Hati-Hati, Ini 6 Versi WhatsApp yang Rentan Diretas
Merdeka.com - Belakngan ini pengguna WhatsApp dihebohkan dengan penemuan celah di mana spyware dan malware bisa menembus aplikasi. Korban pun telah berjatuhan.
Menurut laporan dari Financial Times, spyware yang disebut Pegagus tersebut berasal dari kelompok NSO rahasia milik Israel dan menyusup tanpa jejak.
Ketika sudah terpasang, spyware Pegasus secara otomatis menyalakan kamera dan mic smartphone, melakukan scanning email dan pesan serta mengambil data pribadi penggunanya.
-
Apa modus penipuan akun WhatsApp ? Dalam tangkapan layar yang beredar, akun tersebut mencatut nama serta foto profil Ridwan Kamil, dengan nomor +62 889-7553-8003.
-
Apa saja dampak dari penipuan WhatsApp? 'Phising ini di mana kita akan dikirimkan sebuah informasi yang sifatnya urgent, biasanya mengaku dari pihak bank yang meminta konfirmasi pilihan biaya transaksi, di mana di dalam wa tersebut akan ada link ke sebuah website yang kita harus isi data diri kita termasuk data perbankan dan lainnya,' ungkap dia kepada Merdeka.com, Kamis (31/8).
-
Apa saja serangan yang dilakukan hacker? 'Terkadang, hampir setengah dari serangan ini menargetkan negara-negara anggota NATO, dan lebih dari 40 persen ditujukan terhadap pemerintah atau organisasi sektor swasta yang terlibat dalam pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur penting,' jelas Tom Burt dari Microsoft.
-
Gimana cara penipu WhatsApp? Umumnya, oknum penipu akan mengirimkan beberapa bentuk file yang harus Anda waspadai.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Bagaimana modus penipuan WhatsApp bekerja? 'Setelah itu kita akan ditawarkan untuk seolah-olah membeli kumpulan tugas lain yg lebih besar pembayarannya dan ternyata pada saat tugas akan selesai, kita tidak bisa menyelesaikan dengan berbagai alasan dan kita akan diminta lagi untuk melakukan topup supaya misi bisa terselesaikan. Padahal bisa saja setelah beberapa kali menerima topup dari kita mereka langsung menghilang dan mengganti nomor,' jelas Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC)
Munculnya hal tersebut membuat WhatsApp 'koar-koar' ke penggunanya agar segera meng-update versi aplikasi ke yang terbaru.
Dilansir dari The Verge via Tekno Liputan.com, Rabu (15/5/2019), ada enam versi WhatsApp yang rentan dibobol, di antaranya:
Overflow Buffer di WhatsApp Rentan Bobol
Menurut penasehat keamanan Facebook, kerentanan overflow buffer di WhatsApp memungkinkan eksekusi kode jarak jauh melalui serangkaian paket SRTCP yang dibuat khusus dan dikirim ke nomor telepon target.
Overflow buffer sendiri terjadi ketika attacker (penyerang) memberikan input yang berlebihan pada program yang di jalankan, sehingga program mengalami kelebihan muatan dan memori tidak dapat mengalokasikannya.
Ini memberikan kesempatan kepada attacker untuk menindih data pada program dan men-takeover kontrol program yang dieksekusi attacker.
Menurut penasehat keamanan Facebook, kerentanan overflow buffer di WhatsApp memungkinkan eksekusi kode jarak jauh melalui serangkaian paket SRTCP yang dibuat khusus dan dikirim ke nomor telepon target.
Overflow buffer sendiri terjadi ketika attacker (penyerang) memberikan input yang berlebihan pada program yang di jalankan, sehingga program mengalami kelebihan muatan dan memori tidak dapat mengalokasikannya.
Ini memberikan kesempatan kepada attacker untuk menindih data pada program dan men-takeover kontrol program yang dieksekusi attacker.
Sebelumnya, celah keamanan ini ditemukan awal Mei lalu dan menyerang seorang pengacara di Inggris. Sempat disebutkan kalau attacker ini berasal dari perusahaan swasta yang bekerja sama dengan pemerintah.
NSO sendiri menyatakan kalau Pegasus dijual ke pemerintah dan penegak hukum untuk memerangi terorisme dan kejahatan kriminal. Namun tetap saja, perusahaan dan organisasi lain tetap bisa menggunakannya.
Peneliti menyebut bahwa Pegagus telah merambah di 45 negara untuk membantu membebaskan penganiayaan terhadap para pembangkang, jurnalis dan warga negara sipil tak berdosa lainnya.
Sumber: Tekno Liputan6.comReporter: Athika Rahma
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penipu biasanya akan meminta informasi pribadi atau transfer dana dengan dalih verifikasi
Baca Selengkapnyaviral unggahan video yang mengimbau pengguna Whatsapp untuk tidak menekan tombol block.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar smartphone yang tidak dapat mengakses WhatsApp pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDeretan HP Android ini sudah tidak bisa lagi menggunakan WhatsApp mulai Oktober mendatang
Baca SelengkapnyaBerikut adalah HP-HP yang dipastikan tidak bisa lagi memakai WhatsApp.
Baca SelengkapnyaPenipuan WA kini makin menyeramkan. Berikut deretannya.
Baca SelengkapnyaPastikan Anda tidak mengirimkan data pribadi dengan sembarangan, karena ini bisa dipergunakan untuk membobol rekening Anda.
Baca SelengkapnyaJangan asal klik jika terima pesan WhatsApp berupa file dari orang yang tidak dikenal
Baca SelengkapnyaDANA melalui akun Instagram, membagikan tips agar tidak tertipu link DANA Kaget palsu
Baca SelengkapnyaPenipuan dengan modus File APK masih terus mengintai masyarakat Indonesia. Masyarakat diminta waspada saat menerima pesan WhatsApp atau SMS dari orang lain.
Baca SelengkapnyaWhatsApp selalu berusaha untuk meningkatkan keamanan bagi para penggunanya.
Baca SelengkapnyaJika Anda menerima pesan yang mencurigakan lebih baik jangan diklik
Baca Selengkapnya