Industri Smartphone Butuh Inovasi Baterai?
Merdeka.com - Perlu diakui bahwa daya tahan baterai smartphone itu tak terlalu baik. Permasalahan utamanya adalah penambahan kapasitas di smartphone tidak terlalu agresif, sementara fitur canggih bermunculan sembari menguras kapasitas baterai.
Pada beberapa tahun terakhir, daya tahan baterai smartphone hanya bertahan di satu hari saja. Anda perlu mengecasnya beberapa jam untuk mendapatkan daya tahan satu hari kembali di hari berikutnya.
Penambahan kapasitas baterai sudah dilakukan oleh banyak vendor, namun jika pemakaian pengguna cukup agresif, hal ini hampir tak ada artinya.
-
Bagaimana persaingan chip smartphone? Hal ini menunjukkan bahwa pasar chip smartphone semakin kompetitif, dan ini merupakan kabar baik.
-
Smartphone apa yang punya baterai paling awet? Oppo Find X7 Ultra muncul sebagai salah satu smartphone dengan ketahanan baterai terbaik menurut DxOMark, dengan skor 160 poin dan kapasitas baterai 5.000 mAh.
-
Apa itu inovasi? Inovasi adalah semua hal baru yang berangkat dari ilmu pengetahuan, serta dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.
-
Bagaimana cara memilih smartphone yang tepat? Memilih smartphone yang tepat memerlukan pemahaman tentang kebutuhan dan budget Anda.
-
Siapa yang terlibat di PT Industri Baterai Indonesia? MIND ID melalui ANTAM melakukan kolaborasi bersama PLN dan Pertamina dalam membentuk PT Industri Baterai Indonesia (IBC). Kemudian IBC bersama Ningbo Contemporary Brunp Lygend Co., Ltd., (CBL) telah menandatangani framework agreement mencakup kegiatan pertambangan bijih nikel hingga industri daur ulang baterai pada 14 April 2022 silam.
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
Inovasi baterai smartphone sendiri mandek lebih dari satu dekade. Pasalnya, baterai yang digunakan adalah baterai Lithium-ion yang muncul pertama kali di tahun 1996 silam. Baterai ini masih jadi baterai yang sama hingga sekarang.
Saat ini justru, tren yang muncul adalah membawa portable charger atau kita kenal sebagai powerbank. Para produsen powerbank justru menawarkan kapasitas raksasa yang mumpuni untuk beberapa kali cas. Selain itu, terdapat juga teknologi fast charging yang menambah kekuatan arus pengecasan lewat kepala charger. Dua hal ini sebenarnya memperlihatkan bahwa nampaknya vendor smartphone belum melirik adanya inovasi di bidang baterai.
Alasan Baterai Tak Berkembang
Hal ini ingin dipecahkan oleh para ilmuwan. Melansir The Verge, mengutip Venkat Srinivasan yang merupakan direktur Pusat Kolaborasi Argonne untuk Ilmu Penyimpanan Energi, dan kebetulan juga ilmuwan teknologi baterai, ia menyebut bahwa kemajuan teknologi lebih cepat ketimbang kemajuan baterai.
Ia secara spesifik menyebut bahwa Hukum Moore telah melewati kemampuan teknologi baterai yang membuat teknologi smartphone makin canggih tapi baterai tidak.
Hukum Moore sendiri adalah sebuah pemikiran yang dicetuskan Gordon Moore, salah satu pendiri Intel, yang menyebut bahwa jumlah transistor per inci persegi pada sebuah sirkuit terintegrasi akan berkembang dua kali lipat tiap tahun sejak sirkuit terintegrasi ditemukan. Moore meramalkan tren ini akan berlanjut di masa depan, dan ramalannya tak salah.
Teknologi Baterai Berkembang, Tapi Tak Pesat
Sebenarnya teknologi baterai tak stagnan. Ada sedikit perbaikan, seperti di kepadatan energi secara stabil yang dilakukan dengan menyusutkan komponen internal.
Namun sudah disadari sejak lama bahwa komponen baterai tak bisa lagi disusutkan atau dibuang. Jika ini dilakukan, musibah bisa terjadi. Contohnya ledakan.
Srinivasan menyebut bahwa para ilmuwan mencapai tahap di mana peningkatan baru dalam energi baterai akan datang dari pengganti baterai. Hal ini diasumsikan akan berjalan lebih lambat ketimbang majunya sebuah teknologi yang sudah ada.
Dengan kata lain, pengembangan teknologi baterai sudah mencapai ujungnya, dan pengganti baterai masih belum ada.
Jika pengganti itu sudah ada pun, mungkin fitur smartphone sudah jauh lebih maju lagi. Sehingga daya tahan baterai tetap satu hari saja seperti sekarang.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Indonesia tercatat memiliki 6,2 juta pengguna kendaraan listrik roda dua dan 1 juta pengguna kendaraan listrik roda empat, menambah keunggulan kompetitif.
Baca SelengkapnyaVolkswagen dan Ford Tertarik Investasi EV di Indonesia
Baca SelengkapnyaPermintaan baterai lithium ion diperkirakan akan meningkat lantaran meroketnya kebutuhan akan kendaraan listrik dan penyimpanan energi.
Baca SelengkapnyaArifin juga angkat suara terkait wacana Kementerian Perindustrian yang akan membatasi penggunaan kendaraan listrik yang menggunakan baterai berbasis LFP.
Baca SelengkapnyaHadirnya pabrik katoda LG di Batang menjadi integrasi pembangunan hulu dan hilir ekosistem baterai kendaraan listrik.
Baca SelengkapnyaReynaldy Istanto, Direktur Hubungan Kelembagaan IBC, ASEAN memiliki potensi besar dalam pasokan bahan baku baterai
Baca SelengkapnyaWuling siap memproduksi baterai secara lokal di Indonesia dengan nama MAGIC Battery. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaHasil ini merupakan kajian dari lembaga riset teknologi Counterpoint yang dilakukan pada Q3 2023
Baca SelengkapnyaIndonesia juga telah membangun industri daur ulang baterai motor listrik dan mobil listrik di Morowali.
Baca SelengkapnyaIndonesia sebenarnya punya potensi untuk mengembangkan nikel dan LFP di industri hilir.
Baca SelengkapnyaJokowi mengapresiasi peresmian pabrik tersebut sebagai langkah penting dalam mewujudkan ekosistem kendaraan listrik
Baca Selengkapnya