Ini dia orang di balik kebocoran data puluhan juta pengguna Facebook
Merdeka.com - Facebook tengah dihantam dengan persoalan kebocoran 50 juta lebih data penggunanya. Kehebohan kabar itu, diletupkan oleh mantan pegawai Cambridge Analytica, Christoper Wylie. Penggunaan data yang melanggar itu, diduga untuk memenangkan Donald Trump dalam konstelasi pilpres Amerika Serikat.
Untuk mengumpulkan data itu, tentu saja tak mudah. Namun, semua itu menjadi mungkin berkat aplikasi kepribadian yang dikembangkan oleh Aleksandr Kogan. Kogan merupakan seorang peneliti dari Universitas Cambridge.
Dilaporkan TheGuardian dan CNN, Rabu (21/3), Kogan mengakui bahwa puluhan juta data yang dikumpulkannya menggunakan aplikasi kepribadian yang dikembangkannya. Dia kemudian menyerahkan data tersebut ke Cambridge Analytica yang meyakinkannya bahwa data yang telah dikumpulkan itu bersifat legal.
-
Siapa yang membocorkan data orang Indonesia? Dalam tangkapan layarnya, akun X bernama @Fusion Intelligence Center @S memberitahukan bahwa data pribadi masyarakat Indonesia telah dibocorkan oleh sebuah channel Telegram di China.
-
Siapa yang mengklaim TikTok ambil data pengguna berlebihan? Pada tahun 2022, perusahaan keamanan siber Internet 2.0 mengeluarkan laporan bahwa TikTok melakukan 'pengambilan data yang berlebihan' terhadap para penggunanya.
-
Siapa pendiri Facebook? Sejarah 4 Februari Hari Ulang tahun Facebook, yaitu dimulai Mark Zuckerberg ingin membuat platform chat.
-
Siapa yang diduga sebagai sumber kebocoran data PDN? 'Kpd Yth @meutya_hafid pimpinan Komisi 1 DPR, kami mendapatkan data telak nan luar biasa bahwa kebocoran PDN diduga kuat berasal dari orang dalam sejak 11 Oktober 2022. Nama'y: Dicky Prasetya Atmaja. Dia bekerja di LintasArta. Dialah saksi mahkota, kok bisa? Thread! (``,)' tulisnya.
-
Siapa yang mundur karena data negara bocor? Kejadian tersebut menyebabkan Presiden Sistem Pensiun Jepang, Toichiro Mizushima mengundurkan diri dari jabatannya.
-
Siapa yang menyebarkan informasi hoaks itu? Yayuk memastikan akun Instagram bernama BP2MI dengan centang hijau yang menyebarkan informasi tersebut bukan akun resmi milik BP2MI.
Akibat heboh persoalan itu, Kogan mengatakan seperti dijadikan kambing hitam atas ramai kasus tersebut. Pernyataannya itu terlontar kala ia diwawancarai oleh BBC Radio.
“Pandangan saya adalah bahwa saya dijadikan sebagai kambing hitam oleh Facebook dan Cambridge Analytica. Saya pikir melakukan sesuatu yang benar-benar tak bermasalah dan normal-normal saja,” katanya.
Kogan pun kemudian menceritakan ihwal dari kerja sama antara dirinya dengan Cambride Analytica. Sekadar informasi, Cambridge Analytica tiada hubungan dengan Cambridge University. Kerja sama itu bersifat kerja konsultasi yang bukan untuk mencari laba.“Saya seorang akademisi, saya tidak tahu apa-apa tentang mendirikan perusahaan,” kata Kogan.
Saat Anderson bertanya apakah Kogan tahu bahwa data yang ia kumpulkan akan dipakai untuk kepentingan politik, ia mengaku tidak mengetahuinya secara menyeluruh.
Perusahaan analisis data, Cambridge Analytica (CA), dilaporkan terlibat dalam skandal besar kebocoran data puluhan juta pengguna Facebook. Perusahaan yang pernah bekerja dengan tim kampanye Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, itu dituding menggunakan jutaan data untuk membuat sebuah program software yang hebat sehingga bisa memprediksi dan memengaruhi pemilihan suara.
Seorang whistleblower bernama Christopher Wylie, mengungkapkan kepada Observer The Guardian, bagaimana CA menggunakan informasi personal diambil tanpa izin pada awal 2014 untuk membangun sebuah sistem yang dapat menghasilkan profil pemilih individual AS.
Hal ini dilakukan untuk menargetkan mereka dengan iklan politik yang telah dipersonalisasi. CA sendiri merupakan perusahaan yang dimiliki oleh miliarder Robert Mercer dan pada saat itu dimpimpin oleh penasihat utama Trump, Steve Bannon.
"Kami mengekspolitasi Facebook dan "memanen" jutaan profil orang-orang. Kami membuat berbagai model untuk mengeksploitasi apa yang kami tahu tentang mereka dan menargetkan 'isi hati' mereka. Itulah dasar keseluruhan perusahaan dibangun," ungkap Wylie.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPU hingga kini masih menelusuri dugaan peretasan tersebut.
Baca SelengkapnyaSeorang peretas dengan nama anonim "Jimbo" mengklaim telah meretas situs kpu.go.id dan berhasil mendapatkan data pemilih dari situs tersebut.
Baca SelengkapnyaDittipidsiber tengah melakukan penyelidikan lebih jauh sembari berkoordinasi dengan pihak lain
Baca SelengkapnyaSebanyak 204 juta data pemilih KPU diduga bocor. Diperjualbelikan di darkweb seharga Rp 1 miliar lebih.
Baca SelengkapnyaDPR geram dengan kabar dugaan kebocoran data 204 juta pemilih oleh KPU.
Baca SelengkapnyaCak Imin menilai kebocoran data pemilih merupakan keteledoran Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI
Baca SelengkapnyaElon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani bilang telah meminta Direktorat Jenderal Pajak (DJP) untuk melakukan pendalaman terhadap dugaan kebocoran NPWP tersebut.
Baca SelengkapnyaMahfud menyampaikan, sebaiknya KPU sebagai penyelenggara pemilu, untuk bekerja lebih hati-hati lagi
Baca SelengkapnyaKirim ke Bareskrim dan KPU, Begini Hasil Investigasi BSSN soal Kebocoran Data Pemilih
Baca SelengkapnyaPolri tidak mungkin bisa bekerja sendiri dalam mengungkap dan mengatasi permasalahan di ruang siber
Baca SelengkapnyaPeretas menawarkan data DPT Pemilu 2024 yang berhasil dia dapatkan seharga USD 74.000 atau setara Rp 1,2 miliar.
Baca Selengkapnya