Iklan-pun juga mulai berbahaya
Merdeka.com - Aksi peretasan dan pemasangan 'ranjau' di internet di tahun 2014 ini semakin menjadi. Bahkan target operasi para cybercriminal itu sudah mulai bergeser ke arah yang berurusan dengan bisnis.
Menurut catatan RiskIQ Inc, sebuah perusahaan keamanan cyber menjelaskan bahwa memang ada beberapa hacker dan cybercriminal lain yang masih menggarap segmen sama yaitu penyerangan dan menyebarkan malware secara random di situs apapun.
Akan tetapi, tren mulai berubah karena tidak sedikit dari serangan dan aksi para cybercriminal tersebut mulai merambah sisi iklan yang dipasang oleh para pebisnis di internet.
-
Dari mana malware ini disebar? Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store. Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
-
Apa contoh jenis kejahatan siber? Jenis malware yang mengenkripsi data pada komputer korban dan meminta pembayaran tebusan untuk mendapatkan kunci dekripsi.
-
Apa yang dilakukan oleh penjahat siber untuk menipu pengguna? Serangan ini menggunakan teknik penipuan seperti Captcha palsu dan pesan kesalahan dari Chrome untuk menipu pengguna agar mengunduh malware yang dikenal sebagai stealer.
-
Bagaimana kejahatan siber dilakukan? Di balik layar monitor, para pelaku kejahatan siber beroperasi dengan kecanggihan yang semakin meningkat, menggunakan berbagai teknik seperti phising, malware, dan social engineering untuk mencuri data berharga atau merusak infrastruktur digital.
-
Siapa saja hacker yang menyerang? Laporan tersebut secara detail menjelaskan serangan-serangan yang dilakukan pemerintah dari Rusia, China, Iran, dan Korea Utara, serta beberapa kelompok peretas di wilayah Palestina dan peretas bayaran yang disewa negara-negara lain.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
Dikutip dari WSJ (31/01), rata-rata iklan yang dipasang di internet telah disusupi oleh malware buatan para cybercriminal. Tidak hanya itu, ada pula malware yang sengaja didesain untuk menyaru sebagai sebuah iklan dan dapat menjaring banyak korban ketika mereka meng-kliknya.
Sebelumnya, tidak ada yang menyangka bahwa sisi periklanan akan terbebas dari aksi para hacker jahat dan cybercriminal karena dirasa tidak menguntungkan, namun sekarang ini pemikiran itu sepertinya harus berubah.
Dalam catatan RiskIQ Inc, di tahun 2013 saja, ada setidaknya 284 ribu iklan yang berbahaya beredar di internet. meningkat pesat dibandingkan tahun 2012 (205 ribu) dan tahun 2011 (70 ribu).
Rata-rata desain dari iklan 'beracun' itu dalam bentuk pop-up yang akan muncul secara langsung. Ketika pengguna internet dengan sengaja atau tidak sengaja meng-klik tombol OK, maka malware yang dibuat akan terunduh secara otomatis.
Sampai sekarang ini, model serangan seperti itu sudah menyebar dan digunakan oleh banyak pencipta malware di seluruh dunia. Belum diketahui secara pasti berapa korban yang sudah jatuh. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaIklan judi online membuat orang tertarik untuk masuk ke dalam aplikasi dan bermain.
Baca SelengkapnyaPada Q3 tahun 2024, para ahli Kaspersky menemukan bahwa jumlah pengguna yang mendapati aplikasi VPN gratis palsu meningkat.
Baca SelengkapnyaBSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaLaporan Microsoft ini menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaIndonesia mengalami 2.200 serangan siber per satu menit.
Baca SelengkapnyaLebih dari 200 aplikasi berbahaya terdeteksi di Google Play dalam setahun terakhir, dengan total unduhan mencapai 8 juta kali.
Baca SelengkapnyaMenyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.
Baca SelengkapnyaMengimbau masyarakat agar mewaspadai penipuan dengan modus tersebut.
Baca SelengkapnyaMemiliki pendidikan lebih baik dan kepintaran tidak membuat seseorang dijamin kebal dari penipuan. Kenali mengapa mereka tetap rentan menjadi korban tipuan ini:
Baca SelengkapnyaPemerintah diminta bekerja keras dan terus mencari cara yang efektif untuk memberantas judi online
Baca Selengkapnya