Ilmuwan Ungkap Risiko Penularan Covid-19 di Mobil
Merdeka.com - Pola aliran udara di dalam kabin mobil adalah sesuatu yang penting untuk mengenal risiko penularan Covid-19 di dalam kendaraan. Hal ini pun baru-baru ini diungkap dalam sebuah penelitian baru.
Tim peneliti dari Brown University tersebut menggunakan model komputasi untuk membuat simulasi aliran udara di dalam mobil dengan kombinasi jendela terbuka dan tertutup. Menurut simulasi, membuka jendela menciptakan pola aliran udara yang dapat mengurangi konsentrasi partikel di udara yang bertukar antara pengemudi dan penumpang. Semakin banyak jendela yang dibuka, semakin baik.
Sementara itu, mengandalkan sistem ventilasi di dalam mobil saja tidak sebaik dengan tindakan membiarkan jendela terbuka untuk menambah sirkulasi.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian Covid-19 ini? Tim peneliti yang dipimpin oleh Wellcome Sanger Institute dan University College London di Inggris menemukan respons kekebalan baru yang memberikan pertahanan garis depan yang kuat.
-
Siapa yang melakukan penelitian tentang penanganan Covid-19 oleh polisi? Disertasi yang berjudul 'Evaluasi Kebijakan Operasi Aman Nusa II dalam Penanganan Covid-19 oleh Polrestabes Bandung,' karya Kombes Pol Dr. Yade Setiawan Ujung, menyoroti peran kritis Polri dalam mengimplementasikan strategi efektif yang mengintegrasikan keamanan dan kesehatan publik.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Menariknya, para ilmuwan baru-baru ini menemukan salah satu fosil burung terror yang diyakini menjadi yang terbesar yang pernah ditemukan.
-
Virus itu apa? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
"Berkendara dengan jendela tertutup dan pemanas atau pendingin menyala merupakan skenario terburuk, menurut simulasi komputer kami," kata Asimanshu Das, mahasiswa pascasarjana di Brown's School of Engineering dan penulis utama penelitian tersebut dikutip dari Eurekalert via Tekno Liputan6.com.
Skenario terbaik menurut Asimanshu dan rekannya adalah membuka keempat jendela mobil.
"Namun, membuka satu atau dua jendela pun sudah jauh lebih baik daripada menutup semuanya," ujar Asimanshu.
Para peneliti menekankan bahwa pada dasarnya tidak ada cara untuk menghilangkan risiko penularan Covid-19 di dalam mobil sepenuhnya. Namun terlepas dari itu, mereka menegaskan bahwa penelitian mereka dilakukan dalam rangka mempelajari bagaimana perubahan aliran udara di dalam mobil dapat mengurangi atau meningkatkan risiko penularan.
Model Komputasi
Model komputasi di dalam penelitian ini menyimulasikan sebuah mobil dengan dua orang di dalamnya, seorang pengemudi dan seorang penumpang duduk di kursi belakang di sisi yang berlawanan dari pengemudi.
Para peneliti memilih pengaturan tempat duduk itu karena memaksimalkan kaidah jaga jarak antara dua orang, meski secara teoretis masih kurang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control.
Model tersebut menyimulasikan aliran udara di sekitar dan di dalam mobil yang bergerak dengan kecepatan 80 km per jam, serta pergerakan dan konsentrasi aerosol yang berasal dari pengemudi dan penumpang. Aerosol merupakan partikel kecil yang dapat bertahan di udara untuk waktu lama.
Salah satu alasan mengapa membuka jendela lebih baik dalam hal transmisi aerosol adalah karena hal ini meningkatkan jumlah pergantian udara per jam di dalam mobil, yang membantu mengurangi konsentrasi aerosol secara keseluruhan.
Kombinasi Berbeda
Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kombinasi berbeda dari jendela terbuka menciptakan aliran udara yang berbeda di dalam mobil yang dapat meningkatkan atau mengurangi paparan aerosol yang tersisa.
Karena aliran udara di bagian luar mobil, tekanan udara di dekat jendela belakang cenderung lebih tinggi daripada tekanan di jendela depan. Akibatnya, udara cenderung masuk ke dalam mobil melalui jendela belakang dan keluar melalui jendela depan.
Dengan semua jendela terbuka, kecenderungan ini menciptakan dua aliran yang kurang-lebih bebas di kedua sisi kabin. Karena penumpang di dalam simulasi duduk di sisi berlawanan dari kabin, sangat sedikit partikel yang ditransfer di antara keduanya.
Pengemudi di dalam skenario ini berisiko sedikit lebih tinggi daripada penumpang karena aliran udara rata-rata di dalam mobil mengalir dari belakang ke depan, tetapi kedua penumpang mengalami perpindahan partikel yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan skenario lainnya.
Sumber: Liputan6.comReporter: Mochamad Wahyu Hidayat
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ternyata dalam sebuah penelitian di AS, bau mobil baru bisa memicu kanker. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaSaat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaBahan kabin yang dibuat di negara ini disebut berbahaya.
Baca SelengkapnyaAroma interior mobil baru ternyata bisa menyebabkan kanker. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaKemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.
Baca SelengkapnyaPenggunaan AC mobil secara terus-menerus berisiko bagi kesehatan, termasuk masalah pernapasan dan kulit kering.
Baca SelengkapnyaVarian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.
Baca SelengkapnyaKasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.
Baca Selengkapnya