Indonesia belum siap terima e-wallet
Merdeka.com - E-wallet atau dompet elektronik sebenarnya sudah hadir di Indonesia pada 2007 saat Telkomsel pertama kali mengenalkan T-Cash, yang kemudian diikuti oleh Indosat lewat Dompetku dan XL dengan XL Tunai.
Namun hingga saat ini, tak ada perkembangan yang berarti, bahkan cenderung stagnan atau tidak bergerak. Sebenarnya apa penyebabnya?
Bila dikupas lebih jauh, terdapat beberapa alasan mengapa dompet digital 'tak laku' di pasaran, diantaranya masih belum percayanya pengguna telekomunikasi pada dompet digital, bahkan kesan mereka, uang digital malah menyusahkan.
-
Mengapa transaksi digital penting untuk ekonomi digital? Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie menyebutkan bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk digital ekonomi senilai 800 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp12.096,8 triliun.
-
Mengapa penting fokus dengan produk yang dipasarkan? Kalau kamu memiliki ketertarikan dengan produk tertentu, seperti perangkat elektronik, maka harus secara fokus dan berkala memasarkan produk tersebut. Jangan lupa untuk mendalami pengetahuan tentang produk itu sehingga bisa memperkaya materi kontennya. Kamu juga bisa menjadikan akun tertentu sebagai panutan (role mode) sehingga memiliki inspirasi.
-
Apa kunci utama bisnis? Produk dan layanan adalah kunci utama dalam bisnis yang kita jalani.
-
Mengapa emoji pertama di perangkat PA-85000 tidak dikenal banyak orang? 'Perangkat seperti ini sudah ada sebelum internet, jadi tidak banyak yang membahasnya secara online, dan tidak bisa direproduksi, jadi satu-satunya cara untuk mengetahui fungsinya adalah dengan membaca manualnya atau lebih baik lagi menggunakannya sendiri,' tulisnya dalam sebuah postingan blog yang merinci sejarah emoji.
-
Kenapa iPhone pertama tidak diterima pasar? Produk iPhone pertama yang dirilis pada 2007 silam tidak disambut baik oleh pasar.
-
Kenapa e-wallet jadi kado pernikahan unik yang pas? E-wallet ini tentu sangat bermanfaat karena mampu membuat transaksi keuangan menjadi efektif dan efisien. Cukup membawa smartphone jika ingin melakukan berbagai transaksi melalui dompet digital.
Hal ini diperparah dengan masih belum percayanya sejumlah merchant pada perkembangan e-wallet. Terbukti, hingga saat ini hampir tidak ada pertambahan merchant bagi dompet digital produk operator.
Hal yang paling krusial adalah e-wallet bukanlah bisnis utama operator, sehingga kurang fokus dalam menggarap pasar, bahkan terkesan 'yang penting ada.'
Padahal, lembaga perbankan seperti BCA saja mesti mengeluarkan investasi uang, tenaga, dan waktu untuk menggarap Flazz, hingga baru beberapa tahun, produk tersebut bisa diterima masyarakat.
Keunggulan e-wallet milik perbankan adalah mereka memanfaatkan ribuan gerai ATM yang tersebar di seluruh Indonesia sebagai merchant, baik untuk Top Up maupun mencairkan.
Inilah yang tidak dimiliki operator, aspek kemudahan pelanggan dalam membelanjakan dan mengisi ulang uang digital.
"Berbeda bila operator men-spin off kan bisnis e-wallet-nya dengan bisnis utama sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi, mungkin e-wallet dapat lebih berkembang di Indonesia," ujar pengamat TI Priyanto kepada merdeka.com, Jumat (21/3).
Sebelumnya, Presdir XL Axiata Hasnul Suhaimi mengatakan masyarakat Indonesia yang belum menjadi nasabah perbankan masih ada sekitar 60-70 persen atau sekitar 180 jura orang. "Itu pasar yang luar biasa bagi e-wallet," tegasnya. (mdk/ega)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada beberapa alasan mengapa penerapan 5G terkesan lama.
Baca SelengkapnyaRosan juga menyoroti terkait inklusi keuangan di Indonesia yang telah mengalami perkembangan yang pesat.
Baca SelengkapnyaAlhasil, transformasi digital di Tanah Air tidak melahirkan ekonomi baru.
Baca SelengkapnyaTak heran jika produksi barang nasional masih kalah dengan produk dari luar negeri.
Baca SelengkapnyaTransaksi secara non tunai hanya dengan scan barcode QRIS pun merupakan kondisi yang lumrah.
Baca SelengkapnyaBerikut fakta-fakta mengenai penyebab rendahnya implementasi IPv6.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah tiga hal yang menjadi penghambat meluasnya jaringan 5G.
Baca SelengkapnyaPadahal perkembangan teknologi di ibu kota jauh lebih cepat
Baca SelengkapnyaMengapa Fosil Dinosaurus Tidak Pernah Ditemukan di Indonesia? Alasannya Ternyata Klasik
Baca SelengkapnyaEkonomi hijau dinilai sebagai solusi dari sistem ekonomi eksploitatif yang selama ini cenderung merusak lingkungan.
Baca SelengkapnyaOJK buka peluang aset kripto bisa jadi agunan untuk pinjaman ke bank.
Baca SelengkapnyaSaat ini baru sedikit pengelola situs internet di Indonesia yang menggunakan domain .id.
Baca Selengkapnya