Indonesia belum siap hadapi booming OTT
Merdeka.com - Over the top (OTT) atau konten asing bukan hanya booming di Indonesia, tapi juga di dunia. Setidaknya, sejumlah data dan fakta menunjukkan hal itu.
Informa misalnya, mengungkapkan pengguna telekomunikasi akan mengirim 41 miliar pesan sampai akhir 2013, bandingkan dengan pengiriman SMS yang hanya 19,5 miliar pesan.
Selain itu, pengguna OTT diprediksi akan mencapai? 18 persen dari total pengguna ponsel dunia pada 2016.
-
Bagaimana smartphone membantu globalisasi komunikasi? Hal ini memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi lintas negara tanpa hambatan waktu dan ruang.
-
Kenapa internet berkembang di negara-negara tersebut? Penetrasi internet yang tinggi di negara-negara tersebut menunjukkan perkembangan teknologi dan aksesibilitas yang semakin meningkat, meskipun ada variasi dalam jumlah pengguna berdasarkan populasi total.
-
Apa contoh globalisasi di bidang komunikasi? Contoh pertama globalisasi dalam bidang komunikasi adalah penyebaran teknologi smartphone yang telah memungkinkan orang-orang di berbagai belahan dunia untuk terhubung secara instan melalui panggilan telepon, pesan teks, dan video call.
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Kenapa Android banyak digunakan? Android - Sistem operasi mobile yang dikembangkan oleh Google. Android merambah ke berbagai perangkat, seperti smartphone, tablet, bahkan smart TV. Kelebihan utama dari Android adalah adanya playstore yang memungkinkan pengguna untuk mengunduh dan menginstal berbagai aplikasi. Selain itu, Android juga memiliki user interface yang intuitif dan mudah digunakan.
-
Dimana kita bisa menemukan contoh globalisasi komunikasi? Contoh konkret dari pertukaran budaya akibat globalisasi adalah melalui film, musik, dan makanan.
Adapun, menurut riset Ovum, biaya operator untuk OTT pada 2013 adalah mencapai USD 32,6 miliar. Angka ini akan melonjak menjadi USD 86 miliar pada 2020.
Menurut Asisten Deputi Infrastruktur dan Telematika Eddy Satriya, OTT merupakan persoalan klasik yang tak selesai-selesai.
"Jaringan milik operator dipakai OTT hingga menyedot banyak bandwidth, sedangkan operator tak mendapatkan apa-apa," ujarnya.
Presdir XL Axiata Hasnul Suhaimi menuturkan operator juga belum memiliki strategi khusus menyikapi booming OTT.
"Kalau kita tarifkan per bandwidth, takutnya mereka tak mau dan lari. Operator sebenarnya bisa saja meminta jatah persentase dari penghasilan iklan OTT, tapi saya lihat juga tak seberapa," katanya.
Hal senada diungkapkan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI) yang belum menemukan formulasi yang tepat menyikapi perkembangan OTT. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Layanan Over The Top (OTT) seperti Google dan Meta, masih menjadi permasalahan hingga hari ini.
Baca SelengkapnyaAda banyak tugas menanti Menkominfo pilihan Presiden Prabowo, salah satunya di sektor telekomunikasi.
Baca SelengkapnyaAda beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.
Baca SelengkapnyaIndustri telekomunikasi dan game di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang luar biasa di Asia.
Baca SelengkapnyaStrategi Vidio dalam menghadirkan konten olahraga terlengkap terbukti berhasil merebut pasar dan menjadi konten dengan atribusi tertinggi bagi pelanggan Vidio.
Baca SelengkapnyaKondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaBSSN mengatakan, fenomena itu terjadi karena pengamanan siber terhadap aplikasi-aplikasi itu lemah.
Baca SelengkapnyaVidio berhasil mengalahkan platform OTT global dan regional
Baca SelengkapnyaSaat ini pengguna aktif layanan OTT di Indonesia telah mencapai 50 juta pelanggan.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah tiga hal yang menjadi penghambat meluasnya jaringan 5G.
Baca SelengkapnyaKegiatan judi online sulit diberantas karena server yang digunakan berasal dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaVidio tengah berkolaborasi dengan Aksilarasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Baca Selengkapnya