Ini rahasia di balik murah tapi mewahnya smartphone China
Merdeka.com - Smartphone besutan produsen asal China seperti Xiaomi dan OnePlus, selalu mendapat label "murah tapi mewah". Tentu hal ini agak kontradiktif, karena biasanya kita mendapat barang yang bagus dengan harga yang juga mahal.
Contohnya banyak. Di antaranya adalah OnePlus 5T serta Xiaomi Mi Mix 2 yang keduanya mengusung layar full screen yang modern dan juga spesifikasi papan atas yang mewah, namun punya harga tak lebih dari separuh dari Samsung Note 8 atau iPhone X.
Namun bagaimana ini bisa terjadi?
-
Kenapa handphone mewah harganya mahal? Banyak dari masyarakat kini lebih memilih untuk memperoleh informasi yang mereka butuhkan melalui ponsel pintar yang mereka miliki. Dalam hal ini, ponsel telah menjadi alat utama yang memberikan kenyamanan dan kemudahan dalam menjalani aktivitas sehari-hari.
-
Kenapa Xiaomi 15 Pro mahal? Di pasar China, harga Xiaomi 15 Pro mulai dari 5.299 yuan, yang setara dengan sekitar Rp 11,6 juta.
-
Bagaimana cara membeli produk Xiaomi yang didiskon? Diskon ini dapat diperoleh melalui pembelian di mi.com serta melalui toko resmi Xiaomi di Shopee, Tokopedia, TikTok Shop, Blibli, dan Lazada.
-
Produk Xiaomi apa yang didiskon? Promo ini akan berlangsung dari tanggal 11 hingga 14 November 2024, di mana Xiaomi menawarkan diskon hingga Rp 400 ribu untuk berbagai produk, mulai dari smartphone hingga perangkat IoT.
-
Apa handphone termahal di dunia? HP termahal di dunia itu apa sih? Pada tahun 2014, sebuah pencapaian luar biasa dicatat dalam dunia ponsel, yakni kehadiran Falcon Supernova iPhone 6 Pink Diamond yang berhasil memegang gelar sebagai perangkat ponsel termahal yang pernah dijual.
-
Kenapa iPhone mahal walaupun aman? Salah satu alasan mengapa iPhone lebih aman dibandingkan ponsel Android adalah karena, biasanya, iPhone dijalankan pada iOS, yang merupakan platform tertutup.
Menurut apa yang jadi analisis Phone Arena dengan mengambil contoh Xiaomi, Android yang diusung oleh Xiaomi mengusung antarmuka mereka sendiri. Dalam hal ini, MIUI. MIUI tak cuma sekedar 'kulit' yang membuat laman antarmuka smartphone Xiaomi kita jadi lebih playful, namun antarmuka ini disisipi oleh iklan.
Iklan ini adalah iklan yang memang disediakan oleh Xiaomi, jadi ini merupakan sebuah fitur, bukan bug.
Jadi, jika Anda pengguna Xiaomi, Anda tidak bisa membeli smartphone Xiaomi ini tanpa sistem periklanan di dalamnya.
Namun setelah ditelusuri, hal ini hanya dilakukan secara resmi di China, dan di pasar lain seperti Indonesia tidak terjadi. Tak mengherankan, pengguna Xiaomi di China adalah yang paling besar setelah Huawei dan tentu Xiaomi sudah menjaring pundi-pundi yang melimpah dari pasar Tirai Bambu saja.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa sebenarnya Xiaomi menggunakan sistem subsidi silang untuk produknya: smartphone dipatok dengan harga murah, namun Xiaomi menerima komisi lain yang juga besar dari iklan.
Tentu tak cuma itu. Berbagai hal seperti tidak adanya store resmi dan keputusan untuk berjualan online dengan menggandeng e-commerce, tentu memangkas biaya pembangunan toko, gaji pegawai, dan berbagai aspek lain yang bisa dikeluarkan jika membangun toko resmi.
Tak cuma itu, biaya beriklan di media konvensional seperti billboard, televisi, dan portal berita, juga tak banyak dikucurkan mengingat mereka lebih banyak memaksimalkan media sosial. Tentu hal ini berkebalikan dengan merek besar seperti Samsung dan Apple yang jor-joran di toko resmi dan budget iklan.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berikut adalah daftar HP yang harganya bisa menyaingi iPhone dan Samsung.
Baca SelengkapnyaSelain murah, barang buatan asal China juga dikenal karena kualitasnya yang bersaing
Baca SelengkapnyaBiaya tenaga kerja di China jauh lebih rendah, sehingga produk mereka dapat dijual dengan harga yang jauh lebih murah.
Baca SelengkapnyaPasar otomotif Indonesia semakin disesaki merek otomotif asal China. Jadi pesaing baru bagi merek otomotif Jepang dan Korea, yang dominan.
Baca SelengkapnyaEks Mendag bongkar biaya produksi satu unit iPhone yang ternyata sangat murah.
Baca SelengkapnyaProduk dalam negeri memiliki kualitas yang bagus dibandingkan produk impor dari China.
Baca SelengkapnyaPenjualan Apple di China tak begitu menggembirakan sehingga terdampak pada harga saham.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1998, Lei Jun bekerja di perusahaan perangkat lunak, Kingsoft.
Baca SelengkapnyaAnomali telah terjadi. Di Amerika Serikat, justru bukan pasar utama iPhone. Mengapa?
Baca SelengkapnyaTak hanya sebagai alat komunikasi atau media informasi, ponsel juga sering digunakan sebagai status simbol atau penunjang gaya hidup.
Baca SelengkapnyaRedmi Note 12 Series dari Xiaomi bisa kamu andalkan saat ngonten setiap hari.
Baca SelengkapnyaIni lokasi Apple berikan diskon besar-besaran gadget besutannya.
Baca Selengkapnya