Jangan Buang Baterai Sembarangan, Ini Bahayanya!
Merdeka.com - Baterai adalah barang yang cukup banyak dipakai dalam kehidupan. Mulai dari smartphone, jam dinding, dan banyak gadget lainnya.
Nah, sampah baterai pun akhirnya tak terhindarkan. Masalahnya, baterai bekas sebenarnya adalah sampah B3, atau Bahan Berbahaya dan Beracun.
Justru, masih banyak yang belum mengetahui bagaimana bahaya baterai bekas tersebut. Sehingga, ketika sudah tidak terpakai langsung dibuang ke tempat sampah, bercampur dengan sampah rumah tangga lainnya.
-
Apa yang harus dihindari untuk jaga baterai? Salah satu kesalahan umum yang sering dilakukan adalah mengisi ulang baterai saat sudah sangat rendah atau menunggu hingga baterai benar-benar habis. Sebaliknya, cobalah untuk mengisi ulang baterai ketika kapasitas mencapai sekitar 20-30 persen. Hindari pengisian penuh 100 persen terlalu sering, karena hal ini dapat merusak baterai.
-
Kenapa penggunaan gadget berlebihan bahaya? Penggunaan gadget yang berlebihan dapat menyebabkan ketegangan mata dan meningkatkan risiko miopi. Ketika anak terlalu lama menatap layar tanpa istirahat, otot-otot mata menjadi tegang dan dapat menyebabkan kelelahan visual.
-
Apa bahaya pakai kabel charger sembarangan? Dalam video tersebut, dirinya menunjukkan kabel pengisi daya yang terlihat biasa saja dan memang berfungsi sebagaimana mestinya. Tetapi, ketika dia mencolokkannya ke komputer, justru dia diberikan akses penuh ke perangkat tersebut dan bisa mengendalikan dari ponselnya.
-
Kapan sebaiknya kita menghindari penggunaan gadget? Hindari penggunaan perangkat elektronik, seperti smartphone, tablet, atau laptop, setidaknya satu jam sebelum tidur.
-
Kenapa sering pakai ponsel bahaya buat otak? Penelitian telah menunjukkan bahwa penggunaan ponsel yang berlebihan dapat meningkatkan risiko kanker otak dan acoustic neuroma (sejenis tumor otak yang bisa menyebabkan tuli).
-
Apa saja bahaya charger hp yang tidak dicabut? Charger yang terus-menerus tertancap pada listrik dapat menimbulkan beberapa risiko bahaya.
Faktanya, baterai mengandung unsur-unsur yang membahayakan lingkungan maupun diri kita sendiri.
Yang perlu kita ketahui pertama adalah, baterai terdiri dari 2 (dua) jenis utama, yakni baterai primer yang hanya dapat digunakan sekali dan dibuang. Contohnya adalah baterai alkaline yang digunakan untuk senter maupun berbagai alat portabel lainnya.
Jenis kedua adalah baterai sekunder yang dapat digunakan dan diisi ulang beberapa kali. Contohnya adalah baterai timbal-asam pada kendaraan dan baterai ion litium pada elektronik portabel.
Pada baterai primer terdapat unsur zinc, karbon, campuran MnO2 (Mangan Dioksida), serbuk karbon dan NH4Cl (Ammonium Klorida). Sementara, baterai yang dapat diisi ulang mengandung cadmium, Nikel dan alkaline (potassium hidroksida).
Semua komponen-komponen penyusun baterai ini, akan berdampak negatif bila mencemari lingkungan, misalnya kadmium dan mangan. Kenaikan konsentrasi kadmium dalam tanah akan memperbesar penangkapan unsur logam tersebut oleh tanaman dan selanjutnya memasuki rantai makanan.
Dampak yang muncul apabila keracunan logam kadmium adalah tekanan darah tinggi, kerusakan ginjal, kehilangan sel darah merah, gangguan lambung serta kerapuhan tulang.
Mangan dalam jumlah yang besar dapat menyebabkan keracunan dan kerusakan saraf pada manusia. Lalu, bila keracunan mangan maka akan terjadi halusinasi, pelupa serta keracunan saraf.
Mangan juga dapat menyebabkan parkinson, emboli paru-paru dan bronkitis. Dalam jangka panjang, kelebihan mangan dapat mengakibatkan impoten.
Suatu sindrom lain yang disebabkan oleh mangan adalah memiliki gejala seperti skizofrenia, kebodohan, lemah otot, sakit kepala dan insomnia.
Adapun dalam baterai sekunder seperti baterai Li-Ion yang kerap digunakan untuk ponsel, gadget, laptop, hingga kendaraan kecil maupun besar, di dalamnya terkandung unsur kimia lithium yang mudah bereaksi terhadap oksigen atau air, bahkan guncangan.
Selain itu ada unsur timah, asam sulfat, dan lainnya, yang akan membahayakan tubuh manusia.
Jika terhirup, akan menyebabkan penyakit seperti gangguan pernapasan, gangguan otak, bahkan impotensi, termasuk juga gangguan kehamilan dan janin pada perempuan.
Penanganan Sampah Baterai Dengan Benar
Pemerhati lingkungan pun akhirnya memberikan arahan pada kita agar tidak ada dampak berbahaya yang terpapar kepada masyarakat.
"Itulah sebabnya, sampah baterai ini harus ditangani dengan baik dan benar agar tidak membahayakan lingkungan maupun masyarakat, termasuk diri kita sendiri," ungkap Gufron Mahmud, Direktur Utama PT Arah Environmental Indonesia yang juga pemerhati lingkungan, seperti yang dilansir dari Tekno Liputan6.com.
Menurut Gufron, ada beberapa langkah untuk menangani sampah B3 terutama baterai dengan baik dan benar dilingkungan sekitar kita. Yang pertama adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat akan bahaya sampah baterai bagi kesehatan.
Beberapa langkah bagaimana cara penanganan sampah B3 yang baik dan benar yaitu:
Memulai dengan memisahkan sampah B3 seperti baterai bekas di rumah dengan meletakkannya di dalam wadah khusus dan terpisah dengan sampah lainnya.Kumpulkan semua sampah bahan berbahaya di dalam tempat tertentu, misalnya di setiap satu RW ada satu tempat khusus untuk menampung sementara sampah berbahaya.Saat pengelola sampah datang untuk mengambil sebaiknya mereka juga sudah memiliki kesadaran untuk tidak mencampur sampah berbahaya dengan sampah lainnyaSetelah itu sampah B3 ini dikirimkan ke tempat pengelola sampah B3 yang sudah memenuhi standar dan berizin."Dalam hal ini, kami mendukung kebijakan pemerintah dengan berperan dalam memberikan edukasi kepada para pihak yang menghasilkan limbah B3 termasuk limbah baterai dan untuk pengelolaan limbah B3 seperti limbah baterai, kami dapat memberikan solusi pengelolaannya yaitu layanan ECOFREN," tandas Gufron.
"Kami bukan hanya melakukan pengambilan sampah B3, termasuk baterai ini saja, tetapi juga mencakup perencanaan, perlengkapan dan pengemasan, pengangkutan, pengolahan, pelatihan dan konsultasi, serta penempatan sumber daya manusia (managed service) dalam mengelola sampah B3 secara tepat dan sesuai dengan standar pengendalian pencemaran lingkungan hidup," pungkasnya.
Harapannya, tentu masyarakat semakin sadar dengan sampah B3 yang di dalamnya juga termasuk baterai bekas dan menekan serendah mungkin pencemaran lingkungan akibat dari baterai bekas ini.
Sumber: Liputan6.comReporter: Jeko I.R
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Apakah boleh hp dicas sambil menelepon? Sebagian dari Anda mungkin sering melakukan hal ini, berikut penjelasan lengkapnya.
Baca SelengkapnyaTerkadang sebagian orang lupa dan membiarkan HP nya tetap dicas tidak melepasnya.
Baca SelengkapnyaLantas benarkah penggunaan fast charging malah berisiko baterai mobil listrik?
Baca SelengkapnyaBerikut adalah tanda-tanda bahaya baterai HP dan laptop bisa menimbulkan ledakan.
Baca SelengkapnyaInsiden ini bisa menimbulkan kerugian material dan ancaman serius bagi keselamatan pengguna.
Baca SelengkapnyaDalam menyimpan smartphone atau ponsel, terdapat sejumlah tempat yang sebaiknya dihindari.
Baca SelengkapnyaSecara teknis, pengisian baterai hingga 100% tidak selalu disarankan, terutama pada baterai lithium-ion yang banyak digunakan saat ini.
Baca Selengkapnya