Imbas blokade Israel, dokter Gaza bisa ciptakan stetoskop 3D murah
Merdeka.com - Tarek Loubani, seorang dokter Kanada keturunan Palestina yang kini bekerja di Jalur Gaza telah berhasil membuat alat medis murah menggunakan teknologi 3D. Uniknya, hal itu terjadi berkat blokade Israel.
Ya, delapan tahun sejak blokade diberlakukan di Jalur Gaza, rumah sakit di wilayah Palestina telah menghadapi kekurangan pasokan keperluan medis. Ironisnya, bantuan dari luar negeri yang masuk belum bisa menutupi tingginya kebutuhan alat medis.
Alasan itulah yang mendorong Dr. Loubani menciptakan sebuah stetoskop yang inovatif. Dibuat menggunakan mesin cetak 3D, stetoskop ini hanya dibanderol Rp 30 ribuan. Sangat murah bukan?
-
Siapa yang menciptakan alat ini? Alat penyiksaan banteng perunggu tersebut dibuat oleh pematung yang dipekerjakan Phalaris, yaitu Perilaus.
-
Mengapa alat ini diciptakan? Tujuan dari dibuatnya teknologi ini ialah ingin lebih banyak mendapatkan mimpi yang sadar di mana penggunanya sadar bahwa ia sedang bermimpi.
-
Siapa yang mengembangkan alat ini? 'Kami bekerja selama bertahun-tahun dalam bidang fisika di balik proses desalinasi, namun mewujudkan semua kemajuan tersebut, membangun sistem, dan mendemonstrasikannya di laut…adalah pengalaman yang sangat berarti dan bermanfaat bagi saya,' kata penulis senior Jongyoon Han, seorang profesor teknik elektro dan ilmu komputer dan teknik biologi, dan anggota Laboratorium Penelitian Elektronika (RLE).
-
Bagaimana Mela mendapatkan modal awal? Jadi tanpa modal, uangnya ini dari DP konsumen yang saya putarkan lagi,' terang dia.
-
Apa yang menjadi modal mereka? Flexing menjadi modal bagi 'crazy rich' seperti Indra Kenz, Doni Salmanan hingga teranyar Wahyu Kenzo untuk menjerat 'korban' dalam investasi bodong yang dikelolanya.
-
Kenapa robot gajah ini dibuat? Ide untuk menciptakan gajah mekanis mungkin berasal dari keinginan untuk menciptakan sesuatu yang menggabungkan keajaiban teknologi dengan daya tarik alami dunia hewan.
Hebatnya, selain murah, stetoskop 3D buatan Dr. Loubani juga mempunyai keakuratan stetoskop buatan pabrik yang sebelumnya dipakai oleh rumah sakit di wilayah Gaza.
"Stetoskop ini sama baiknya dengan stetoskop di luar sana dan kami memiliki data untuk membuktikannya," kata Loubani, Huffington Post (14/09).
Tidak ingin karyanya hanya bisa dinikmati di Jalur Gaza, Dr. Loubani berencana membangun sebuah website yang berisi desain stetoskop 3D-nya. Lewat proyek 'open-source- bernama 'Glia', Dr. Loubani ingin semua orang bisa dengan mudah mencetak stetoskop mereka.
Bagi warga Gaza, penemuan Dr. Loubani adalah angin segar yang telah lama mereka tunggu. Bagaimana tidak, selama bertika dengan Israel, satu per tiga dari pasien rumah sakit di Gaza terancam tidak bisa mendapatkan bantuan medis layak akibat kurangnya alat medis hingga obat-obatan yang jumlahnya mencapai ratusan jenis.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Situasi kesehatan di Jalur Gaza sangat buruk, sangat berbahaya.
Baca SelengkapnyaTak cuma makanan dan obat-obatan, bahan bakar minyak pun begitu sulit didapatkan di Gaza.
Baca SelengkapnyaKondisi terkini dari RS Indonesia di jalur Gaza, Palestina.
Baca SelengkapnyaRS Indonesia, fasilitas medis terbesar dan terakhir di Jalur Gaza utara, hancur setelah penyerbuan dan pengepungan berhari-hari oleh pasukan zionis Israel.
Baca SelengkapnyaBerikut video terbaru kondisi dekat Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang dibombardir jet tempur Israel.
Baca SelengkapnyaRumah sakit yang terletak di utara Jalur Gaza dekat perbatasan dengan Israel ini memang dibangun menggunakan dana amal dari Indonesia.
Baca SelengkapnyaPesawat tempur Israel membombardir daerah di sekitar tiga rumah sakit di Jalur Gaza pada pagi tadi, menurut laporan media Palestina.
Baca SelengkapnyaPara dokter di Israel menyebut Hamas lebih jahat dari ISIS.
Baca SelengkapnyaSeorang dokter yang bertugas di Gaza memberikan kesaksian yang begitu memilukan atas apa yang dialami warga Gaza Palestina.
Baca SelengkapnyaDokter ini juga menyebut tindakan Israel di Gaza adalah genosida.
Baca SelengkapnyaJumlah pasien korban serangan Israel yang ditangani RS Indonesia di Gaza melampaui kapasitas dan terus berdatangan setiap waktu.
Baca SelengkapnyaCerita eks Menkes Siti Fadilah soal pembangunan rumah sakit Indonedia di jalur Gaza.
Baca Selengkapnya