ID-SIRTII sarankan tak perlu panik jika komputer terserang Petya
Merdeka.com - Baru-baru ini muncul virus komputer baru bernama Petya. Cara kerjanya hampir sama dengan virus WannaCry atau WannaCrypt yang beberapa waktu lalu menyerang RS Dharmais. Namun kali ini dianggap lebih berbahaya. Pasalnya, di Ukraina, virus itu menyerang sektor kelistrikan hingga perbankan. Beruntung, virus itu tak sampai menyerang Indonesia.
Meski begitu, tidak menutup kemungkinan hal itu bisa saja terjadi. Wakil Ketua Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure/Coordination Center (ID-SIRTII/CC) Bidang Data Center Bisyron Wahyudi mengimbau masyarakat tidak panik jika komputernya terkena Ransomware Petya.
"Jadi intinya kalau terkena virus ini, jangan panik. Tapi begitu komputernya ada tanda-tanda semacam itu, matikan saja, kemudian filenya di-back up. Nanti diselamatkan datanya," katanya.
-
Bagaimana ransomware menginfeksi komputer? Ransomware dapat menyebar melalui beberapa cara, termasuk email phishing yang menipu pengguna untuk mengunduh lampiran berbahaya. Selain itu, lampiran yang terinfeksi dan situs web yang berbahaya juga menjadi saluran penyebaran yang umum.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Apa itu virus? Virus adalah agen infeksius berukuran kecil dan komposisi sederhana yang dapat berkembang biak hanya dalam sel hidup hewan, tumbuhan, atau bakteri.
-
Ciri-ciri apa yang menunjukkan komputer terkena ransomware? Ketidakmampuan untuk membuka file secara tiba-tiba bisa menjadi tanda utama adanya serangan ransomware. File-file tersebut mungkin telah mendapatkan ekstensi baru yang tidak dikenal atau tidak dapat diakses melalui aplikasi yang biasa Anda gunakan.
-
Ransomware itu apa? Ransomware adalah salah satu jenis malicious software atau malware yang dapat menyebabkan penyebaran atau malah pemblokiran akses data milik korban.
-
Gimana mencegah ransomware? Menggunakan software keamanan yang tepat adalah langkah penting dalam mencegah serangan ransomware. Software keamanan seperti antivirus, firewall, dan anti-malware dapat membantu mencegah penyebaran malware dan menghentikan serangan ransomware sebelum terlalu jauh.
Seperti dikutip dari website resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), Bisyron pun menegaskan untuk tidak melakukan pembayaran sebagaimana diminta. Karena, kata dia, melakukan pembayaran pun akan percuma karena tidak ada komunikasi dengan peretas.
"Jangan sampai membayar. Membayar pun percuma karena komunikasinya tidak ada. Anda tidak akan terkirim decryptornya," ungkapnya.
Bisyron juga menjelaskan penyebab komputer bisa terinfeksi dengan Ransomware Petya. Dijelaskannya, biasanya dari email atau dari web yang kalau diklik bisa didownload. Sehingga bilamana file itu sudah terinstal, akan seolah-olah akan terjadi check disk. Padahal, penjahat siber itu tengah melakukan enkripsi seluruh data yang ada di komputer. Alhasil, korban disuruh untuk membayar uang senilai USD 300.
"Biasanya muncul alert, biasanya kita tidak peduli, kita langsung klik yes saja sehingga terinstall virusnya," paparnya.
Lebih lanjut Bisyron menyebut email itu biasanya berupa pengumuman atau lowongan pekerjaan. Hal itu didapatkan dari hasil analisis yang dilakukannya. Bisyron mengatakan karakteristik Petya hampir sama dengan WannaCry.
"Ini hampir sama dengan WannaCry kemarin jadi kalau sudah terkena komputer yang terinfeksi, dia bisa menyebar melalui jaringan. Jadi begitu dalam satu jaringan ada yang terkena, dia akan men-scan semua jaringan yang terbuka portnya akan diinfeksi," tuturnya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin meminta investigasi terus dilakukan terkait peretasan server Pusat Data Nasional
Baca SelengkapnyaSerangan siber Ransomware Brain Chiper menyerang Pusat Data Nasional Sementara di Surabaya.
Baca SelengkapnyaIndonesia geger, karena server Pusat Data Nasional (PDN) diretas ransomware dan pemerintah menyatakan hanya pasrah.
Baca SelengkapnyaPanduan mengatasi virus yang ada di HP, kenali juga ciri-cirinya yang perlu dipahami.
Baca SelengkapnyaAHY berharap semua pihak di Kementerian setelah ini benar-benar membuat benteng keamanan yang kokoh. Sehingga tidak lagi ada kasus peretasan
Baca SelengkapnyaPusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya diserang Ransomware
Baca SelengkapnyaMenkominfo Budi Arie memastikan keamanan data masyarakat.
Baca SelengkapnyaLembaga pemerintah pengguna PDSN 2 berangsur memulihkan sistem layanan yang terdampak.
Baca SelengkapnyaPimpinan Rapat Komisi I, Meutya Hafid emosi karena Telkom mengumumkan data yang diretas tidak bisa diselamatkan
Baca SelengkapnyaBelanja anggaran Kominfo mencakup pemeliharaan dan operasional BTS 4G Rp1,6 triliun.
Baca SelengkapnyaWakil ketua Komisi IX DPR RI Nihayatul Wafiroh meminta masyarakat tidak panik terhadap virus HMPV.
Baca SelengkapnyaGangguan terjadi lantaran pihak harus mencocokkan validasi nomor paspor bagi WNA yang terdapat di layanan imigrasi.
Baca Selengkapnya