Hashtag media sosial lebih cepat pengaruhi opini publik
Merdeka.com - Kamis 14 Januari kemarin merupakan peristiwa yang menyedihkan untuk bangsa ini. Betapa tidak, menjelang siang hari, warga Jakarta khususnya yang berada di kawasan Sarinah, dikejutkan dengan ledakan bom dan disambut rentetan peluru. Banyak korban yang berjatuhan. Peristiwa itu pun langsung menjadi trending topik di berbagai media nasional maupun mancanegara. Tak ketinggalan di media sosial pun ramai.
Hashtag-hashtag di jejaring media sosial pun bermunculan, misalnya #prayforjakarta. Di satu sisi makna netizen menggunakan hashtag tersebut sebagai bentuk ungkapan keprihatinan atas peristiwa yang sedang terjadi. Namun di sisi lain, hal itu bisa menggiring opini publik yang negatif dan berimbas ke citra sebuah negara.
"Ini tentu sangat berpengaruh dalam penggiringan opini," ujar Ketua Umum Ikatan Sarjana Ilmu Komunikasi Indonesia (ISKI), Yuliandre Darwis kepada Merdeka.com, Jumat (15/1).
-
Kenapa netizen terbawa perasaan? Selain itu, saat Ibel dan Harris Vriza bersanding, banyak netizen yang terlihat terbawa perasaan hingga tersenyum-senyum sendiri. Mereka berharap agar Ibel dan Harris sungguh-sungguh menjadi pasangan hidup.
-
Bagaimana reaksi netizen? Postingan ini bikin kehebohan di kalangan netizen, terutama di antara para penggemar dan rekan artis.
-
Apa reaksi netizen? Melihat sikap Ayu, netizen merasa iba. Banyak yang juga memuji kekuatan hatinya. 'Hebat kamu tuh,' puji seorang netizen di kolom komentar foto Ayu di Instagram. 'Udah diterpa angin kencang masih bisa ketawa dan menjawab pertanyaan wartawan dengan elegan,' lanjutnya.
-
Kenapa netizen sedih? Saat ini, netizen merasa sangat sedih karena merasa ikut kehilangan ayah Kamari dalam postingannya.
-
Apa yang membuat netizen terkejut? Berhasil Bikin Netizen Terkejut Roby membagikan kebahagiaannya melalui unggahan di akun Instagram pribadinya. Banyak yang terkejut namun ikut bersukacita saat mengetahui berita tersebut.
Menurutnya, sekarang ini media sosial menjadi sebuah ukuran kekuatan branding. Bahkan, media sosial merupakan media yang paling kuat dari seluruh media.
"Nah, hashtag adalah salah satu kekuatan isu yang mau diangkat. Kalau hashtag ini didukung orang banyak, maka isunya trending topik," ungkapnya.
Dia pun kemudian menyinggung penggunaan hashtag tak akan secara langsung menggoyang perekonomian sebuah negara. Namun jika membawa opini negatif, melemahnya ekonomi bisa saja terjadi.
"Kalau perekonomian negara? Tidak ada teori tentang itu. Tetapi membawa opini dalam pelemahan ekonomi, itu bisa terjadi, bahkan pelumpuhan. Kasus Mesir, 25 januari 2011 ketika orang menurunkan Husni Mubarak adalah kekuatan media sosial," tuturnya.
Oleh sebab itu, kata Dia, netizen juga harus memahami bahwa setiap isu yang diangkat harus positif. Sehingga akan berdampak juga terhadap opini publik yang positif.
"Persis seperti media," tukasnya.
(mdk/lar)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Data tahun 2023, pengguna media sosial di Indonesia sudah mencapai 167 juta orang.
Baca Selengkapnya