Industri keuangan masih jadi sasaran empuk kejahatan siber
Merdeka.com - Industri keuangan seperti perbankan, sekuritas, dan perdagangan, kerap kali menjadi sasaran empuk malware. Baru-baru ini berdasarkan data dari Symantec Security Response, sejak Januari 2016 lalu, serangan terselubung yang melibatkan malware dengan nama Trojan.Odinaff dikabarkan menargetkan sejumlah organisasi keuangan di seluruh penjuru dunia.
Data tersebut menunjukan bahwa Amerika Serikat merupakan negara yang sering dijadikan target serangan malware tersebut. Setelah itu disusul oleh Hongkong, Australia, Inggris dan Ukraina. Bagaimana cara kerja malware Trojan.Odinaff itu menyerang?
Penyerang Odinaff menggunakan berbagai metode untuk masuk ke jaringan organisasi yang ditargetkan. Salah satu metode serangan paling umum adalah melalui dokumen bujukan yang berisi makro berbahaya. Jika penerima memilih untuk mengaktifkan makro, maka makro tersebut akan menginstal Trojan Odinaff di komputer mereka. Bujuk rayuan ini biasanya dinamakan dengan social engineering.
-
Siapa yang menjadi target kejahatan siber? Tidak hanya perorangan yang menjadi target, namun perusahaan besar, pemerintah, hingga institusi finansial juga rentan terhadap serangan ini.
-
Kenapa serangan ransomware semakin meningkat? Laporan itu menyebutkan jenis serangan ransomware ini di mana penjahat siber secara aktif menyusup ke infrastruktur teknologi & informasi organisasi untuk menyebarkan ransomware, meningkat 2,75x year over year.
-
Kapan serangan ransomware terjadi? Serangan terhadap server PDNS 2 pada 20 Juni 2024 itu mengakibatkan beberapa layanan publik terhambat.
-
Kapan kerugian Ransomware mulai meningkat? Sudah enam tahun sejak laporan dari Cybersecurity Ventures memperkirakan kerusakan akibat ransomware akan merugikan dunia sebesar USD5 miliar di 2017, naik dari USD325 juta pada 2015 — peningkatan 15 kali lipat hanya dalam dua tahun.
-
Apa saja serangan siber yang paling sering terjadi? Laporan tersebut menyoroti tiga perubahan signifikan dalam karakteristik ancaman dan serangan siber yang terjadi di berbagai negara. Mulai dari yang berkaitan dengan ransomware, fraud, hingga identity and social engineering.
-
Kenapa ransomware menyerang pengguna? Pelaku kemudian meminta uang tebusan dalam jumlah tertentu agar korban bisa mendapatkan kembali data yang dienkripsi atau dikunci tersebut.
Setelah target 'terkunci', maka serangan pun segera dilancarkan. Alhasil jika serangan itu berhasil, kerugian ada di depan mata. Diperkirakan, total kerugian serangan bisa mencapai angka puluhan juta hingga ratusan juta dollar.
Penemuan Odinaff menunjukan bahwa bank-bank memiliki resiko serangan yang semakin besar. Selama beberapa tahun terakhir ini, penjahat siber telah mulai menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang sistem keuangan internal yang digunakan oleh bank-bank.
Mereka telah belajar bahwa bank menggunakan beragam sistem dan telah menginvestasikan waktu untuk mengetahui bagaimana mereka bekerja dan bagaimana karyawan mengoperasikannya. Bila digabungkan dengan keahlian teknis tingkat tinggi yang ada di beberapa kelompok, kelompok-kelompok ini sekarang menimbulkan ancaman yang signifikan bagi organisasi manapun yang mereka targetkan.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BSSN mencatat, dari 160 juta anomali malware, sebanyak 966.533 terindikasi ransomware menyerang sektor keuangan.
Baca SelengkapnyaFatalitas serangan siber tidak hanya mengancam pertahanan satu negara.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca SelengkapnyaHampir sepertiga insiden serangan siber didominasi oleh ransomware.
Baca SelengkapnyaDi Indonesia, kasus kebocoran data pribadi semakin sering terjadi dan menjadi perhatian utama di semua sektor.
Baca SelengkapnyaBagi perusahaan, serangan siber akan berdampak terhadap operasional organisasi.
Baca SelengkapnyaDunia digital yang semakin terkoneksi telah membuka pintu bagi kejahatan siber yang berkembang pesat.
Baca SelengkapnyaAtas serangan itu perusahaan membayar sebanyak USD4,4 juta atau Rp71,9 dalam bentuk bitcoin.
Baca SelengkapnyaPelanggaran data dan ransomware merajalela, AI jadi senjata baru. Bagaimana Indonesia?
Baca SelengkapnyaOJK akan membuat anti scam center sebagai upaya memutus rantai tindakan penipuan.
Baca SelengkapnyaBadan otoritas sudah sangat diwajibkan memperkuat sistem digital, dengan memanfaatkan next generation tools semacam AI.
Baca Selengkapnya