IDMARCO sebut e-commerce satu-satunya layani grosir online
Merdeka.com - Biasanya, perusahaan-perusahaan e-commerce di Tanah Air kerap menyebut dirinya sebagai perusahaan teknologi. Seluruh proses bisnis yang dilakukan bersentuhan dengan teknologi. Namun, berbeda dengan IDMARCO.
Perusahaan milik grup Salim itu, justru memposisikan diri sebagai perusahaan retail yang proses bisnisnya menggunakan teknologi.
"Kami memosisikan IDMARCO seperti itu. Perusahaan retail grosir yang menggunakan teknologi untuk menjangkau konsumen," ujar Vice President Marketing & Business Development, Regan Dwinanda kepada awak media usai media gathering di Jakarta, Rabu (21/3).
-
Bagaimana UMKM bisa berkembang lewat e-commerce? Dirinya kembali menambahkan, bahwa UMKM lokal akan bisa lebih berkembang melalui e-commerce.'Kamu semua bisa jualan bahkan sampai ke luar negeri, semuanya ada lengkap kan? Kaya mas Ardi ini sampai diajarin buka toko dan pakai fitur-fitur di Kampus Shopee, jadi omset bisa tambah banyak,' tambah Zulkifli Hasan.
-
Mengapa PT ERELA mengembangkan penjualan online? Saat ini, PT ERELA telah fokus pada penjualan online melalui berbagai platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, JD.ID, dan BliBli dengan toko online bernama Erelastore.
-
Di mana bisnis online menjangkau pasar? Dengan bisnis online, Anda dapat memperluas jangkauan pasar secara signifikan dengan menargetkan pelanggan di seluruh dunia, mengingat bisnis online tidak pernah terbatas oleh geografi.
-
Di mana konten kreator dihubungkan dengan e-commerce? Fitur ini memungkinkan penjual untuk terhubung dengan konten kreator yang memberikan rekomendasi, ulasan, dan bahkan demo produk mereka lewat kreasi konten kreatif dan edukatif.
-
Apa yang paling banyak digemari UMKM dalam e-commerce? Aspek-aspek tersebut tidak hanya memperkuat daya tarik, tetapi juga memberikan nilai lebih lewat pengalaman berjualan yang lebih efisien dan efektif. Hal ini pun memperkuat performa brand lokal dan UMKM, yang dapat dilihat pada indikator Dengan besarnya jangkauan konsumen yang dimiliki oleh suatu platform, hal ini memiliki pengaruh signifikan dalam kontribusi profit penjualan.
-
Bagaimana bisnis online mendapatkan pelanggan? Karakteristik utama yang membedakan bisnis online dengan bisnis tradisional adalah semua transaksi, mulai dari mendapatkan pelanggan, promosi, hingga penjualannya dilakukan secara online.
IDMARCO merupakan perusahaan e-commerce yang menjual barang-barang khusus untuk belanja grosir. Segmentasi pasar yang disasarnya pun bukan langsung ke individu konsumen. Melainkan, toko-toko untuk memenuhi kebutuhan belanja bagi end user. Sederhananya, model bisnis perusahaan yang baru berdiri April 207 lalu ialah business to retailer (B2R).
Model bisnis ini tergolong baru dan mungkin belum ada perusahaan e-commerce yang menyasar seperti ini. Sebagaimana diketahui, perusahaan-perusahaan e-commerce saat ini, cenderung lebih banyak menyasar ke konsumen secara individu. Padahal peluang untuk menggarap pasar ini masih begitu besar.
"Potensinya masih besar, tapi belum begitu digarap dengan baik segmen ini. Kalau kita melihat data penjualan melalui e-commerce yang terbaru, itu kan naik menjadi 3,1 persen di tahun 2017. Saya rasa, akan lebih baik ke depannya dan bakal terjadi perubahan behavior konsumen termasuk untuk segmentasi B2R ini," jelasnya.
Saat ini, IDMARCO sendiri telah memiliki 5.000 lebih pelanggan. Dari jumlah pelanggannya itu, didominasi di Pulau Jawa dan sebagian kecilnya di luar Jawa seperti Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Jumlah pelanggan yang masih kecil di luar Jawa, disebabkan pihaknya di tahun ini baru melakukan ekspansi.
Ia pun menargetkan, nantinya pelanggan IDMARCO bisa tumbuh lebih cepat khususnya di luar pulau Jawa. Hal itu disebabkan berdasarkan data Nielsen, pasar retail khususnya di luar Jawa sedang bergeliat. Berbeda dengan di pulau Jawa.
"Di Pulau Jawa, pelanggan kita tetap rawat, di luar Jawa kita kembangkan. Kita targetkan total pelanggan bisa melebih sekaranglah. Pastinya kita belum bisa share angkanya," katanya.
Dikatakan Regan, dari jumlah 5.000 pelanggan itu, sebagian besar merupakan pelanggan tetap. Menurutnya, besaran repeat order dari pelanggannya bisa mencapai 60-70 persen. Sementara, rata-rata jumlah transaksi bervariasi, dari yang minim hingga mencapai puluhan juta rupiah.
"Konsep B2R ini berbeda dengan konsep B2C. Repeat ordernya cenderung lebih besar dan pelanggan banyak lebih loyal," terangnya.
Melihat repeat order yang cenderung besar, maka tidak dimungkiri kehadiran profit pun akan lebih cepat. Tentu saja berbeda dengan e-commerce yang menyasar end user.
"Profit pasti. Kita ingin bangun perusahaan yang berkelanjutan," singkat dia.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
E- Commerce Kini Gunakan Sistem Integrasi Vertikal di Jasa Logistik, Apa Untungnya Buat Konsumen?
Baca SelengkapnyaMemahami perbedaan e-commerce dan marketplace menjadi salah satu kunci dalam menjalankan bisnis online dengan sukses.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaKementerian Keuangan juga menargetkan belanja online melalui e-commerce yang saat ini baru menyumbang 4 persen terhadap total pertumbuhan konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaTikTok diminta agar tidak menjalankan bisnis media sosial dan e-commerce secara bersamaan di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSkema bisnis TikTok yang menggabungkan sosial media dengan e-commerce dapat memicu persaingan usaha yang tidak sehat.
Baca SelengkapnyaTidak sedikit dari orang yang menganggur sebenarnya memiliki skill yang dapat dijual.
Baca SelengkapnyaPemerintah bakal memisahkan e-commerce dan media sosial, khususnya di platform TikTok.
Baca SelengkapnyaTren saat ini tidak bisa dipungkiri bahwa UMKM yang berhasil adalah yang mau naik kelas dengan baik.
Baca Selengkapnya