Investasi Perusahaan VR di China Melesat Dua Kali Lipat
Merdeka.com - Investasi untuk virtual reality (VR) di China meningkat pesat. Laporan South China Morning Post, Senin (14/11), kucuran dana swasta untuk mengembangkan teknologi ini melesat hingga lebih dari dua kali lipat pada 2021. Hal ini disebabkan sinyal dukungan dari pemerintah China untuk industri ini.
Penggalangan dana dan volume investasi di sektor VR China telah memasuki periode baru pertumbuhan yang disebutnya sebagai eksplosif. Berdasarkan laporan perusahaan riset Tiongkok Tuoluo Research menunjukkan bahwa volume pendanaan, merger, dan akuisisi di industri VR dan augmented reality (AR) Tiongkok mencapai 6,19 miliar yuan atau setara dengan USD871 juta pada tahun lalu. Sementara pada paruh pertama 2022, meningkat 67 persen dari tahun lalu.
Perlu diketahui, pada 2026, China ingin memperluas output industri VR-nya menjadi 350 miliar yuan atau enam kali lipat dari tahun lalu dengan penjualan perangkat VR melebihi 25 juta unit. Rencana itu disadari dengan ‘kewajiban’ menumbuhkan 100 perusahaan VR sebagai tulang punggungnya.
-
Siapa yang mendesak peningkatan daya teknologi di China? Para pejabat tinggi di China mendesak agar untuk ditingkatkannya daya teknologi di China karena Presiden AS, Joe Biden melakukan pembatasan kemajuan teknologi dan pembangunan di China.
-
Apa ambisi China di bidang AI? China Punya Ambisi Lepas Ketergantungan Teknologi AI dari AS
-
Bagaimana streamer di China berkontribusi pada ekonomi? Para penulis menemukan bahwa e-commerce streaming langsung, menjual produk secara daring melalui siaran langsung, memiliki dampak yang signifikan pada pasar kerja, dengan setiap peningkatan 100 juta yuan dalam nilai barang dagangan kotor menciptakan 1.100 pekerjaan baru.
-
Teknologi apa yang dikuasai China? China memimpin dalam 37 dari 44 teknologi yang dilacak dalam proyek selama setahun oleh lembaga thinktank, The Australian Strategic Policy Institute. Bidang itu meliputi baterai listrik, hipersonik, dan komunikasi frekuensi radio canggih seperti 5G dan 6G.
-
Apa itu Metaverse? Konsep Metaverse telah dihembuskan dengan potensi mengubah paradigma dalam kegiatan bisnis, interaksi sosial, berbelanja, dan konektivitas.
-
Kenapa China ingin memperkuat teknologi? Perkembangan teknologi diperlukan China untuk memperkuat ekonomi, terutama pada pondasi yang kuat di sektor ekonomi digital.
Dalam sebuah artikel yang menganalisis rencana aksi industri VR pemerintah, Akademi Teknologi Informasi dan Komunikasi China (CAICT), sebuah think tank negara yang melapor langsung ke Kementerian Industri dan Teknologi Informasi China, mengatakan bahwa rencana tersebut dirilis dengan latar belakang semakin pentingnya sektor ini di negara-negara seperti Amerika Serikat dan Korea Selatan.
VR telah menarik perhatian baru sejak tahun lalu seiring dengan semakin populernya konsep teknologi yang muncul seperti metaverse. Melalui VR dan AR dianggap sebagai teknologi penting yang mendukung pengembangan dunia maya imersif yang dapat menjadi iterasi internet berikutnya.
Pemilik TikTok, ByteDance, yang membeli headset VR start-up Pico tahun lalu, baru-baru ini meluncurkan perangkat VR Pico 4 yang berdiri sendiri, yang telah menerima sambutan positif di China, di mana Quest 2 yang bersaing dari Meta Platforms pemilik Facebook tidak tersedia. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dia mengaku siap membantu langsung para investor asal China yang ingin berinvestasi di ibu kota baru.
Baca SelengkapnyaTotal Insentif Kendaraan Listrik di China Gila-gilaan
Baca SelengkapnyaAda kota yang membebaskan pemilik rumah tempat tinggal dari kewajiban membayar pajak keuntungan.
Baca SelengkapnyaTotal Insentif Kendaraan Listrik di China Gila-gilaan
Baca SelengkapnyaCara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN jumlahnya mencapai USD13,8 miliar atau setara Rp209,11 triliun.
Baca SelengkapnyaPerusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2021, nilai investasi asing langsung China yang tersebar di negara-negara ASEAN tercatat sebesar USD 13,8 miliar.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaLive streaming juga menjadi sektor andalan kota-kota besar di China.
Baca SelengkapnyaJika dilihat secara global, Indonesia bahkan mengalahkan Jerman dalam jumlah startup.
Baca SelengkapnyaEkonomi AS tidak terlalu bergantung pada sektor manufaktur saat ini.
Baca Selengkapnya