Ironis, Pokemon Go lebih bikin untung Google ketimbang Nintendo
Merdeka.com - Saat ini, Pokemon Go sedang booming-boomingnya. Tentu hal ini membuat banyak pihak memprediksi bila Nintendo selaku pemilik franchise Pokemon sedang untung besar. Namun hal itu ternyata salah besar.
Tidak banyak yang tahu apabila game Pokemon Go bukan milik Nintendo seutuhnya. Tepatnya ada tiga perusahaan yang memiliki Pokemon Go, yakni Nintendo, Niantic, dan Pokemon Company.
Untuk membuat Pokemon Go, Nintendo melakukan kerjasama dengan Nintendo selaku pengembang game. Sementara Pokemon Company adalah perusahaan ventura yang dibuat untuk mengelola hak cipta karakter Pokemon.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
-
Siapa pencipta Google? Siapa yang Menciptakan Google? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Kenapa Google dibuat? Dengan visi untuk mengatur informasi dunia dan menjadikannya mudah diakses oleh semua orang, mereka telah mengubah wajah internet secara signifikan.
-
Mengapa akun Google berguna? Dengan akun Google, Anda dapat mengakses berbagai layanan Google dengan mudah, seperti Gmail, YouTube, Google Drive, Google Maps, Google Play Store, Google Ads, Google Analytics, dan banyak lagi.
-
Siapa yang diuntungkan dengan GoPay? Berdasarkan data Bank Indonesia, terdapat 97 juta orang dewasa yang masuk kategori tidak memiliki akun di bank. “Melalui aplikasi GoPay, kami ingin menghilangkan keterbatasan masyarakat dalam mendapatkan layanan keuangan,“ ungkap Hans.
Mengingat dalam Pokemon Go ada item berbayar, maka keuntungannya pun dibagi. Ironisnya, misalnya ada gamer yang menghabiskan Rp 15 ribu untuk membeli 100 Pokecoins, 30 persennya masuk kas Niantic, 30 persen lagi masuk Pokemon Company, dan 10 persen baru masuk ke kantong Nintendo. Lalu kemana 30 persen sisanya?
Jawabannya adalah Google dan Apple. Ya, selaku pemilik toko aplikasi Play Store dan iOS App Store, baik Google dan Apple mendapat jatah 30 persen dari setiap pembelian item yang dilakukan di Pokemon Go. Jadi, pendapatan yang diterima Nintendo dari Pokemon Go sejatinya lebih rendah dari Google dan Apple.
Sumber: Phone Arena
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua perusahaan multinasional ini juga cukup kompetitif dari sisi pendapatan.
Baca SelengkapnyaMeski pamor Google mulai turun akibat TikTok, namun pendapatan TikTok masih belum bisa melebihi pendapatan Google.
Baca SelengkapnyaGoogle merayakan 20 tahun sejak IPO yang berhasil mengubahnya menjadi raksasa teknologi dengan kapitalisasi pasar USD2 triliun.
Baca SelengkapnyaAda alasan mengapa Apple menyarankan penggunanya hapus Google Chrome.
Baca SelengkapnyaBahkan, TikTok mulai menempati posisi teratas hampir setiap hari pada bulan Agustus. Sementara Google memegang posisi pertama hanya beberapa hari saja.
Baca SelengkapnyaTransaksi akuisisi Tiktok terhadap Tokopedia bukan semata-mata demi pelaku usaha kecil-menengah dan produk dalam negeri.
Baca SelengkapnyaGoogle akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaGoogle menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan pencarian. Tetapi, peminat Google belakangan ini mengalami tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaMenurut data peneliti di News Guard, hampir 20 persen video yang disajikan di TikTok mengandung informasi yang salah.
Baca SelengkapnyaSejak Ganti Nama, Platfom X Raup Laba Bersih Hingga Rp89 Miliar
Baca SelengkapnyaSamsung menurunkan harga Galaxy S24 sebesar USD200 menjelang peluncuran iPhone 16, strategi untuk bersaing dengan Apple dan Google.
Baca SelengkapnyaGoogle berinvestasi Rp 15 Triliun di Thailand untuk membangun pusat data pertama dan mendukung inovasi AI.
Baca Selengkapnya