Ini yang mungkin tidak Anda ketahui dari Facebook dan Google
Merdeka.com - Pernahkah Anda terpikirkan bahwa para pengguna internet adalah aset berharga bagi mereka yang memiliki bisnis di dunia maya, seperti Facebook, Google dan sejenisnya? Secara tidak langsung, mereka yang mempunyai bisnis di internet mendapatkan keuntungan dari penggunanya.
Berselancar di internet, mencari sesuatu menggunakan mesin pencari Google, bermain game di Facebook, mentwitkan sesuatu di Twitter atau menekan tombol +1 di Google Plus ternyata menguntungkan bagi para pemilik situs. Banyak perusahaan yang membayar situs-situs tersebut untuk mempublikasikan iklan mereka.
Untuk mengetahui seberharga apa pengguna internet bagi pemilik situs besar, ada sebuah plugin untuk Firefox dan Chrome yang dinamakan Privaxyfix. Dengan plugin ini, maka pengguna internet dapat mengestimasikan berapa uang yang dapat memperkaya Google, Facebook atau situs lainnya.
-
Mengapa akun Google penting? Memiliki akun Google menjadi kebutuhan penting bagi setiap pengguna gadget.
-
Mengapa akun Google berguna? Dengan akun Google, Anda dapat mengakses berbagai layanan Google dengan mudah, seperti Gmail, YouTube, Google Drive, Google Maps, Google Play Store, Google Ads, Google Analytics, dan banyak lagi.
-
Mengapa Facebook Web populer? Facebook memungkinkan Anda mengelola daftar teman dan memilih pengaturan privasi untuk menyesuaikan siapa yang dapat melihat konten di profil Anda.
-
Mengapa situs itu penting? Meskipun begitu, para ahli meyakini situs ini memiliki signifikansi religius dan kerajaan yang istimewa.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Kenapa Facebook dan Google rugi besar? 1 hariDalam waktu satu hari semenjak internet padam secara keseluruhan, berbagai raksasa platform digital dapat mengalami kerugian yang besar. Facebook dan Google bisa kehilangan lebih dari Rp 6 triliun dalam pendapatan iklan di antara mereka.
Seperti yang dilansir Android Authority (10/10), Privacyfix dapat mengukur aktivitas pengguna selama 60 hari. Berdasarkan pengukuran tersebut, maka dapat diketahui seberapa banyak keuntungan yang masuk ke kantong para pemilik situs.
Sayangnya, untuk sekarang Privacyfix baru support untuk menganalisa Facebook dan Google saja. Di kemudian hari pengembang plugin ini akan membuat produknya agar dapat support untuk LinkedIn dan Twitter.
Kembali ke masalah seberapa berharga pengguna internet untuk Facebook dan Google, setiap kali penggunanya mengakses dua situs tersebut, tanpa sadar Facebook dan Google 'mencuri' data penggunanya dan menjual informasi tersebut ke perusahaan pengiklan.
Dengan mengetahui apa yang diminati dan apa yan sering diakses oleh pengguna Facebook atau pengakses Google, maka perusahaan pengiklan dapat menentukan iklan apa yang tepat dan tepat untuk pengguna-pengguna tersebut.
Selama ini, pengguna internet hanya mengetahui bahwa mengakses Facebook atau Google tidak dipungut biaya atau gratis, namun di balik itu, mereka secara tidak sadar telah menyerahkan data-datanya ke dua perusahaan besar ini.
Mungkin hal ini dapat dikatakan sebagai simbiosis mutualisme atau saling menguntungkan dari kedua belah pihak. Facebook dan Google atau situs lainnya mendapatkan keuntungan dengan 'menjual' data penggunanya, pengguna internet mendapatkan layanan 'gratis' dari mereka. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan memiliki akun Google, Anda bisa menggunakan aplikasi Google Maps dan beberapa aplikasi lain.
Baca SelengkapnyaPerusahaan media sosial seperti LinkedIn dan Meta menggunakan informasi pengguna untuk melatih AI.
Baca SelengkapnyaMelalui cerita tentang latar belakang, minat, dan pencapaian, kita bisa memperkenalkan diri dengan lebih baik dan menciptakan ikatan emosional.
Baca SelengkapnyaIni penjelasan dari pakar siber security mengenai kecurigaan orang-orang terkait hal itu.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang kata-kata bijak menghargai orang lain yang cocok untuk nasihat.
Baca SelengkapnyaSekitar 40 persen Gen Z yang lahir antara tahun 1997 dan 2012 lebih suka menemukan informasi di platform selain Google.
Baca Selengkapnya