Indonesia pernah menduduki 4 besar negara satelit dunia
Merdeka.com - Dalam dua tahun belakangan, industri seluler bersinar sangat terang. Menurut Menkominfo Tifatul Sembiring, dalam dua tahun terakhir, nilai bisnis di industri tersebut menembus angka Rp 100 triliun per tahun yang dipicu oleh meningkatnya jumlah pelanggan dan agresifnya operator memodernisasi jaringan.
Peningkatan nilai bisnis di industri seluler juga tak lain dipicu oleh perkembangan telekomunikasi data yang tumbuh lebih dari 100% sejak 2012.
Tak banyak yang tahu bahwa bersinarnya industri seluler dalam dua tahun terakhir ini tak lepas dari jasa satelit sebagai tulang punggung atau backbone-nya. Dalam mengalirkan data dan suara, layanan seluler memerlukan trunking ke satelit sehingga masyarakat dapat menikmati layanan dengan baik.
-
Apa saja yang mendorong pertumbuhan industri telekomunikasi di Indonesia? Program utama 'Peta Jalan Indonesia Digital 2022-2024' menjadi bukti nyata. Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 100 ribu menara BTS yang tersebar di seluruh negeri, yang memberikan akses internet ke lebih dari 94% kota di Indonesia.
-
Kapan satelit dibajak? Meski rentan, hingga saat ini belum diketahui adanya insiden di mana keamanan satelit telah dieksploitasi. Walau begitu, tidak menutup kemungkinan adanya insiden rahasia yang disembunyikan.
-
Kenapa S.H. Simatupang berperan penting di bidang telekomunikasi? Peran S.H. Simatupang cukup penting di bidang telekomunikasi.
-
Kenapa Satelit Palapa penting? Satelit Palapa merupakan simbol penting dalam sejarah telekomunikasi Indonesia, karena satelit ini memungkinkan integrasi dan peningkatan jaringan komunikasi di seluruh nusantara yang pada akhirnya mendukung pembangunan ekonomi dan sosial.
-
Satelit apa yang paling banyak dimiliki? Berdasarkan data pada laman GoodStats, Amerika Serikat memiliki jumlah terbesar dari satelit yang mengorbit bumi, dengan lebih dari 3.000 satelit, termasuk satelit militer, komunikasi, pengintaian, dan ilmiah.
-
Apa fungsi Satelit Palapa? Satelit Palapa berfungsi sebagai sistem komunikasi satelit domestik (SKSD) pertama di Indonesia.
Pemerintah sendiri sering mengabaikan keberadaan satelit, termasuk filing slot orbit tempat satelit tersebut berotasi mengelilingi bumi.
Dimulai dari hampir hilangnya slot 118 derajat BT setelah tersadar hanya beberapa hari menjelang masa hidupnya berakhir pada 2006, dan merajalelanya satelit asing yang mengoyak-oyak angkasa Indonesia tanpa perizinan dan ketentuan regulasi yang ada.
Industri satelit di Tanah Air kembali terguncang saat slot satelit 150,5 derajat BT milik Indonesia dicabut oleh International Telecommunication Union (ITU). Anehnya, hal itu baru terungkap pada 2007, padahal slot tersebut telah habis masa hidupnya sejak 2003.
Meski akhirnya pemerintah mendapatkan kembali filing di slot tersebut dengan status junior, namun tetap saja kejayaan satelit Indonesia di masa lalu seakan runtuh dan hancur berkeping-keping. Apalagi pihak-pihak yang seharusnya bertanggung jawab malah saling menyalahkan satu sama lain.
Kita pernah mencatat sejarah manis setelah berhasil meluncurkan satelit komunikasi domestik Palapa A-1 ke angkasa pada 9 Juli 1976, di saat angkasa Indonesia masih kosong dari satelit-satelit asing.
Peluncuran satelit Palapa A-1 juga menandai Indonesia layak disejajarkan dengan empat negara besar lainnya di dunia yaitu Kanada, Amerika Serikat, dan Jepang yang telah mengoperasikan satelit sendiri.
Perhatian pemerintah dan operator masa lalu yang demikian tinggi terhadap satelit, ternyata tidak diikuti para pelaku usaha masa kini. Slot satelit yang seharusnya menunjukkan jati diri bangsa di mata dunia seakan-akan hanya menjadi barang murahan dan bila hilang dari genggaman tak layak disesali.
Slot 150,5 derajat BT didaftarkan dengan nama Palapa C4 pada 28 Oktober 1993 dan diisi dengan peluncuran satelit aktual bernama Palapa C4 pada Februari 1996. Dalam perjalanannya satelit Palapa C4 yang pengelolaannya dilakukan oleh Indosat mengalami anomali pada 1999 sehingga praktis tidak ada satelit yang mengisinya hingga batas waktu yang ditentukan.
Kini, entah disadari pemerintah atau tidak, sejumlah pihak memberikan begitu saja filing satelit milik Indonesia ke pihak asing dan mengarahkan pancaran sinyal satelitnya (beam) ke negara lain, bukan ke Indonesia.
Sebut saja Satelit Garuda, yang ternyata lebih banyak dimiliki oleh Mabuhay Philippines Satellite Corporation (MPSC) daripada operator satelit Indonesia PT Pasifik Satelit Nusantara. Beam dari satelit Garuda sendiri mengarah ke Filipina.
Angkasa Indonesia makin teracak-acak dengan adanya peluncuran satelit Protostar yang diklaim Indovision merupakan satelit miliknya. Padahal, menurut situs resmi Protostar dan SES SA, status mereka adalah payload atau menyewa selama 15 tahun atau seumur dengan satelit tersebut di S-Band.
Entah kenapa, keberadaan satelit yang merupakan satelit asing tersebut sama sekali “tidak diganggu” pemerintah. (mdk/nvl)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Satelit Palapa merupakan simbol penting dalam sejarah telekomunikasi Indonesia, karena satelit ini memungkinkan integrasi dan peningkatan jaringan komunikasi.
Baca SelengkapnyaTahun 1976 silam terjadi sebuah momen bersejarah, khususnya bagi Indonesia. Kala itu, untuk pertama kalinya dilakukan peluncuran satelit milik RI.
Baca SelengkapnyaBTS akan tetap diperlukan meskipun ada teknologi satelit. Keduanya saling melengkapi.
Baca SelengkapnyaIndustri telekomunikasi dan game di Indonesia tengah mengalami perkembangan yang luar biasa di Asia.
Baca SelengkapnyaWajar jika Starlink diberikan karpet merah oleh pemerintah. Pasalnya Indonesia butuh keberadaan Starlink.
Baca SelengkapnyaIni keunggulan dari satelit Merah Putih 2 dengan memakai teknologi terbaru.
Baca SelengkapnyaGSMA baru-baru ini menyoroti kemajuan pesat Indonesia dalam teknologi seluler
Baca SelengkapnyaOperator seluler khawatir jika tidak ada ketidakadilan dalam berbisnis saat satelit Starlink Elon Musk masuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaSatelit Merah Putih 2 berhasil diluncurkan dari Cape Canaveral, Florida, Amerika Serikat pada Rabu (21/2).
Baca SelengkapnyaKerja sama ini memungkinkan Telkomsat untuk menggelar layanan bisnis berbasis Starlink.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan data dan layanan digital telah mencatat kinerja positif di kuartal satu tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDimulai sejak 2014, kecepatan internet di Indonesia mulai naik hingga saat ini.
Baca Selengkapnya