India Matikan Internet Saat Pemilu?
Merdeka.com - India kini tengah menyelenggarakan salah satu pemilu terbesar di dunia. Pasalnya, lebih dari 900 juta orang bakal berpartisipasi dalam Pemilu antara 11 April hingga 19 Mei 2019. Di tengah meningkatnya kebebasan berpendapat dan berinternet, sejumlah warga India mengatakan tak bisa mengakses internet selama berhari-hari.
CNN melaporkan via Liputan6.com, Senin (13/5), sejak pengambilan suara dimulai pada bulan lalu, penghentian akses internet telah dilaporkan di berbagai tempat. Misalnya Rajasthan, West Bengal, dan Kashmir. Demikian menurut lembaga Software Freedom Law Center (SFLC).
SFLC melaporkan, pada 18 April lalu, otoritas di distrik Srinagar dan Udhampur Khasmir menghentikan akses internet saat pemilihan suara berlangsung. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan memastikan hukum dan ketertiban.
-
Kapan India mulai menggunakan e-voting? Penggunaan e-voting dimulai sejak Pemilu 2004.
-
Dimana internet mati berdampak pada masyarakat? 1 tahunSetelah satu tahun, adaptasi besar-besaran akan dilakukan oleh seluruh masyarakat. Di antara negara-negara berkembang, banyak negara yang telah membangun kembali jaringan telepon tetap/landline.
-
Dimana saja internet belum merata? Masalah pemerataan dan kecepatan itu ya memang harus dilakukan secara paralel gitu ya. Kalau pemerataan itu kan memang masih ada 20 persen dari wilayah 3T (Terluar, Tertinggal, Terdepan-red) yang belum mendapatkan internet dengan bagus gitu ya, bahkan juga masih blank spot.
-
Di mana warga negara tidak terkoneksi internet? Mereka menyebutkan bahwa sebanyak 2,7 miliar orang di dunia belum mendapatkan akses internet.
-
Apa laporan yang dirilis tentang internet? We Are Social pada Januari 2024 lalu telah merilis laporan terbarunya tentang adopsi internet di dunia. Laporan yang bertajuk Digital 2024 Global Overview Report itu salah satunya memotret kondisi negara-negara yang masih warganya belum terkoneksi internet.
-
Dimana negara dengan pengguna internet terbanyak? Berikut daftar negara dengan pengguna internet terbanyak di dunia.
Juru Bicara Kementerian Elektronik dan Teknologi Informasi India Rakesh Maheshwari mengatakan, "pemadaman internet biasanya dilakukan oleh otoritas negara skenario hukum dan ketertiban."
Tren ini pun menimbulkan kekhawatiran besar mengenai komitmen India terhadap kebebasan internet, khususnya di saat pemilu. Padahal, saat pemilu, kebutuhan akses masyarakat atas informasi lebih penting ketimbang biasanya.
Analis SFLC Sukarn Singh Maini mengatakan, penutupan internet mengganggu kehidupan sehari-hari warga di wilayah yang terdampak.
"Demokrasi fungsional tergantung pada kemampuan warga untuk menggunakan kebebasan bicara, termasuk kebebasan mengakses informasi," tutur dia.
Maini mengatakan, pemadaman internet juga bisa menyebabkan kerusakan ekonomi. Berdasarkan studi 2018, saat internet dimatikan selama 16.315 jam antara 2012 dan 2017, beban ekonomi India meningkat hingga USD 3 miliar.
"Hidup kita sekarang dibantu internet, baik bisnis, institusi edukasi, hingga pemerintah sangat bergantung pada internet," tutur Maini.
Dia mengatakan, siswa juga bergantung pada internet untuk membantu mengerjakan tugas sekolahnya.
"Siswa tidak bisa mengakses aplikasi pendidikan tinggi karena internet dimatikan," tuturnya.
Pihak berwenang India membenarkan, pembatasan internet dilakukan untuk menjaga keamanan publik di tengah kekhawatiran meluasnya kekerasan dan aksi main hakim sendiri.
Juli lalu misalya, 2.000 orang menyerang sekelompok pria yang dituding sebagai penculik anak-anak. Satu orang tewas karena insiden ini. Ini hanya satu dari sekian banyak akibat dari hoaks yang beredar media sosial.
Menjelang pemilu, kekhawatiran serius muncul terkait bagaimana WhatsApp dan platform lain digunakan untuk memengaruhi hasil pemilu, menyebarkan misinformasi, dan hoaks lainnya. Aplikasi milik Facebook inipun merespon dengan membatasi kemampuan pengguna untuk meneruskan pesan.
Juru Bicara Facebook Carl Woog mengatakan, "kami telah menjalin kontak dengan partai politik dan menjelaskan pandangan perusahaan kami, bahwa WhatsApp bukan platform siaran dan bukan tempat untuk mengirim pesan berskala besar."
Woog juga mengatakan, perusahaan telah melarang akun-akun yang melakukan perilaku mencurigakan.
Reporter: Agustin Setyo Wardani (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah daftar negara yang pernah putuskan internet.
Baca SelengkapnyaSebuah masjid dibakar dan seorang ulama dibunuh dalam bentrokan kelompok agama India.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah laporan dari We Are Social yang memotret kondisi internet di seluruh dunia.
Baca SelengkapnyaBAKTI Kementerian Kominfo menerima usulan sekitar 80.000 titik penyediaan akses internet dari KPU.
Baca SelengkapnyaJelang Pemilu, India Larang Sekolah Madrasah, Siswa Diminta Pindah ke Sekolah dan Ribuan Guru Terancam Menganggur
Baca SelengkapnyaBudi Arie meminta pemutusan akses harus dilakukan paling lambat 3x24 jam sejak 21 Juni 2024.
Baca SelengkapnyaKekerasan meletus setelah pawai keagamaan kelompok Hindu melewati wilayah Nuh yang didominasi kelompok Muslim. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaSelain platform sosial media, Menkominfo juga mengultimatum pihak Internet Service Provider (ISP) untuk aktif memberantas judi online.
Baca SelengkapnyaSetelah mencoblos, masyarakat biasanya bakal diwajibkan mencelupkan jari ke tinta.
Baca SelengkapnyaSepanjang 2023 ini, lebih kurang 40 ribu situs judi online sudah diblokir.
Baca SelengkapnyaPenggunaan VPN gratis akan dibatasi demi menekan kebiasaan orang-orang yang suka judi online.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta mengenai jelang tahun pemilu yang disukai hacker.
Baca Selengkapnya