Hoaks Covid-19 Paling Banyak Beredar di Facebook
Merdeka.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate menyebutkan, hoaks terkait Covid-19 terbanyak menyebar melalui platform Facebook. Berdasarkan data Kemkominfo yang dipaparkan Johnny, sepanjang periode 23 Januari hingga 6 April 2020, ada 1.096 hoaks terkait dengan virus corona baru dan penyakit Covid-19.
Dari jumlah itu, 759 hoaks menyebar lewat platform Facebook, 10 hoaks dan disinformasi menyebar melalui Instagram, 321 hoaks tersebar di Twitter, dan 6 hoaks menyebar di YouTube.
Berdasarkan data tersebut, Kemkominfo mengajukan permintaan take down kepada Facebook, Twitter, dan Google sebagai pengelola platform terkait. Kini, 303 dari 759 hoaks ditindaklanjuti Facebook, 3 dari 10 hoaks ditindaklanjuti Instagram, dan 53 dari 321 hoaks sudah di-take down oleh Twitter.
-
Siapa yang menyebarkan hoaks ini? 'Berita yang menyebar itu adalah hoaks yang sengaja dihembuskan oleh OPM dan simpatisannya. Justru saat ini aparat TNI dari Yonif 527 membantu melaksanakan pengamanan RSUD Madi Paniai karena adanya pengaduan dari masyarakat bahwa gerombolan OPM akan membakar RSUD tersebut,' katanya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (26/5).
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
-
Siapa yang membuat berita hoaks? Menurut NewsGuard, situs-situs ini mengklaim diri mereka sebagai sumber berita lokal yang independen, namun tidak mengungkapkan afiliasi partisan atau asing mereka.
-
Apa berita hoaks yang menyebar di Amerika Serikat? Situs-situs berita hoaks atau 'berita palsu' lebih banyak daripada surat kabar harian di seluruh Amerika Serikat.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
-
Apa isi hoaks tentang Kominfo? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Sisanya, kata Johnny masih dalam proses penindaklanjutan. Sementara untuk platform YouTube, belum ada konten hoaks yang di-take down.
"Di YouTube ada 6 isu hoaks, (Kemkominfo) mengajukan 6 (untuk take down), namun beluma da yang dilakukan, jadi ada 6 isu hoaks di YouTube yang masih perlu diproses lebih lanjut," tutur Johnny saat rapat dengar pendapat virtual bersama DPR RI Komisi I, Selasa (7/4).
Menteri yang juga politisi Partai Nasdem ini mengungkap, pihaknya sudah bertemu dengan pimpinan platform dan mengingatkan kepada mereka untuk tidak berkompromi pada konten hoaks.
Platform Diminta Sungguh-sungguh
"Kami bertemu dan mengingatkan platform digital untuk tidak memberi kompromi dan bersungguh-sungguh, karena proses take down di Indonesia bagian dari upaya memutus rantai penyebaran hoaks Covid-19," kata Johnny.
Johnny juga mengemukakan, dalam pertemuan dengan penyedia platform, ada kesepakatan bahwa kantor platform digital yang beroperasi di Indonesia akan meneruskan permintaan pemerintah ke kantor pusat.
"Kami akan melakukan pengawalan agar proses take down bisa dilakukan dengan segera," tutur dia.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustin Setyo Wardani (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Daftar platform ini paling banyak sebar hoaks terlebih jelang pemilu.
Baca SelengkapnyaYouTube menjadi tempat penyebaran hoaks terbanyak dengan presentase 44,6 persen.
Baca SelengkapnyaPenyebaran hoaks Pemilu ditemukan paling tinggi di Facebook.
Baca SelengkapnyaBerita hoaks didominasi oleh isu kesehatan, pemerintahan, penipuan dan politik di luar pada isu-isu lain
Baca SelengkapnyaDi sisi lain, dia mengakui bahwa temuan hoaks Mafindo jumlahnya lebih sedikit dari banyaknya hoaks yang tersebar.
Baca SelengkapnyaIsu hoaks di sektor kesehatan ternyata masih marak. Hal ini terbukti dari patroli Kominfo selama 2023.
Baca SelengkapnyaSisa berita hoaks lainnya tidak diturunkan, melainkan hanya diberikan stempel hoaks karena dianggap tidak terlalu berbahaya.
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaDisinformasi yang bersumber dari platform media sosial merembes ke forum-forum personal seperti whatsapp group.
Baca SelengkapnyaPengumpulan data primer dengan pendekatan analisis wacana melalui analisis data kuantitatif media monitoring Humas BKPK dan NoLimit.
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca SelengkapnyaBahkan Menkominfo menyebut situasi ruang digital lebih baik dibandingkan pada 2019.
Baca Selengkapnya