Ini Tanggapan FaceApp Soal Penyalahgunaan Privasi pengguna
Merdeka.com - Jika Anda pengguna media sosial, Anda tentu tahu kalau aplikasi FaceApp kini sedang viral.
Banyak yang menyebutnya aplikasi wajah tua, FaceApp memang ramai digunakan untuk mengedit wajah kita menjadi tua.
Namun banyak sekali ketakutan soal penyalahgunaan privasi pengguna dalam aplikasi ini. FaceApp yang dikembangkan oleh Wireless Lab asal Rusia, mengunggah foto pengguna ke cloud tanpa izin dan juga menjual informasi pengguna untuk iklan tertarget.
-
Kenapa iPhone merekam wajah pengguna? Kamera TrueDepth ini berfungsi untuk merekam data wajah secara akurat dengan memproyeksikan dan menganalisis ribuan titik tak terlihat untuk membuat peta kedalaman wajah dan juga menangkap gambar inframerah wajah.
-
Kenapa teknologi ini dianggap menjaga privasi? Algoritma yang digunakan hanya mampu untuk mendeteksi posisi tubuh seseorang, bukan memperlihatkan wajah, atau bahkan penampilan seseorang. Sehingga, adanya teknologi ini menawarkan cara baru untuk menjalankan sistem pengawasan namun tetap mempertahankan anonimitas atau privasi seseorang.
-
Bagaimana iPhone mendeteksi wajah pengguna? 'Face-ID secara otomatis beradaptasi dengan perubahan penampilan, seperti penggunaan riasan kosmetik atau pertumbuhan rambut wajah,' Kata Pratama Persadha, Chairman Communication & Information System Security Research Center (CISSReC).
-
Mengapa pengguna Snapchat khawatir dengan fitur 'My Selfie'? Meski pihak Snapchat menyatakan bahwa fitur ini hanya digunakan untuk keperluan pribadi pengguna, ada kekhawatiran bahwa perusahaan dapat menggunakan gambar ini untuk iklan di masa depan, sesuai dengan kebijakan penggunaan data mereka.
-
Apa dampak adiksi smartphone ke tubuh? 'Dalam aspek kognitif jadi mudah lupa, istilahnya tidak konsentrasi begitu lah ya. Terus secara fisik, dia bisa obesitas,' jelasnya dilansir dari Antara.
-
Apa yang dilakukan sebagian pengguna iPhone terhadap pengguna Android? Sekitar 22 persen pengguna iPhone mengakui bahwa mereka memandang rendah mereka yang mengirim pesan non-iMessage.
Oleh karena itu, FaceApp menjawab keraguan pengguna dan dugaan para pakar privasi. Melansir TechCrunch, FaceApp menyebut bahwa mereka "mungkin" menyimpan foto pengguna yang dipilih untuk diedit, namun mereka melakukannya untuk "kinerja dan traffic."
Yang dimaksudkan tentu adalah kecepatan bandwith untuk pengeditan yang lebih cepat ketika diunggah, ketimbang diedit langsung di smartphone pengguna.
FaceApp melanjutkan kalau mereka "menyimpan sebagian besar dari gambar hanya 48 jam dari tanggal unggah."
FaceApp juga menegaskan kalau tidak ada data pengguna yang "ditransfer ke Rusia", meskipun tim riset dan pengembangan mereka berbasis di sana.
Mereka mengklaim kalau infrastruktur cloud mereka ada di luar Rusia, tepatnya menggunakan Amazon Web Services dan Google Cloud.
Terakhir, mereka menyebut bahwa "kami tidak menjual atau membagikan data pengguna apapun dengan pihak ketiga manapun." Sekaligus, FaceApp juga menyebut bahwa pengguna dapat meminta data mereka dihapus.
Permintaan penghapusan ini bisa dilakukan lewat aplikasi, dengan mengakses setting, lalu support, report a bug.
FaceApp juga mengakui satu hal, bahwa sebagaian besar pengguna FaceApp bahkan tidak login. FaceApp menunjukkan bahwa dengan fakta ini, mereka bahkan tak bisa mengakses banyak informasi dari pengguna.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
iPhone memiliki fitur merekam wajah penggunanya setiap beberapa detik sekali. Berikut penjelasannya.
Baca SelengkapnyaPerusahaan media sosial seperti LinkedIn dan Meta menggunakan informasi pengguna untuk melatih AI.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaDemikian pula halnya dengan pengungkapan serta penyebaran informasi tersebut, apakah menyangkut kepentingan privat ataukah kepentingan publik.
Baca SelengkapnyaTikTok tak terima dengan besarnya biaya yang harus dibayarkan karena kesalahan ini.
Baca SelengkapnyaBerikut bahaya TikTok menurut pemerintah AS jika benar-benar tidak ditindaklanjuti.
Baca SelengkapnyaPenelitian dari Amnesty Internasional menunjukkan bahaya dari konten TikTok, terutama untuk anak-anak dan remaja.
Baca SelengkapnyaPengawas data Irlandia yang mengatur TikTok di seluruh UE mengatakan aplikasi video milik China itu telah melakukan banyak pelanggaran.
Baca SelengkapnyaPara penyerang menggunakan kampanye phishing dengan mengirimkan email dan teks yang dirancang seolah-olah dikirim oleh Apple.
Baca SelengkapnyaKasus perselingkuhan antara pilot dan pramugari viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaBeberapa negara di Asia Tenggara mulai menyorot gaya berbisnis TikTok.
Baca SelengkapnyaAnies lalu membeberkan keberhasilan dirinya memimpin Jakarta dengan membuat aplikasi Jakarta Kini atau JAKI.
Baca Selengkapnya