Inikah wajah Hobbit sesungguhnya?
Merdeka.com - Apabila Anda pernah menonton film Lord of The Ring, pasti Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan Hobbit. Ternyata menurut penelitian, Hobbit benar-benar ada.
Setelah menemukan kerangka dan tengkorak manusia purba berusia 18 ribu tahun, seorang peneliti dari Australia berhasil merekonstruksi secara visual wajah yang diyakini adalah Hobbit tersebut.
Menurut lansiran MSN (12/12), Susan Hayes, seorang peneliti senior dari University of Wollongong, New South Wales, Australia berhasil memvisualisasikan wajah manusia purba yang kerangka dan tengkoraknya ditemukan di gua Liang Bua, Flores, Indonesia itu.
-
Siapa yang merekonstruksi wajah manusia purba? Para ilmuwan merekonstruksi wajah nenek moyang manusia purba dari tulang Jebel Irhoud yang ditemukan di Maroko.
-
Bagaimana wajah manusia purba direkonstruksi? Dengan menganalisis bentuk tengkorak, Moraes mampu menciptakan gambaran realistis tentang nenek moyang kita yang paling jauh.
-
Siapa yang menemukan fosil hobbit? Arkeolog Indonesia, Thomas Sutikna, sedang menggigil demam di kamar hotelnya ketika seorang rekannya memberi kabar penemuan luar biasa.
-
Siapa yang menemukan penemuan manusia purba ini? Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Kemajuan Ilmu Pengetahuan ini melibatkan para ahli dari Universitas New York, Universitas Tübingen, dan Museum Nasional di Berlin.
-
Dimana ditemukannya 'manusia hobbit'? Juga ada temuan Homo floresiensis, yang dikenal sebagai “manusia hobbit“ di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur.
-
Siapa yang menemukan spesies manusia purba ini? Penemuan ini diumumkan oleh ilmuwan dari Akademi Sains China dan beberapa universitas di China, serta ilmuwan dari Pusat Penelitian Nasional Evolusi Manusia di Spanyol.
Dalam penjelasannya, Hayes mengatakan bahwa 'Hobbit' tersebut berjenis kelamin wanita. Uniknya, walaupun berjenis kelamin wanita, namun setelah direkonstruksi, wajahnya tidak mirip sama sekali dengan sosok seorang wanita.
Untuk memvisualisasikan tengkorak yang ditemukan pada tahun 2003 silam itu, Hayes menggunakan perangkat scanning 2D dan program grafis khusus.
Analisa lainnya adalah 'Hobbit' ini memiliki tinggi sekitar 1 meter, berusia 30 tahunan, dan beratnya hanya sekitar 30-25 kg saja. Manusia purba ini dikenal dengan nama latin Homo floresiensis. Namun, sejak ditemukan, perdebatan akan manusia kerdil yang dinamakan Hobbit ini kerap terjadi.
Beberapa ilmuwan mengatakan bahwa 'Hobbit' tersebut hanya seorang manusia purba biasa yang mengalami penyakit microcephalia atau pengecilan pada tengkoraknya.
Namun, mengacu pada penjelasan Matthew Tocheri, seorang arkeolog dari National Museum of Natural History, Washington DC, Amerika Serikat, bahwa manusia kecil yang disebut Hobbit tersebut memiliki struktur tulang pergelangan tangan yang berbeda dengan yang dimiliki Homo neanderthalensis dan manusia modern. Tocheri lebih menyebutnya sebagai spesies baru. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tim arkeolog merekonstruksi wajah dari salah satu keluarga manusia, Homo floresiensis yang 50.000 tahun lalu hidup di Flores, Indonesia.
Baca SelengkapnyaSpesies manusia 'hobbit' ini tingginya hanya 100 cm.
Baca SelengkapnyaPenemuan ini mengungkap misteri asal usul spesies yang dijuluki 'The Hobbit'.
Baca SelengkapnyaIlmuwan merekonstruksi wajah perempuan dari masa 45.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaKerangka manusia purba ini, yang dikenal sebagai tulang Jebel Irhoud, ditemukan di Maroko
Baca SelengkapnyaKerangka manusia ini ditemukan pada 1916 di sebuah pulau di Norwegia.
Baca SelengkapnyaPatung ini ditemukan di kuil tertua di dunia yang ada di Turki.
Baca SelengkapnyaTemuan mengejutkan ini, disampaikan oleh Radio BBC 4, membuka babak baru dalam pemahaman mitos Yeti.
Baca SelengkapnyaSebelumnya diperkirakan Homo sapiens pertama kali muncul sekitar 195.000 tahun lalu.
Baca SelengkapnyaApakah sosok Robin Hood ini benar-benar ada di dunia nyata atau sekadar tokoh fiksi belaka?
Baca SelengkapnyaPeneliti menemukan bahwa kaisar memiliki peningkatan risiko terkena stroke yang kemungkinan besar berkontribusi pada kematiannya.
Baca SelengkapnyaSidik jari itu ditemukan di sebuah bejana tanah liat kuno di Orkney, Skotlandia.
Baca Selengkapnya