Huawei Mate X dan Risiko Membeli Smartphone Lipat di 2019
Merdeka.com - Huawei Mate X, seperti perangkat yang rilis sebelumnya yakni Samsung Galaxy Fold, adalah perangkat yang revolusioner. Bagaimana tidak, keduanya berhasil mengaplikasikan layar fleksibel yang dapat dilipat di sebuah perangkat yang juga dilengkapi engsel hingga bisa terlipat sempurna.
Masyarakat pecinta gadget pun sebenarnya menunggu saat-saat ini untuk datang. Ketika teknologi ini menjadi perangkat mainstream di industri mobile, tentu gadget semacam ini akan jadi perangkat yang disukai karena kepraktisan dan fungsinya.
Namun ada beberapa alasan yang membuat seharusnya kita tidak terlalu gegabah untuk memiliki smartphone lipat di 2019 ini. Ada beberapa alasan menarik yang mungkin akan membuat Anda berpikir dua kali untuk menghabiskan puluhan juta untuk membawa pulang perangkat ini.
-
Apa itu Huawei Mate XT? Huawei mengejutkan banyak orang dengan peluncuran Huawei Mate XT, ponsel lipat tiga pertama di dunia.
-
Dimana Huawei Mate XT dijual? Saat ini, Huawei kemungkinan besar hanya akan merilis Mate XT Ultimate untuk pasar China, sehingga belum ada kepastian apakah perangkat ini akan tersedia di pasar global.
-
Kapan Huawei Mate XT diluncurkan? Setelah diluncurkan di China pada 11 September 2024, Huawei bersiap untuk memperkenalkan ponsel terbarunya ini ke pasar internasional pada kuartal pertama tahun 2025.
-
Bagaimana Huawei Mate XT dilipat? Mate XT hadir dengan layar fleksibel LTPO OLED berukuran 10,2 inci yang dapat dilipat menjadi dua ukuran, yaitu 7,9 inci dan 6,4 inci.
-
Mengapa Huawei Mate XT punya 3 layar? Menggunakan sistem engsel Tiangong, HP dengan layar lipat tiga ini dirancang untuk tahan lama dalam penggunaan jangka panjang, dengan berbagai mode layar yang dioptimalkan untuk multitasking, browsing, dan produktivitas.
-
Kenapa handphone mewah harganya mahal? Banyak dari masyarakat kini lebih memilih untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan melalui ponsel pintar yang mereka miliki. Dalam hal ini, ponsel telah menjadi alat utama yang memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
Dilansir dari Phone Arena, berikut beberapa risiko untuk membawa pulang smartphone lipat di 2019 ini.
Smartphone Lipat Masih Jadi Perangkat 'Percobaan'
Samsung sudah sejak lama memberi bocoran kalau vendor asal Korsel tersebut akan merilis smartphone lipat. Huawei sejak tengah tahun lalu juga sudah memberi sinyal akan merilis perangkat serupa.
Alasan keduanya untuk menjadi pionir teknologi perangkat lipat tentu adalah soal citra perusahaan yang terdepan di bidang teknologi mobile. Pada kenyataannya, meskipun kepraktisan dan juga fungsionalitas dari perangkat lipat ini memang luar biasa, perangkat ini belum memasuki fase di mana orang akan sangat dibutuhkan oleh masyarakat secara luas.
Jadi bisa dibilang perangkat ini masih merupakan perangkat percobaan. Mencoba untuk mengaplikasikan konsep lipat ke konsep elektronika mobile konvensional, dan mencoba meraba pasar apakah ada yang menginginkan dan membutuhkannya atau tidak. Dari percobaan ini, tentu Samsung dan Huawei akan mencatat memo dan memperbaiki deretan kekurangan untuk diaplikasikan di generasi smartphone lipat mereka selanjutnya.
Belum lagi menyebut soal kekurangan keduanya. Kebetulan, kekurangan kedua smartphone lipat ini yang paling terlihat adalah kusutnya layar fleksibel keduanya ketika terbuka. Hal ini merujuk pada sektor layar lipat yang merupakan hal yang benar-benar baru di industri ini. Ditakutkan juga, bagian engsel juga akan jadi sektor problematik di masa depan.
Harga Masih Mahal
Harga Samsung Fold dan Huawei Mate X masih cukup mengerikan. Samsung Fold dibanderol dengan kurs Rupiah mencapai 27,8 juta, sementara Huawei Mate X lebih mahal lagi yakni Rp 36,5 juta.
Memang wajar untuk generasi pertama sebuah smartphone revolusioner mengusung harga yang mahal. Proses riset dan pengembangan yang lama, deretan teknologinya seperti layar, engsel, dan juga arsitektur komputasional internal adalah hal yang relatif baru dikembangkan, serta diferensiasi dengan produk lain, membuat mau tak mau harga mahal harus dipasang.
Namun dalam beberapa tahun mendatang, pabrikan akan mulai beradaptasi dan terbiasa dengan teknologi rumitnya, dan produksi masal akan makin lazim dilakukan. Terlebih lagi terdapat persaingan yang masuk dan harga kompetitif tak akan bisa terelakkan.
Bukan tidak mungkin, harga dari smartphone lipat di masa depan bisa setara atau sekedar sedikit lebih mahal ketimbang flagship reguler.
Biaya Servis Jika Rusak
Di generasi pertama smartphone lipat ini, kita tentu tak tahu betapa kuatnya deretan perangkat yang canggih ini. Belum ada cerita seseorang menjatuhkannya lalu merusak engselnya.
Belum juga ada orang yang bermasalah dengan layar lipat, baterai yang terbagi di dua bodi, dan juga risiko kerusakan yang makin bertambah seiring tersematnya makin banyak teknologi.
Belum lagi jika harus mengganti layar dengan panel OLED yang bentangnya 7 inci. Tentu ini akan sangat mahal harganya.
Bug di Software
Bug software dari smartphone lipat diprediksi akan membanjiri perangkat ini ke depannya. Samsung sendiri mengakui sebelumnya kalau mereka mencurahkan usaha ekstra hanya untuk sekedar mendapatkan transisi halus antar aplikasi ketika smartphone dibuka tutup.
Ketika masa pembaharuan tiba tentu nantinya akan ada satu dan lain hal yang akan menjadi gangguan di smartphone lipat ini. Jangankan di smartphone yang memiliki banyak komponen ini, di smartphone biasa yang hanya memiliki satu layar, masalah kerap terjadi. Hanya saja di smartphone lipat, risiko gangguan ini meningkat prosentasenya.
Generasi Pertama Kerap Ditinggalkan Vendornya
Tahukah Anda beberapa model pertama dari sebuah perangkat kerap ditinggalkan dengan cepat? Hal ini terjadi di beberapa perangkat salah satunya iPad generasi pertama yang hanya didukung Apple selama dua tahun saja, padahal generasi keduanya hipup hingga 5 tahun. iPhone X juga berhenti produksi setelah iPhone XS rilis.
Hal ini terjadi karena beberapa alasan yang sebenarnya mirip dengan poin pertama, di mana perangkat ini masih dalam rangka percobaan. Ketika vendor berhasil mengembangkan versi yang lebih baik, generasi pertama akan segera ditinggalkan. (mdk/idc)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada pengujian kali ini, daya tahan menjadi perhatian utama, terlebih bagi ponsel layar lipat yang baru-baru ini banyak diluncurkan.
Baca SelengkapnyaHuawei Mate XT, ponsel lipat tiga layar, memiliki biaya penggantian layar hingga Rp 17 juta, membuat pengguna perlu waspada akan potensi kerusakan.
Baca SelengkapnyaHuawei mengemparkan dunia teknologi dengan memperkenalkan Mate XT, smartphone lipat tiga pertama di dunia.
Baca SelengkapnyaHuawei Mate XT, ponsel lipat tiga pertama di dunia, hadir dengan desain inovatif, pilihan warna, dan konfigurasi penyimpanan yang beragam.
Baca SelengkapnyaHuawei Mate XT, ponsel layar lipat tiga pertama di dunia, akan diluncurkan secara global. Apakah termasuk di Indonesia?
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar HP yang harganya bisa menyaingi iPhone dan Samsung.
Baca SelengkapnyaHP layar lipat milik Samsung ini begitu digandrungi pengguna. Ternyata segini harga buatnya.
Baca SelengkapnyaAda peningkatan selera orang Indonesia saat mau mengganti HP.
Baca SelengkapnyaJumlah pengiriman smartphone mengalami kenaikan, bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (Q3 2023), hingga 4 persen.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah spesifikasi dan harga MateBook terbaru Huawei.
Baca SelengkapnyaBerikut ini deretan HP Android bekas yang dicari-cari.
Baca SelengkapnyaKetika baru pertama kali dijual di Indonesia, harga iPhone 11 64 GB adalah Rp12.999.000,00.
Baca Selengkapnya