Ini Tiga Impian Xendit Sebagai New Startup Unicorn, Satu Impiannya Bikin Bangga
Merdeka.com - Xendit, perusahaan rintisan (startup) infrastruktur pembayaran, meraih pendanaan Seri-C Rp 2,1 triliun atau US$ 150 juta, baru-baru ini.
Pendanaan Seri C ini menjadikan Xendit sebagai startup unicorn baru di Indonesia. Mengikuti jejak Gojek, Bukalapak, Tokopedia, dan Traveloka yang lebih dulu berstatus unicorn.
Jadi apa rencana Xendit setelah mendapat pendanaan barunya?
-
Bagaimana perusahaan startup mencapai status unicorn? Perusahaan yang mencapai nilai sebesar itu, tentu sangat jarang terjadi. Maka dari itu, menyandang status sebagai perusahaan startup unicorn sudah mendapat pencapaian luar biasa.
-
Apa itu unicorn dalam dunia startup? Unicorn adalah istilah yang dipakai dalam industri modal ventura untuk menggambarkan perusahaan rintisan swasta dengan nilai valuasi lebih dari 1 miliar dollar AS.
-
Apa yang dialami startup di Indonesia? Laporan terbaru yang dikeluarkan oleh Glints dan Monk's Hill Ventures (MHV) mengenai performa perusahaan startup di Asia Tenggara (ASEAN) pada tahun 2024 menunjukkan adanya penurunan gaji bagi karyawan startup, khususnya di Indonesia.
-
Kenapa istilah unicorn digunakan untuk startup? Dalam mitologi Yunani, unicorn adalah hewan langka mirip kuda yang memiliki tanduk di kepala. Kemudian istilah ini diambil untuk menggambarkan perusahaan startup dengan nilai valuasi yang mencapai 1 miliar dollar.
-
Bagaimana startup bisa memanfaatkan QR Danamon? Contohnya untuk fitur pembayaran digital, bisa bekerjasama dengan memanfaatkan QR Danamon untuk pembayaran cashless. Layanan QR Danamon merupakan metode pembayaran dengan pemindaian QR Code melalui aplikasi mobile banking maupun e-wallet.
-
Dimana Finnet menerapkan layanan pembayaran digital? BXSea Oceanarium terletak di kawasan Tangerang Selatan yang menjadi destinasi wisata unggulan dengan menawarkan pengalaman wahana sea-edutaiment yang memukau.
Tessa Wijaya, Co-Founder dan Chief Operating Officer (COO) Xendit, mengungkapkan ada tiga target yang ingin diraih, sejak pendanaan anyar tersebut.
Pertama, pengembangan pasar ke seluruh negara di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), seperti Malaysia, Singapura, Vietnam, Thailand, dan lain-lain. Saat ini Xendit baru hadir di Filipina.
Pada tahun lalu, Xendit mencatat total volume transaksi pembayaran sebesar US$ 10 miliar di Indonesia dan Filipina. Volume pembayaran itu tumbuh lebih dari 200 persen dibandingkan tahun lalu.
"Kedua, menjadikan Xendit sebagai super apps untuk segmen business to business (B2B). karena merchant dan kustomer kami ingin layanan lebih, tidak sekadar sebagai pembayaran. Jadi 1-2 tahun ke depan, kami akan kembangkan value added service (VAS) Xendit. Semua, apa pun, ada di Xendit," ujar Tessa dalam acara Instagram Live: Ruang Muda Merdeka.com, Kamis (30/9).
Yang ketiga, lanjut dia, membantu usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia go digital. Pada Agustus lalu ada 10.000 UMKM yang mendaftar di Xendit. Tren ini membuat kami mesti mengubah pola produknya supaya mudah digunakan di kalangan UMKM.
"Yang akan dilakukan, kami membuat mobile first, aplikasi Xendit yang mudah digunakan oleh orang awam. User friendly sebab UMKM ingin simpel dan cepat beres," ujarnya.
Xendit mencatat kawasan ASEAN merupakan pasar yang sangat menarik bagi pertumbuhan inovasi dan disrupsi, terutama karena 70 persen dari 580 juta populasi di kawasan ini sudah merambah ke dunia digital. Tahun ini, nilai ekonomi digital di kawasan ini akan mencapai US$ 100 miliar dan diproyeksikan tumbuh tiga kali lipat pada 2025. (mdk/sya)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Unicorn adalah sebutan yang dipakai untuk perusahaan besar dengan nilai valuasi mencapai USD 1 miliar atau sekitar Rp140 triliun.
Baca SelengkapnyaMelalui program Prakerja, pemerintah menyediakan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan pasar tenaga kerja, menjangkau hingga 18 juta penerima manfaat.
Baca SelengkapnyaDuit investasi dari investor itu, akan dilakukan untuk beragam pengembangan teknologi.
Baca SelengkapnyaLebih lanjut, berikut ini alasan pentingnya menjaga pertumbuhan startup!
Baca SelengkapnyaJika dilihat secara global, Indonesia bahkan mengalahkan Jerman dalam jumlah startup.
Baca SelengkapnyaTelkomsel Ventures komitmen untuk berinvestasi di tiga jenis startup ini.
Baca SelengkapnyaDalam 5 tahun, posisi daya saing RI naik 11 Peringkat dari nomor 56 ke 45.
Baca SelengkapnyaDANA terus berupaya mengembangkan teknologi yang tepercaya (trusted), ramah dan mudah digunakan (friendly), serta bisa diakses oleh siapapun (accessible).
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data Startup Ranking, jumlah perusahaan rintisan di dunia per 10 Mei 2023 mencapai 144.688.
Baca SelengkapnyaPembiayaan ini mengkombinasikan prinsip kredit bank konvensional dan investasi modal ventura untuk menarget startup teknologi Indonesia.
Baca SelengkapnyaGerakan ini diharapkan mendorong terciptanya atau mencetak startup yang menjadi solusi atas masalah dengan memanfaatkan teknologi digital.
Baca SelengkapnyaNilai pendanaan program ini pada gelombang pertama mencapai USD400.000 atau setara Rp6,24 miliar.
Baca Selengkapnya