS Ketenagakerjaan diduga diretas dan diumumkan di forum internet.
Baca SelengkapnyaSerangan hacker Indonesia ke situs-situs pemerintahan Israel sedang jadi perbincangan.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaKisah Para Red Hat, Para pemburu Hacker, Ada yang Mampu Membobol Situs Intelijen Mossad Israel
Baca SelengkapnyaPenipu menggunakan wajah seseorang yang dikenal oleh korban .
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaKasus perselingkuhan antara pilot dan pramugari viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaIndonesia kembali dihebohkan kabar kebobolan 204 juta Data Pemilih Tetap (DTP) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Baca SelengkapnyaMenkominfo Buka Suara soal Kebocoran Pemilih KPU: Sekarang Data Mahal Harganya
Baca SelengkapnyaMudah bagi hacker meretas kamera ponsel atau laptop dan merekam aktivitas penggunanya secara diam-diam.
Baca SelengkapnyaDaftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaMenurut laporan Kaspersky, hacker mulai menyerang permainan game anak muda.
Baca Selengkapnya