Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Ilmuwan Ungkap Risiko Penularan Covid-19 di Mobil

Ilmuwan Ungkap Risiko Penularan Covid-19 di Mobil Ilustrasi Covid-19. Liputan6 ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Pola aliran udara di dalam kabin mobil adalah sesuatu yang penting untuk mengenal risiko penularan Covid-19 di dalam kendaraan. Hal ini pun baru-baru ini diungkap dalam sebuah penelitian baru.

Tim peneliti dari Brown University tersebut menggunakan model komputasi untuk membuat simulasi aliran udara di dalam mobil dengan kombinasi jendela terbuka dan tertutup. Menurut simulasi, membuka jendela menciptakan pola aliran udara yang dapat mengurangi konsentrasi partikel di udara yang bertukar antara pengemudi dan penumpang. Semakin banyak jendela yang dibuka, semakin baik.

Sementara itu, mengandalkan sistem ventilasi di dalam mobil saja tidak sebaik dengan tindakan membiarkan jendela terbuka untuk menambah sirkulasi.

"Berkendara dengan jendela tertutup dan pemanas atau pendingin menyala merupakan skenario terburuk, menurut simulasi komputer kami," kata Asimanshu Das, mahasiswa pascasarjana di Brown's School of Engineering dan penulis utama penelitian tersebut dikutip dari Eurekalert via Tekno Liputan6.com.

Skenario terbaik menurut Asimanshu dan rekannya adalah membuka keempat jendela mobil.

"Namun, membuka satu atau dua jendela pun sudah jauh lebih baik daripada menutup semuanya," ujar Asimanshu.

Para peneliti menekankan bahwa pada dasarnya tidak ada cara untuk menghilangkan risiko penularan Covid-19 di dalam mobil sepenuhnya. Namun terlepas dari itu, mereka menegaskan bahwa penelitian mereka dilakukan dalam rangka mempelajari bagaimana perubahan aliran udara di dalam mobil dapat mengurangi atau meningkatkan risiko penularan.

Model Komputasi

Model komputasi di dalam penelitian ini menyimulasikan sebuah mobil dengan dua orang di dalamnya, seorang pengemudi dan seorang penumpang duduk di kursi belakang di sisi yang berlawanan dari pengemudi.

Para peneliti memilih pengaturan tempat duduk itu karena memaksimalkan kaidah jaga jarak antara dua orang, meski secara teoretis masih kurang direkomendasikan oleh Centers for Disease Control.

Model tersebut menyimulasikan aliran udara di sekitar dan di dalam mobil yang bergerak dengan kecepatan 80 km per jam, serta pergerakan dan konsentrasi aerosol yang berasal dari pengemudi dan penumpang. Aerosol merupakan partikel kecil yang dapat bertahan di udara untuk waktu lama.

Salah satu alasan mengapa membuka jendela lebih baik dalam hal transmisi aerosol adalah karena hal ini meningkatkan jumlah pergantian udara per jam di dalam mobil, yang membantu mengurangi konsentrasi aerosol secara keseluruhan.

Kombinasi Berbeda

Penelitian ini juga menunjukkan bahwa kombinasi berbeda dari jendela terbuka menciptakan aliran udara yang berbeda di dalam mobil yang dapat meningkatkan atau mengurangi paparan aerosol yang tersisa.

Karena aliran udara di bagian luar mobil, tekanan udara di dekat jendela belakang cenderung lebih tinggi daripada tekanan di jendela depan. Akibatnya, udara cenderung masuk ke dalam mobil melalui jendela belakang dan keluar melalui jendela depan.

Dengan semua jendela terbuka, kecenderungan ini menciptakan dua aliran yang kurang-lebih bebas di kedua sisi kabin. Karena penumpang di dalam simulasi duduk di sisi berlawanan dari kabin, sangat sedikit partikel yang ditransfer di antara keduanya.

Pengemudi di dalam skenario ini berisiko sedikit lebih tinggi daripada penumpang karena aliran udara rata-rata di dalam mobil mengalir dari belakang ke depan, tetapi kedua penumpang mengalami perpindahan partikel yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan skenario lainnya.

Sumber: Liputan6.comReporter: Mochamad Wahyu Hidayat

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Bau Interior Mobil Baru Bisa Memicu Kanker
Bau Interior Mobil Baru Bisa Memicu Kanker

Ternyata dalam sebuah penelitian di AS, bau mobil baru bisa memicu kanker. Yuk simak!

Baca Selengkapnya
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI
Menkes Ungkap Asal Usul Omicron EG.5 Pemicu Kenaikan Covid-19 di RI

Saat ini, Omicron EG.5 mendominasi di tengah kenaikan kasus Covid-19.

Baca Selengkapnya
Kata Ilmuwan, Ada Risiko Berbahaya jika Berlama-lama di Dalam Mobil, Terutama yang Diproduksi Negara ini
Kata Ilmuwan, Ada Risiko Berbahaya jika Berlama-lama di Dalam Mobil, Terutama yang Diproduksi Negara ini

Bahan kabin yang dibuat di negara ini disebut berbahaya.

Baca Selengkapnya
Aroma Interior Mobil Baru Berpotensi Sebabkan Kanker
Aroma Interior Mobil Baru Berpotensi Sebabkan Kanker

Aroma interior mobil baru ternyata bisa menyebabkan kanker. Yuk simak!

Baca Selengkapnya
Kemenkes Temukan Kasus Suspek Cacar Monyet di Tangerang
Kemenkes Temukan Kasus Suspek Cacar Monyet di Tangerang

Kemenkes menemukan kasus suspek cacar monyet atau mpox di Tangerang,

Baca Selengkapnya
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi
Antisipasi Lonjakan Covid-19 Jelang Libur Akhir Tahun, Kemenkes Minta Masyarakat Lengkapi Vaksinasi

Imbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.

Baca Selengkapnya
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan
Menkes Budi: Kasus Covid-19 di Indonesia Jelang Natal dan Tahun Baru 2024 Tak Mengkhawatirkan

Budi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.

Baca Selengkapnya
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

Baca Selengkapnya
Waspada! Begini Bahaya Menggunakan AC Mobil Terus-Menerus untuk Kesehatan
Waspada! Begini Bahaya Menggunakan AC Mobil Terus-Menerus untuk Kesehatan

Penggunaan AC mobil secara terus-menerus berisiko bagi kesehatan, termasuk masalah pernapasan dan kulit kering.

Baca Selengkapnya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya
Kemenkes Minta Masyarakat Waspada Covid-19 Varian KP.1 dan KP.2, Begini Gejalanya

Varian tersebut memicu ada peningkatan kasus Covid-19 di Singapura.

Baca Selengkapnya
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri
Kasus Covid-19 di Singapura Melonjak, Kemenkes Minta WNI Tunda Perjalanan ke Luar Negeri

Kasus Covid-19 di Singapura melonjak drastis. Indonesia mulai waspada.

Baca Selengkapnya
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia
Didominasi Varian JN.1, Begini Situasi Covid-19 di Indonesia

Kasus Covid-19 di Indonesia kembali meningkat. Kenaikan terjadi sejak dua pekan terakhir saat Singapura dihantam lagi badai Covid-19.

Baca Selengkapnya