Hutan Selandia Baru pernah dihuni kelelawar raksasa mirip manusia
Merdeka.com - Jenis kelelawar raksasa baru ditemukan di Selandia Baru. Namun, kali ini bukan kelelawar biasa, karena ukurannya sangat besar dan berjalan dengan dua kaki mirip manusia.
Tim paleontolog asal Universitas New South Wales Australia berhasil menemukan fosil kelelawar purba di Central Otago, kawasan yang terletak di kepulauan Selandia Baru bagian selatan. Daerah itu dulunya dikenal diklaim sebagai sebuah danau pra sejarah raksasa bernama danau 'Manuherikia' dan menjadi bagian sebuah hutan hujan.
Fosil yang ditemukan berupa beberapa bagian tulang dan gigi kelelawar purba. Ilmuwan memperkirakan ukuran kelelawar itu mencapai tiga kali kelelawar biasa dan berjalan dengan dua kaki. Oleh ilmuwan, spesies kelelawar purba itu diberi nama Mystacina miocenalis.
-
Dimana kelelawar berkepala palu ditemukan? Hewan tersebut menjadi istimewa karena keluarga 'Megabats' ini menjadi yang terbesar di benua Afrika.
-
Bagaimana cara kelelawar terbesar mencari makan? Kelelawar raksasa makan apa? Makanan utama makhluk herbivora dengan nama ilmiah Acerodon jubatus ini bergantung pada buah-buahan dan biasanya mencari makan apa pun saat senja mulai dari buah ara hingga daun ficus.
-
Dimana fosil kelelawar ditemukan? Fosil tengkorak kelelawar tiga dimensi berukuran kecil dengan kondisi sempurna ditemukan dalam gua batu kapur Vielase di Prancis.
-
Dimana spesies baru kelelawar ini ditemukan? Sejauh ini, spesies baru tersebut telah ditemukan di dua lokasi di bagian selatan Papua Nugini.
-
Siapa yang menemukan spesies baru kelelawar ini? Tim peneliti terdiri dari empat orang yaitu Andrew King, Harry Parnaby, Mark Eldridge, dan Steve Hamilton.
-
Bagaimana ilmuwan mempelajari ekolokasi kelelawar? Para peneliti menggunakan tengkorak yang terpelihara dengan baik dari kelelawar berusia 50 juta tahun untuk mengamati dan mengukur telinga bagian dalamnya. Hasil analisis dibandingkan dengan kelelawar modern, termasuk yang melakukan ekolokasi dan yang tidak.
Menariknya, kelelawar ini diklaim masih bersaudara dengan kelelawar Mystacina tuberculata yang saat ini hidup di hutan-hutan tua Selandia Baru.
Berdasarkan penelitian lanjutan, diketahui fosil itu berasal dari masa 16 juta tahun yang lalu. Oleh ilmuwan, hal itu dianggap sebagai awal kemunculan kelelawar Mystacina di negara tetangga Australia itu.
"Penemuan kami membuktikan bila kelelawar Mystacina sudah ada sejak 16 juta tahun lalu. Kelelawar purba itu juga menempati daerah serta memakan makanan yang sama seperti kelelawar modern," ungkap Profesor Suzanne Hand, Daily Mail (18/06).
Pertanyaannya, mengapa kini ukuran kelelawar Mystacina bisa mengecil?
Menurut Profesor Suzanne Hand, hal itu disebabkan oleh kebutuhan terbang dan pergerakan yang cepat. Dengan ukuran raksasa, tentu akan sulit bagi mereka untuk terbang di antara pepohonan, terlebih mereka lebih mengandalkan indera pendengaran ketimbang indera penglihatan.
Oleh sebab itu, ilmuwan menduga mereka terus berevolusi dan berakhir dengan ukuran relatif kecil seperti saat ini.
"Ukuran besar yang tidak biasa itu membuat mereka sedikit terbang dan lebih banyak berjalan di tanah untuk mendapatkan makanan. Otomatis mereka harus berhadapan dengan musuh yang berukuran besar," tambah Profesor Suzanne Hand.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari ekosistem darat hingga perairan, Selandia Baru menjadi rumah bagi spesies unik, menciptakan daya tarik luar biasa bagi penjelajah alam dan ilmuwan.
Baca SelengkapnyaMakhluk mistis dan misterius Bigfoot dikenal sebagai sosok legenda.
Baca SelengkapnyaSudah ada sejak puluhan juta tahun lalu, kini populasi burung Kasuari mengkhawatirkan.
Baca SelengkapnyaMeskipun dikaitkan dengan persepsi negatif, kelelawar buah, kelompok terbesar, memainkan peran kunci dalam ekologi global.
Baca SelengkapnyaFormasi Wonthaggi di tenggara Melbourne telah menjadi sumber yang kaya akan fosil berumur 120–128 juta tahun.
Baca SelengkapnyaKadal basilisk, reptil cantik dari hutan hujan sungai di Amerika Tengah/Selatan. Variasi warna unik membedakan spesies.
Baca SelengkapnyaHewan purba ini mempunyai ciri yang belum pernah ditemukan pada jenis dinosaurus sebelumnya, dengan kaki yang sangat panjang.
Baca SelengkapnyaMakhluk bersayap ini tertangkap jaring dan kemudian diteliti.
Baca SelengkapnyaHewan purba ini mirip kadal, tetapi secara kekerabatan lebih dekat ke buaya dan dinosaurus.
Baca SelengkapnyaPenemuan artefak di situs arkeologi Kanjera Selatan di Kenya, menjadi bukti nyata bahwa manusia purba bukan hanya berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaPenampakan monster laut di zaman dinosaurus yang ukurannya sebesar paus orca.
Baca SelengkapnyaUkuran tapak kaki raksasa ini membuat manusia terlihat seperti semut, menurut pakar.
Baca Selengkapnya