Huawei: AS Tak Bisa Hancurkan Kami!
Merdeka.com - Huawei adalah vendor smartphone yang terkenal 'dibenci' oleh Amerika Serikat.
Pasalnya, bersama dengan ZTE, keduanya dianggap mata-mata pemerintah China di negeri Paman Sam.
Namun akhirnya, sang pendiri Huawei angkat bicara. Ren Zhengfei, orang di balik keberadaan Huawei, menyebut bahwa Huawei tak membutuhkan Amerika Serikat untuk bertahan.
-
Mengapa Huawei genjot kolaborasi? Sebuah bisnis raksasa tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik tanpa adanya kolaborasi. Hal inilah yang terus dipegang teguh Huawei dalam mengelola bisnisnya sebagai perusahaan teknologi multinasional.
-
Siapa yang diajak Huawei berkolaborasi? Selaras dengan komitmen global Huawei, kami mengundang dan melibatkan para mitra dan pemangku kepentingan untuk bersama-sama meletakkan pondasi yang kokoh untuk penguatan ekonomi digital,' katanya.
-
Bagaimana Huawei berkolaborasi di Indonesia? Selama lebih dari 23 tahun beroperasi di Indonesia, Huawei telah membangun dengan berbagai pemangku kepentingan, demi mendukung kesuksesan transformasi digital dan tercapainya Visi Indonesia Emas 2045.
-
Kenapa AS khawatir dengan dominasi teknologi China? “Penelitian kami mengungkapkan bahwa China telah membangun fondasi untuk memposisikan dirinya sebagai negara adidaya sains dan teknologi terdepan di dunia.
-
Kenapa AS melarang investasi teknologi di China? AS mengatakan tindakan tersebut akan ditargetkan secara sempit. Namun, hal ini akan semakin memperburuk hubungan ekonomi antara dua negara dengan perekonomian terbesar di dunia.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
Zhengfei berbicara kepada BBC dalam sebuah wawancara, dan ini menandai kali pertama ia muncul setelah penangkapan putrinya yang juga CFO Huawei, Wanzhou Meng di Kanada beberapa waktu yang lalu.
Huawei sendiri memang sedang di bawah tekanan besar dari Negeri Paman Sam karena beberapa negara seperti Australia, Inggris, dan Selandia Baru berhasil diyakinkan untuk tidak menggunakan peralatan 5G besutan Huawei.
"Tidak mungkin AS bisa menghancurkan kami," ungkap Zhengfei kepada pewarta BBC. "Dunia membutuhkan kami karena kami lebih maju. Bahkan jika mereka (AS) membujuk lebih banyak negara untuk tidak menggunakan kami, kami selalu dapat bermain di skala kecil," lanjutnya.
Inggris adalah negara yang akan membuat keputusan apakah tetap menggunakan Huawei atau tidak, dan keputusan ini akan naik pada bulan Maret atau April mendatang. Namun National Cyber Security Center Inggris telah memastikan telah menemukan cara untuk "membatasi risiko" dari teknologi Huawei yang dianggap dapat memata-matai.
Selebihnya, terlepas dari larangan di beberapa negara, Huawei akan terus berinvestasi di negara-negara tersebut seperti Inggris, dan meningkatkan fokus di sana pula.
"Kami masih percaya pada Inggris, dan kami berharap Inggris akan semakin mempercayai kami," ungkap Zhengfei.
"Kami akan berinvestasi lebih banyak di Inggris. Karena jika AS tak mempercayai kami, maka kami akan mengalihkan investasi kami dari AS ke Inggris dengan skala yang lebih besar," tukasnya.
Soal penangkapan putrinya, Zhengfei sendiri keberatan dengan tindakan AS. Ia menyebut AS memiliki "motivasi politik" di balik penyergapan tersebut.
"AS gemar memberi sanksi kepada orang lain. Setiap kali ada masalah, mereka akan menggunakan metode agresif seperti itu," ungkap sang Founder.
"Kami keberatan denga ini. Namun sekarang setelah kami menempuh jalur hukum, kami akan membiarkan pengadilan yang menyelesaikannya," tutup Zhengfei.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tindakan Huawei ini membuat parlemen AS berang. Bahkan sampai serukan boikot.
Baca SelengkapnyaFakta membuktikan sanksi AS terhadap perusahaan China tak selalu berjalan mulus.
Baca SelengkapnyaIda Fauziyah menjelaskan bentuk kepedulian terlihat dari salah satu Corporate Social Responsibility (CSR) Huawei.
Baca SelengkapnyaKolaborasi yang dibangun Huawei selama ini diharapkan mempermudah terwujudnya Indonesia emas pada 2045.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat dilaporkan telah melarang Samsung untuk mengirimkan stok chipset 7nm atau yang lebih kecil kepada perusahaan-perusahaan asal Tiongkok.
Baca SelengkapnyaHuawei mengklaim telah berpengalaman dalam infrastruktur 5G.
Baca SelengkapnyaPembatasan yang dilakukan pemerintah China memang belum diumumkan secara resmi, namun sudah menimbulkan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaDemi literasi dan keamanan siber, TNI AU gandeng BSSN dan Huawei.
Baca SelengkapnyaMenurut Syaugi, komunikasi antar partai menjadi kewenangan partai politik (parpol) Koalisi Perubahan (NasDem, PKS, dan PKB).
Baca SelengkapnyaTerkait masalah Laut China Selatan, pihak pemerintah China membantah pernyataan Kemenhan AS.
Baca SelengkapnyaPenandatangan kerja sama yang dilakukan pada ajang Mobile World Congress 2024.
Baca SelengkapnyaSebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca Selengkapnya