Ini bukti dari ucapan Menkominfo, "Internet cepat buat apa?"
Merdeka.com - Mungkin apa yang pernah dikatakan oleh Menkominfo Tifatul Sembiring beberapa bulan lalu, "Internet cepat buat apa" ada benarnya. Menurut penelitian, internet di Indonesia tidak digunakan secara produktif.
Ketika Tifatul mengatakan bahwa tidak ada alasan khusus kenapa harus menaikkan kecepatan internet di Indonesia, sontak banyak pihak yang menghujatnya dengan berbagai komentar yang pedas.
Tidak sedikit pula yang mengatakan bahwa dia selayaknya tidak pantas diangkat untuk menjabat kursi Menkominfo karena tidak mengerti kenapa Indonesia butuh koneksi dan kecepatan akses internet yang ada di atas rata-rata.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Mengapa Kominfo berfokus pada judi online? 'Jadi memang meresahkan sekali judi online,' ungkap Budi.
-
Kenapa Menkominfo berantas judi online? Menteri Kominfo Budi Arie Setiadi telah menerbitkan Instruksi Menteri No.1/Thn 2023 Tentang Pemberantasan Judi Online Dan/Atau Judi Slot.
-
Bagaimana Menkominfo memberantas judi online? 'Kementerian Kominfo juga sudah memberikan peringatan kepada seluruh platform media sosial, operator seluler, dan penyedia layanan internet untuk tidak memfasilitasi segala bentuk promosi judi online. Semua yang dalam wewenang Kominfo sudah kita lakukan,' jelasnya.
-
Kapan internet mulai digunakan secara luas di Indonesia? Awalnya, penggunaan internet hanya untuk keperluan kerja menggunakan sistem email. Namun, seiring berjalannya waktu, penggunaan internet berkembang pesat menjadi media sosial, unduh unggah video, dan musik.
-
Apa yang terjadi pada pengguna judi online di Indonesia? Alhasil, jumlah pengguna judi online di Indonesia terus mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara yang menunjukkan jumlah pemain judi online teratas di dunia berdasarkan survei yang dikeluarkan oleh Drone Emprit.
Namun, seperti dikutip dari Antara (24/06), nampaknya ada sedikit pembuktian dari apa yang telah diucapkan oleh Tifatul tersebut. Menurut penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya, sekitar 40 persen pengguna internet hanya menggunakan internet untuk tujuan biasa dan tidak produktif serta mendorong budaya individual.
"Kampanye berinternet sehat yang kami lakukan di Taman Bungkul pada Minggu (22/06) itu merupakan bentuk kepedulian 30-an mahasiswa dari komunitas broadcast mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi UINSA terhadap fenomena kecanduan internet," kata Humas Kampanye Internet Sehat UINSA, Azmi Fajri Ilmi.
Dari catatan mereka, 40 persen pengguna internet hanya mengakses dunia maya untuk tujuan yang tidak produktif seperti mengakses konten porno, update status alay di jejaring sosial hanya untuk memperlihatkan eksistensi, mengumbar komentar negatif dan tidak jelas sampai dengan hanya untuk bermain game online saja.
Bahkan, ada pula aksi yang dapat dikatakan cukup berbahaya dan melanggar hukum yaitu menggunakan internet untuk kepentingan penipuan (cybercrime).
"Banyak kalangan pemula pengguna internet yang tertipu dalam kasus cybercrime, misalnya SMS 'mama minta pulsa', penawaran barang dengan harga yang tidak wajar, hingga pembobolan keamanan sistem informasi suatu Bank," katanya.
Oleh karena itu, ia mengajak kepada para orang tua dan generasi muda (anak-anak dan remaja) untuk berhati-hati menggunakan internet. "Jangan saking semangatnya para orang tua justru membikinkan account Facebook untuk anaknya, padahal belum cukup secara usia," kata Azmi.
Ia mengimbau kaum muda untuk menggunakan akses internet secukupnya dan seperlunya untuk kepentingan positif, misalnya menggali informasi, untuk membantu pembelajaran di sekolah dan seterusnya.
Jadi dari penelitian tersebut, dapat dikatakan bahwa tidak 100 persen apa yang dikatakan Tifatul waktu itu adalah salah. Bagaimana jadinya apabila Indonesia memiliki kecepatan internet di atas rata-rata akan tetapi hanya digunakan untuk akses hal-hal yang tidak produktif.
Tentunya, tidak semua orang akan setuju dengan hal tersebut, karena masih banyak pengguna internet lain yang menggunakan internet sebagai ladang untuk berkreasi positif, membantu bisnis sampai dengan pengembangan program-program produktif lainnya. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Budi mengatakan, langkah tegas itu dijalankan untuk memberantas praktik judi online di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKarena itu, perlu kerja-kerja efektif dalam pencegahan dan pemberantasan judi online
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) sudah mengantongi nama perusahaan internet yang fasilitasi judi online.
Baca SelengkapnyaMenteri Koordinator Politik dan Keamanan (Menkopolkam) Budi Gunawan mengatakan saat ini judi online sudah masuk kategori darurat.
Baca SelengkapnyaKemenkoinfo dari 17 Juli 2023 hingga 23 Juli 2024 telah mengajukan pemblokiran 573 akun e-wallet terkait judi online kepada Bank Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenkominfo bakal menutup akses layanan Virtual Private Network (VPN) gratis untuk menangkal praktik judi online bertumbuh di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenkoimfo juga akan mencabut izin ke penyelenggara internet service provider (ISP) yang masih memfasilitasi permainan judi online.
Baca SelengkapnyaMeutya mengatakan, saat ini judi online telah berkembang sangat pesat mulai dari taruhan olahraga hingga permainan kasino virtual.
Baca SelengkapnyaJumlah pemblokiran akses judi online ini disebutnya naik berkali lipat dibandingkan sebelumnya.
Baca SelengkapnyaMeskipun ilegal di dalam negeri, banyak warga Indonesia tergoda untuk berpartisipasi dalam berbagai permainan judi yang tersedia secara daring atau online.
Baca SelengkapnyaTransaksi pejudi online di e-wallet paling rendah Rp100.000.
Baca SelengkapnyaMenteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menyebutkan judi online banyak dilakukan anak muda.
Baca Selengkapnya