Inggris banjir, Amerika Serikat beku dan Australia kepanasan
Merdeka.com - Iklim global sedang tidak menentu di awal tahun 2014 ini. Di beberapa negara besar di dunia mengalami imbas cuaca ekstrem secara hampir bersamaan.
Seperti yang banyak di bahas di media-media baik cetak, online atau televisi, hampir separuh dari seluruh bagian di Amerika Serikat diserbu hawa dingin dan beku. Tidak hanya itu, di daerah yang memiliki imej temperatur panas seperti Arab Saudi juga turun salju yang selama beberapa dekade terakhir tidak pernah ada.
Selain di Amerika Serikat dan daerah disekitar jazirah Arab atau Timur Tengah, Inggris juga dilanda banjir bandang serta wabah tikus yang tidak mempan terhadap racun dan obat pembasmi tikus lainnya.
-
Apa yang menyebabkan perubahan iklim global? Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa jenkyns, di mana lava dan gas vulkanik meledak melalui celah besar di permukaan bumi, menyebabkan pemanasan global dan kepunahan tumbuhan besar-besaran.
-
Kenapa kenaikan suhu global menyebabkan perubahan iklim? Kenaikan suhu global menyebabkan perubahan iklim yang ekstrem.
-
Apa yang terjadi pada suhu global? Data menunjukkan bahwa suhu rata-rata global telah meningkat sekitar 1,2 derajat Celsius sejak era pra-industri.
-
Apa penyebab utama dari perubahan iklim? Lebih lanjut, Rheza menambahkan bahwa terjadinya perubahan iklim juga bersumber dari aktivitas umat manusia yang banyak menyumbang karbon dioksida yang menghasilkan efek gas rumah kaca.
-
Apa dampak perubahan iklim bagi bumi? Hasil simulasi tersebut menyimpulkan bahwa dalam waktu 250 juta tahun, atmosfer bumi akan terkandung penuh oleh gas CO2. Kondisi ini ditambah dengan panas yang tak tertahankan dari sinar matahari yang akan membuat bumi tidak lagi menjadi tempat layak untuk mendukung kehidupan, termasuk bagi umat manusia.
-
Apa dampak kenaikan suhu global terhadap lingkungan? Kenaikan suhu global memiliki dampak yang luas dan serius terhadap lingkungan serta kesehatan manusia.
Dikutip Daily Mail (08/01), ketika Amerika Serikat membeku, Inggris banjir dan Timur Tengah turun salju, di Australia justru diterpa hawa panas hebat yang mengakibatkan lebih dari 100 ribu kelelawar berjatuhan dari langit karena hawa panas tersebut.
Dilaporkan bahwa ada banyak sekali bangkai kelelawar yang berserakan terutama di bawah sebuah pohon yang biasanya menjadi tempat bergelantungannya hewan malam itu.
Namun mengutip tulisan di Slate (08/01), apa yang terjadi sekarang ini bukanlah faktor dan ciri perubahan iklim ekstrem yang disangkutkan dengan global warming.
"Memang di Amerika Serikat terjadi pembekuan, di Inggris banjir dan beberapa lagi, namun tidak semua negara mengalami hal serupa. Banyak negara di Eropa lainnya yang masih baik-baik saja," jelas penulis yang bernama Chris Mooney itu.
Namun menurut penelitian, terjadinya hal-hal tersebut disebabkan karena adanya pergerakan udara di troposfer dan stratosfer yang bermula dari tidak seimbangnya hawa panas dan penyerapan uap air di udara.
Dari ketidakseimbangan tersebut memunculkan fenomena dan cuaca ekstrem seperti yang terjadi sekarang ini. Bahkan, seperti yang tertulis di The Telegraph (01/01), para peneliti mengatakan bahwa pemanasan global akan lebih cepat datang dari yang diprediksikan sebelumnya.
Dari ketidakseimbangan segala hal yang mempengaruhi iklim global, maka membuat iklim di beberapa belahan dunia atau negara menjadi tidak stabil serta menyebabkan hal yang seharusnya tidak terjadi akhirnya muncul.
(mdk/das)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suhu udara yang terasa lebih dingin saat ini disebabkan oleh fenomena Angin Monsun Australia, yang bertiup dari Australia dan melintasi wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaBanjir yang terjadi dari luapan sungai-sungai di Eropa ini telah mengisolasi sejumlah akses hingga badai salju melumpuhkan aktivitas.
Baca SelengkapnyaSebagian besar wilayah di Pulau Jawa sedang dilanda suhu dingin.
Baca SelengkapnyaSuhu maksimum tercatat terjadi di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 37,1 Derajat Celcius.
Baca SelengkapnyaSuhu udara maksimum tertinggi di Indonesia selama sepekan terakhir tercatat terjadi di Palu 37,8°C pada 23 April lalu.
Baca SelengkapnyaBenarkah fenomena Aphelion menyebabkan suhu bumi lebih dingin? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaSahara sebelumnya dinobatkan sebagai salah satu tempat paling gersang di dunia.
Baca SelengkapnyaKetua Tim Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Ida Pramuwardani mengungkapkan tiga penyebab suhu udara terasa panas belakangan ini.
Baca SelengkapnyaDampak ini menunjukkan betapa pentingnya tindakan mitigasi dan adaptasi untuk melindungi lingkungan dan kesehatan dari efek negatif kenaikan suhu global.
Baca SelengkapnyaPenjelasan BMKG soal fenomena suhu di Bali lebih dingin
Baca SelengkapnyaDi Kota Montpelier, Vermont, hujan lebat telah mengubah jalan menjadi sungai. Simak foto-fotonya!
Baca SelengkapnyaIlmuwan meyakini bahwa poros Bumi telah bergeser dari tempatnya. Ada penyebab yang masih misteri.
Baca Selengkapnya