Ilmuwan Klaim Manusia Tertular Flu Dari Unta
Merdeka.com - Jika ditanya penyakit apakah yang kerap diderita sebagian besar orang di dunia, tentu jawabannya adalah flu. Uniknya, asal muasal penyakit yang sering datang jika hawa sedang dingin ini, datang dari hewan.
Terbukti, penyakit ini datang dari hewan yang biasa kita temui di gurun pasir Timur Tengah, unta.
Ilmuwan dari University Hospital of Bonn di Jerman mengungkap penemuan ini saat meneliti virus MERS (Middle-East Respiratory Syndrome) yang sedang marak di Timur Tengah.
-
Siapa yang melakukan penelitian? Para peneliti dari Universitas Cincinnati menangkap tiga ekor piton Burma di sekitar Taman Nasional Everglades, lalu mengukur ukuran rahang mereka. Salah satu dari ular tersebut memiliki panjang tubuh mencapai 5,8 meter, menjadikannya piton terpanjang yang pernah tertangkap di Florida, meskipun bukan yang terberat.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
Dari analisa coronavirus (penyebab flu) pada 1000 unta, tim itu menemukan keberadaan virus flu HCoV-229E. Virus ini sangat mirip dengan virus flu pada manusia, begitu pula dengan karakteristiknya.
Awalnya Diduga Datang Dari Hewan Lain
Keberadaan virus HCoV-229E yang juga bisa menginfeksi manusia ini belum pernah ditemukan di hewan lain. Selain unta, hewan lain yang sebelumnya diduga kuat pertama menularkan flu pada manusia adalah kelelawar.
Ilmuwan menambahkan bila kita tidak perlu takut terhadap virus HCoV-229E. Alasannya, tubuh manusia diklaim bisa mempertahankan diri sama halnya ketika diserang virus flu.
Meski demikian, hal ini tidak berlaku untuk salah satu virus flu yang kala itu sempat jadi pandemik yakni MERS, yang jadi objek penelitian ilmuwan untuk mengembangkan vaksinnya.
MERS disebut lebih berbahaya, unik, dan gampang kembali muncul sebagai pandemik meski oleh pihak medis sempat dinyatakan terbasmi.
Untungnya, virus MERS belum benar-benar bisa beradaptasi dengan tubuh manusia. Alhasil, ilmuan memanfaatkan kesempatan ini untuk mengembangkan vaksinnya sebelum si virus berevolusi menjadi lebih mematikan.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ular penunggu hutan Kalimantan sampai pelaku pembakar Alquran menjadi trending topik
Baca SelengkapnyaVirus Nipah menggegerkan warga negara bagian Kerala, India, dan menelan dua korban jiwa.
Baca SelengkapnyaAnggapan bahwa air hujan dapat menyebabkan penyakit sebenarnya hanyalah sebuah mitos. Sejauh ini, belum ada penelitian yang membuktikan hujan bisa bikin sakit.
Baca SelengkapnyaViral di media sosial soal ulat bisa membunuh manusia dalam waktu 4 jam.
Baca SelengkapnyaLeptospirosis berisiko dialami oleh nelayan karena situasi lembap dan terpapar air di kapal.
Baca SelengkapnyaVirus nipah (NiV) adalah virus yang dapat menular dari hewan ke manusia atau dari manusia ke manusia. Virus ini dapat menyebabkan gejala yang beragam.
Baca SelengkapnyaPasien tersebut meninggal di RSUD Fatmawati, Solo, Kamis (21/3).
Baca SelengkapnyaKemenkes mengatakan, pasien antraks tak perlu dikarantina karena penyakit tersebut tidak menular kepada orang lain.
Baca SelengkapnyaRamai Kabar Warga Solo Meninggal akibat Leptospirosis, Ini Penjelasan Dinkes
Baca SelengkapnyaTerdapat berbagai mitos kulit ular yang perlu dipahami penjelasan faktanya.
Baca SelengkapnyaDi balik eksotisnya Sungai Musi dan Jembatan Ampera, terdapat mitos bagi masyarakat setempat.
Baca SelengkapnyaBiasanya, orang dewasa kerap mencium balita saat kumpul bersama keluarga di momen Lebaran.
Baca Selengkapnya