Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Industri film animasi Indonesia butuh 'bapak asuh'

Industri film animasi Indonesia butuh 'bapak asuh' Ilustrasi film animasi Indonesia. © MD Animation

Merdeka.com - Industri animasi Indonesia seakan dalam posisi hidup segan, mati tak mau. Ya, mungkin itu gambaran yang sering disebutkan orang-orang di industri kreatif digital. Namun, setidaknya kini mulai ada perubahan.

"Ada perubahan ke arah baik dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya," ungkap Assisten Produser Dreamtoon, Donny Sugeng Riyadi saat bincang santai dengan Merdeka.com di kantornya kawasan Senayan City, Jakarta, (26/2).

Indikatornya, kata dia, saat ini sudah banyak animator yang terus bergerak membuat animasi. Sayangnya, pergerakan baik ini bukan dari sisi industri perfilman animasinya.

"Kebanyakan dari para animator itu mengerjakan proyek dari luar. Ibaratnya hanya 'jahit' film animasi," katanya.

Kondisi seperti ini tidak bisa dibantah. Seperti buah simalakama, mau tidak mau animator harus berpikir realistis daripada mempertahankan idealisme.

"Di sisi lain, mereka pun butuh hidup," ungkapnya.

Hal ini terjadi akibat tidak adanya media yang mau menayangkan film animasi karya anak bangsa sendiri.

"Letak persoalannya itu lebih ke arah harga jual. Gambarannya, animator sudah mengeluarkan cost produksi yang mahal, tapi ketika ditawarkan di televisi, harganya jatuh. Jauh dari biaya produksi," paparnya.

Lebih jauh Donny mencontohkan misalnya cost produksi yang dikeluarkan untuk satu episode dengan durasi 11 menit membutuhkan dana Rp 100 juta. Tapi, ketika dijual ke televisi, harganya turun jauh dibandingkan cost produksi.

"Berbeda dengan sinetron-sinetron yang cost produksi hanya Rp 80 juta per episode tapi bisa dijual lebih dari itu. Makanya, tidak heran banyak sinetron yang sukses daripada film animasi," selorohnya.

Kendala-kendala untuk membangkitkan film animasi Indonesia disadari olehnya.

"Yang jelas, animator itu butuh platform dan dukungan pemerintah," tegasnya.

Sebetulnya, kata dia, dulu waktu jaman Marie Elka Pangestu menjadi menteri pariwisata dan ekonomi kreatif (Menparekraf) ada salah satu studio animasi asal Malang yang didanainya. Namun sayangnya, lagi-lagi harus kandas.

"Hanya dua atau tiga episode saja. Tayang di Indosiar juga," ujarnya.

Lalu, apakah mungkin jika hasil karya film animasi anak bangsa menggunakan media milik pemerintah seperti TVRI? Donny pun menjelaskan jika hal itu sudah pernah dibahas. Tapi, proses birokrasinya terlalu ribet.

"Harus ikutan lelang dan lain-lain," singkatnya.

Jika televisi swasta pasti berpikir profit, apakah tidak ada platform pemerintah yang mau mendukung film animasi tanah air? Semoga industri film animasi, menemukan "bapak asuh" yang sesuai.

(mdk/bbo)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Diskusi ATVI Bersama Wamen Komunikasi dan Informatika: Bangun Ekosistem Digital Inklusif
Diskusi ATVI Bersama Wamen Komunikasi dan Informatika: Bangun Ekosistem Digital Inklusif

Dii balik peluang yang besar itu, terdapat tantangan sosial yang perlu diatasi bersama

Baca Selengkapnya
Cara Kemenparekraf Genjot Industri Kreatif, Game dan Film Terus Didorong
Cara Kemenparekraf Genjot Industri Kreatif, Game dan Film Terus Didorong

Langkah-langkah ini guna mendorong ekonomi kreatif di Indonesia semakin semarak.

Baca Selengkapnya
Nuon Bersama PFN Dukung Geliat Industri Perfilman Indonesia Lewat IFFa
Nuon Bersama PFN Dukung Geliat Industri Perfilman Indonesia Lewat IFFa

Peluncuran Situs www.iffa.id sebagai upaya mudahkan proses produksi Film Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Begini Jawaban Tim Capres-Cawapres soal Industri Kreatif Digital
Begini Jawaban Tim Capres-Cawapres soal Industri Kreatif Digital

Termasuk bagaimana upaya mereka dalam menangani proteksi konten dari pembajakan.

Baca Selengkapnya
6 Gaya Giring Ganesha Dampingi Menteri Fadli Zon Bertemu Para Sineas hingga Seniman Demi Majukan Film Indonesia
6 Gaya Giring Ganesha Dampingi Menteri Fadli Zon Bertemu Para Sineas hingga Seniman Demi Majukan Film Indonesia

Fadli Zon dan Giring Ganesha mengadakan diskusi yang bertajuk Ngopi Pagi di Jakarta pada hari Senin, 4 November 2024.

Baca Selengkapnya
Punya Peluang Digital Hub di Asia, Indonesia Perlu Lakukan Ini
Punya Peluang Digital Hub di Asia, Indonesia Perlu Lakukan Ini

Potensi besar sebagai digital hub tak boleh dilepaskan begitu saja.

Baca Selengkapnya
Menaker: Pesatnya Industri Film Perlu SDM yang Kompeten
Menaker: Pesatnya Industri Film Perlu SDM yang Kompeten

Menaker mengatakan, SDM yang kompeten sangat dibutuhkan.

Baca Selengkapnya
600.000 Kreator di Indonesia Dapat Cuan dari Youtube per Desember 2022
600.000 Kreator di Indonesia Dapat Cuan dari Youtube per Desember 2022

Konten kreator bisa menjadi tulang punggung ekonomi digital Indonesia.

Baca Selengkapnya
Kejar Target Ekonomi Digital, Indonesia Masih Butuh 9 Juta Ahli IT Hingga 2030
Kejar Target Ekonomi Digital, Indonesia Masih Butuh 9 Juta Ahli IT Hingga 2030

Pemerintah terus melakukan kerja sama dengan berbagai paltform teknologi asing

Baca Selengkapnya
Kolaborasi Platform Vidio dengan Aksilarasi Kemenparekraf dalam Konten Lokal
Kolaborasi Platform Vidio dengan Aksilarasi Kemenparekraf dalam Konten Lokal

Vidio yang saat ini menjadi leading di Indonesia karena memang disukai oleh jutaan masyarakat di Indonesia dengan konten lokalnya

Baca Selengkapnya
Teknologi Blockchain Bakal Buka Peluang Kerja Masa Depan, Ini Jurusan yang Dibutuhkan
Teknologi Blockchain Bakal Buka Peluang Kerja Masa Depan, Ini Jurusan yang Dibutuhkan

Peluang karir di industri blockchain tidak terpatok hanya dalam sektor IT (developer saja), tetapi tetap membutuhkan sektor lain.

Baca Selengkapnya
Bisnis Waralaba di Indonesia Masih Kalah Saing dengan Malaysia dan Filipina
Bisnis Waralaba di Indonesia Masih Kalah Saing dengan Malaysia dan Filipina

Dukungan yang diberikan pemerintah kepada franchise lokal hanya pada tahap akhir, seperti pameran.

Baca Selengkapnya