Ini bahaya robot seks yang ditakuti ilmuwan
Merdeka.com - Banyak orang di luar sana yang berupaya mengembangkan robot dengan kecerdasan buatan yang bisa berbicara dan berhubungan intim layaknya manusia. Namun, ilmuwan menganggap hal itu berbahaya dan bisa merugikan wanita.
"Robot sex saat ini menjadi pusat perhatian di industri robot, semuanya berdasarkan model wanita yang sempurna termasuk peran 'penurut' mereka dalam hubungan seksual. Hal itu sangat mengganggu," ujar Dr. Kathleen Richardson, ahli robot dari Universitas De Mosntfort, Inggris, Daily Mail (15/09).
Lebih lanjut, pengembangan robot seks akan mengembalikan anggapan kuno tentang wanita, yang hanya bertugas sebagai pemuas nafsu. Apabila hal itu dibiarkan, Dr. Richardson mengatakan jika manusia akhirnya hanya akan melihat sebuah hubungan antara wanita dan pria tidak lebih dari hubungan fisik atau seks.
-
Apa yang dilakukan robot cantik itu? Seorang pengamen di China menyamar menjadi 'robot' yang membagikan brosur adalah seorang pemilik restoran hotpot.
-
Siapa robot cantik ini? Mengutip dari South China Morning Post, Kamis (31/10), ternyata dirinya adalah seorang pemilik restoran hotpot berusia 26 tahun yang benar-benar manusiawi.
-
Bagaimana robot cantik ini bisa viral? Dengan kulit yang memukau hingga dipertanyakan banyak orang apakah itu sintetis.
-
Bagaimana robot tersenyum? Para peneliti di Universitas Tokyo menumbuhkan sel-sel kulit manusia dalam bentuk wajah dan menariknya menjadi seringai lebar, menggunakan ikatan seperti ligamen yang tertanam.
-
Kenapa robot dibuat tersenyum? 'Meskipun hasilnya menakutkan, ini merupakan langkah penting menuju pembuatan robot yang lebih mirip kehidupan,' kata pemimpin peneliti Shoji Takeuchi.
-
Siapa yang menciptakan robot ini? Para peneliti di Universitas Tianjin di Tiongkok telah menciptakan robot yang dikendalikan oleh sel otak manusia.
Yang lebih parah, kini banyak orang mulai mengalami gangguan mental yang disebut robophilia. Robophilia terjadi saat seseorang mempunyai ketertarikan seksual pada robot, mengalahkan manusia.
Fenomena gangguan orientasi seksual itu diyakini lebih mudah menjangkiti mereka yang terlalu lama menghabiskan waktu di dunia maya dan hidup menyendiri. Rendahnya kontak dengan manusia secara nyata ikut berkontribusi terhadap hilangnya nafsu untuk menjalin hubungan intim.
Indikasi itu mulai terlihat di anak muda Jepang. Beriringan dengan semakin majunya teknologi robot seks di negara tersebut, banyak pemuda yang mengaku menghindari hubungan percintaan serius dan hubungan seksual. Bahkan, setengah dari orang dewasa di Jepang mengaku tidak lagi melakukan hubungan seksual.
"Teknologi robot semakin terlihat lebih realistis dan canggih, termasuk mampu memberikan pengalaman hubungan badan layaknya dengan manusia asli. Fakta ini bisa mempengaruhi banyak orang untuk lebih memilih 'bercinta' dengan robot ketimbang manusia yang tidak sempurna," ujar Dr. Helen Driscoll, seorang psikolog.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penelitian ini mencoba merekam seberapa orang berfantasi seksual dengan robot AI.
Baca SelengkapnyaManusia pada dasarnya risih dengan keberadaan robot. Terlebih robot yang begitu mirip orang.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah proyeksi robot yang bisa menggerus lapangan pekerjaan umat manusia.
Baca SelengkapnyaWanita ini tak sengaja membuka HP suaminya dan melihat betapa mesranya chat sang suami dengan robot AI.
Baca SelengkapnyaAda banyak jenis kelainan seksual yang ada di dunia ini, salah satunya agalmatophilia.
Baca SelengkapnyaMenyiapkan diri, bangsa, dan negara memanfaatkan AI dan menanggulangi dampak buruknya bukan lagi suatu pilihan, namun menjadi keharusan.
Baca SelengkapnyaBerikut daftar teknologi yang bikin heboh karena ketakutan umat manusia.
Baca SelengkapnyaRobot-robot ini dilengkapi dengan program yang memungkinkan mereka merespons pertanyaan dengan jawaban yang tak terduga, bahkan mengocok perut.
Baca SelengkapnyaPenderita erotomania yakin bahwa orang yang mereka idamkan secara rahasia mencintai mereka, meskipun tidak ada bukti yang mendukung keyakinan tersebut.
Baca SelengkapnyaPekerja paruh waktu menilai bekerja dengan AI dapat mengurangi stres.
Baca SelengkapnyaAhli memperingatkan, AI yang bisa 'menghidupkan' orang mati bisa berbahaya.
Baca SelengkapnyaKetika seseorang kecanduan seks, penting untuk mengetahuinya secara cepat sebelum semakin parah.
Baca Selengkapnya