Hujan komet jadi awal kiamat bumi?
Merdeka.com - Tidak ada seorang manusia pun yang bisa memprediksi terjadinya kiamat di muka bumi, namun permulaan dari kehancuran bumi sudah berhasil diprediksi oleh ilmuwan. Semua akan berawal dari mendekatnya sebuah bintang ke bumi.
Ya, menurut Dr Coryn Bailer-Jones dari Institut Max Planck di Jerman, terdapat kemungkinan hingga 90 persen sebuah bintang bernama Hip 85605 akan berada di posisi terdekat dengan tata surya kita. Hal itulah yang akan memicu terjadinya kiamat di bumi.
Hip 85605 diperhitungkan akan melintas di sekitar planet Neptunus. Meskipun bintang tersebut berukuran lebih kecil dari matahari, tetapi gaya dorongnya mampu melontarkan triliunan komet yang ada di sekitar planet Neptunus.
-
Apa yang NASA katakan soal kemungkinan komet menghantam Bumi? 'NASA mengetahui tidak ada asteroid atau komet yang saat ini bertabrakan dengan Bumi, sehingga kemungkinan terjadinya tabrakan besar cukup kecil,' kata badan antariksa tersebut.
-
Apa itu hujan meteor? Hujan meteor adalah suatu fenomena alam luar angkasa yang terjadi ketika meteor jatuh terbang di angkasa. Jika Anda melihat bintang-bintang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, ini yang dinamakan dengan hujan meteor, atau yang sering disebut dengan bintang jatuh.
-
Hujan panas diyakini tanda apa? Beberapa masyarakat meyakini bahwa hujan panas merupakan tanda-tanda alam akan terjadinya bencana atau peristiwa penting yang akan datang.
-
Apa itu Cuaca Hujan? Cuaca hujan adalah kondisi cuaca di mana atmosfer memproduksi air dalam bentuk cair dan jatuh ke permukaan bumi.
-
Bagaimana hujan meteor terjadi? Hujan meteor pada dasarnya adalah puing-puing luar angkasa yang jatuh melalui atmosfer bumi, dan terbakar saat masuk ke atmosfer.
-
Apa penyebab Hujan Meteor Perseid? Hujan meteor Perseid adalah fenomena astronomis yang terjadi ketika Bumi melewati jejak debu komet Swift-Tuttle.
"Bintang yang akan melintas mendekati matahari kita dapat merusak kestabilan 'awan Oort' (lokasi berkumpulnya komet di luar orbit Neptunus) dan melontarkan komet-komet ke bagian dalam tata surya. Peluang hujan komet itu bertabrakan dengan bumi pun sangat besar," ujar Dr Bailer-Jones di laporannya, Daily Mail (18/12).
Walaupun terdapat kemungkinan kesalahan perhitungan tentang lintasan bintang Hip 85605, ternyata masih ada ancaman lain dari bintang kerdil 'GL 710' yang juga mempunyai peluang 90 persen mendekati tata surya.
Apabila salah satu dari bintang tersebut mendekati tata surya kita, jumlah rata-rata komet yang melintas di dekat bumi bisa meningkat pesat menjadi ratusan dalam sekejap. Ini tentu meningkatkan resiko tabrakan yang berujung pada berakhirnya kehidupan umat manusia.
Namun jangan terburu-buru khawatir dulu, sebab bintang Hip 85605 diperkirakan baru mendekati bumi dalam kurun waktu 240.000-470.000 tahun lagi. Sementara GL 710 baru akan sampai di dekat Neptunus 1,3 juta tahun lagi.
Pertanyaannya, apakah manusia masih sanggup bertahan hidup saat kedua bintang itu mendekati bumi? (mdk/bbo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hujan meteor 2023 akan terjadi pada 11 dan 12 Agustus.
Baca SelengkapnyaMeteor merupakan objek angkasa yang memasuki atmosfer bumi dan menghasilkan fenomena optik yang disebut sebagai bintang jatuh.
Baca SelengkapnyaFenomena hujan meteor Perseid akan mencapai puncaknya pada 12 dan 13 Agustus 2023.
Baca SelengkapnyaBenda langit yang mirip dengan meteor jatuh melintasi Pulau Jawa pada 14 September 2023.
Baca SelengkapnyaPlanet mirip Bumi ditemukan mengorbit bintang mati 4.000 tahun cahaya dari Bumi.
Baca SelengkapnyaAda ragam cara Bumi hancur menurut beberapa sumber.
Baca SelengkapnyaBadan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem berupa hujan disertai petir akan terjadi selama sepekan ke depan di Jabodetabek.
Baca SelengkapnyaIlmuwan memperingatkan kembali fenomena badai matahari yang akan terjadi.
Baca SelengkapnyaApa itu Hujan Meteor Geminid? ini penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaSalah satu komet yang terkenal akan kehadirannya adalah Komet Halley, yang terlihat setiap 76 tahun sekali.
Baca SelengkapnyaCahaya panjang itu bergerak dari selatan ke utara. Banyak warga bertanya-tanya, cahaya apa itu?
Baca SelengkapnyaHujan meteor Draconid berasal dari puing-puing komet. Induk dari hujan meteor Draconid bernama komet P/Giacobini-Zinner.
Baca Selengkapnya