IBM kembangkan smartphone yang dapat meledak sendiri

Merdeka.com - IBM berhasil mendapatkan hak paten untuk membuat perangkat mobile dengan sensor khusus yang dapat meledak sendiri dalam waktu 5 detik.

Tentunya apabila Anda pernah menonton film Mission Impossible, maka pasti ingat ada satu scene yang memperlihatkan tokoh utama di film tersebut mendapatkan perintah untuk melakukan aksinya.

Setelah mendapatkan perintah tersebut via telepon, maka perangkat mobile yang dia gunakan meledak dengan sendirinya dalam hitungan beberapa detik. Ternyata hal tersebut tidak hanya berhenti di film atau dalam lingkup fiktif saja.

Karena, seperti dikutip dari Computer World (07/02), IBM telah mendapatkan hak paten serta telah mengembangkan satu perangkat mobile yang dibuat untuk digunakan oleh para tentara Amerika Serikat dengan kemampuan sama yaitu dapat meledak sendiri dalam hitungan detik.

Tujuan dibuatnya perangkat mobile dengan kemampuan seperti ini untuk menghindarkan pihak militer dari penyadapan yang dilakukan pihak musuh ketika mereka tertangkap atau terdesak.

DARPA (Defense Advanced Research Projects Agency), badan penelitian milik Amerika Serikat memberikan kontrak sebesar USD 3,4 juta untuk IBM agar dapat menyempurnakan teknologi yang disebut Vanishing Programmable Resources ni pada tanggal 31 Januari lalu.

Walaupun pihak DARPA atau juga IBM sendiri tidak mau berkomentar akan hal ini, namun di website resmi DARPA menjelaskan bahwa teknologi tersebut akan menggunakan frekuensi radio dalam upaya meledakkannya atau dapat dibilang sebagai pemicu ledakannya.

Menurut Dan Olds, seorang analisis dari The Gabriel Consulting Group menjelaskan, "Teknologi self-destruct atau peledakan sendiri secara otomatis sangat penting untuk dikembangkan dengan alasan untuk melindungi data penting agar tidak jatuh ke tangan musuh. Apabila musuh mendapatkan perangkat elektronik yang menyimpan data-data penting, mereka dapat mengurasnya dan dapat digunakan sebagai senjata penyerang balik, namun apabila perangkat dapat musnah sendiri, maka hal itu tidak perlu dikhawatirkan lagi."