Jangan gunakan Facebook dan Twitter sebagai ajang eksis saja
Merdeka.com - Untuk kawasan Indonesia saja, jejaring sosial yang paling banyak digunakan dan terkenal adalah Facebook dan Twitter. Kedua jejaring sosial ini memiliki pengguna mulai dari anak-anak sampai dengan orang dewasa.
Oleh karenanya, dikarenakan popularitas jejaring sosial yang semakin meninggi, Dekan Fakultas Ekologi Manusia Institut Pertanian Bogor (FEMA-IPB) Arif Satria berpendapat bahwa jejaring sosial, tidak hanya Facebook dan Twitter saja, harus dapat dimanfaatkan lebih luas lagi, contohnya sebagai 'notifikasi' ketika terjadi bencana alam.
Kenapa harus melalui jejaring sosial? Hal ini disebabkan karena banyaknya masyarakat Indonesia saat ini yang mengakses account jejaring sosial mereka dengan menggunakan perangkat mobile yang selalu mereka bawa.
-
Mengapa media sosial bisa menjadi sumber pendapatan tambahan? Perkembangan teknologi digital telah mengubah cara kita berkomunikasi dan mendapatkan informasi. Kini, media sosial bukan hanya tempat untuk berbagi cerita dan foto, tetapi juga menjadi peluang bisnis yang menjanjikan.
-
Apa manfaat remaja bijak bermedia sosial? Media sosial, jika dimanfaatkan dengan baik, dapat memberikan sejumlah keuntungan positif bagi remaja. Beberapa manfaat tersebut antara lain:Konektivitas sosial yang lebih baik: Media sosial memungkinkan remaja untuk tetap berhubungan dengan teman-teman dan keluarga, meskipun mereka terpisah oleh jarak yang jauh.Akses informasi yang beragam: Platform ini menawarkan berbagai sumber informasi yang membantu remaja untuk memperluas pengetahuan mereka.Peningkatan kreativitas: Dengan membuat konten, remaja dapat mengekspresikan diri dan mengembangkan keterampilan kreatif mereka.Peluang untuk belajar: Banyak materi edukatif yang tersedia di media sosial, sehingga remaja dapat mempelajari hal-hal baru di luar lingkungan sekolah.Peningkatan kesadaran sosial: Media sosial dapat membantu remaja menjadi lebih peka terhadap isu-isu sosial dan global.
-
Mengapa profil media sosial yang menarik penting? Dengan jutaan pengguna aktif setiap hari, memiliki profil media sosial yang menarik dan profesional dapat memberikan dampak signifikan terhadap cara audiens memandang Anda.
-
Bagaimana media sosial bisa berdampak negatif? Remaja yang menghabiskan waktu berlebihan di media sosial sering kali mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak terlalu aktif di platform tersebut.
-
Apa saja potensi media sosial untuk mencari uang? Media sosial sebenarnya menawarkan banyak peluang untuk memperoleh pendapatan. Mulai dari menjadi influencer yang mampu menginspirasi banyak orang, membuka toko online untuk menjual produk atau jasa, hingga memanfaatkan live streaming untuk berinteraksi langsung dengan audiens.
-
Kenapa media sosial penting untuk globalisasi komunikasi? Dengan adanya media sosial, orang dapat berbagi informasi, pemikiran, dan pengalaman mereka dengan orang-orang dari berbagai negara di seluruh dunia.
Selain itu, pesan yang beredar di jejaring sosial lebih efektif dan cepat menyebar dibandingkan melalui media lainnya. Maka, ketika terjadi suatu bencana, maka dengan menuliskan informasi terkait bencana tersebut, orang-orang di sekitar tempat tersebut atau lainnya dapat secara langsung mengetahui.
Tidak hanya dapat dijadikan sebagai penyebar informasi terkait bencana, jejaring sosial juga dapat digunakan untuk mengedukasi masyarakat, mensosialisasikan program penghijauan dan mengembangkan isu-isu global, pembangunan dan lainnya.
"Indonesia itu peringkat ke empat di dunia pengguna facebook, dan peringkat ke lima pengguna twitter. Artinya masyarakat sudah melek media, ini kesempatan bagaimana mengedukasi masyarakat lewat sosial media yang ada," kata Arif dalam jumpa pers simposium komunikasi pembangunan oleh Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia (Forkapi) di kampus IPB Dramaga, Kabupaten Bogor, seperti dikutip dari Antara, Rabu (30/10).
Arif juga berpendapat, tingginya jumlah pengguna sosial media menjadi peluang bagi pemerintah untuk masuk ke dalamnya dengan menyebarkan informasi dan mensosialisasikan program pemerintah.
"Pemerintah kita sudah melihat peluang ini, seperti sekarang Presiden sudah punya Twitter. Tapi, penggunaannya masih belum optimal untuk edukasi masyarakat, lebih kepada politik dan personalitas presiden," kata Arif.
Pemerintah Indonesia saat ini sudah mulai menggunakan media jejaring sosial untuk menyebarkan informasi namun diperlukan inovasi dan kreativitas bagaimana mengolah informasi dan sosialisasi dengan mengikuti mediannya.
Arif mencontohkan beberapa negara seperti Jepang dan Eropa sudah cukup maju dalam sistem peringatan dini bencana. Hal ini sangat membantu dalam mencegah atau meminimalisir korban bencana.
Dikatakannya, Indonesia melalui BMKG sudah memiliki sistem peringatan dini tersebut, namun implemetasi di masyarakat belum terakses secara luas, sehingga tidak semua mendapatkan informasi penting tersebut.
"Seperti di Jepang, begitu terdeteksi ada topan, semua stasiun televisi menyiarkan dan kapan topan itu terjadi dan sampai itu bisa diprediksi sehingga masyarakat bisa siaga dan waspada," katanya.
Tidak hanya untuk bencana, penggunaan teknologi informasi juga bisa dilakukan dalam bidang pertanian dan perikanan. Misalnya informasi musim tanam, bibit unggul, atau area penangkapan serta musim penangkapan ikan yang baik dan aman dapat disebar melalui sosial media.
"Karena saat ini masyarakat sudah memiliki gadget, mereka bisa mengakses internet, artinya masyarakat sudah melek. Ini yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mengedukasi masyarakat," ujarnya.
Fenomena tingginya jumlah pengguna sosial media facebook dan twitter di Indonesia juga terjadi di Filipina dan Malaysia walau jumlahnya tidak sebanyak di tanah air.
Prof Adnan Husein dari Universitas Sain Malaysia, menyebutkan peran sosial media di masyarakat sangat berpengaruh besar, terutama dalam menyebarkan informasi.
"Saya tidak punya data pasti angkanya apakah sama seperti di Indonesia. Tapi memang penggunaan sosial media di masyarakat Malaysia cukup besar, media ini digunakan untuk hiburan dan sosialisasi," katanya.
Menurut Prof Adnan, keberadaan sosial media tidak memiliki unsur positif yang banyak, lebih banyak unsur negatif. Hal ini dilihat dari banyaknya posting-posting yang dilakukan pengguna sosial media dalam memprotes pemerintahan maupun perguruan tinggi.
Berbeda dengan Prod Adnan, Profesor Ameritus dari Universitas Tebuka Filipina, Felix Librero, PhD, menyebutkan, pengguna sosial media menjadi kekuatan dalam menggerakkan masyarakat.
"Seperti yang terjadi di Makarti, Filipina, di mana LSM menggerakkan masyarakat melalui sosial media dalam mengawasi soal anggaran di pemerintah tersebut," ujarnya.
Ia menambahkan, sosial media bisa menjadi cara baru dalam menggerakkan masyarakat dalam mengawasi pembangunan dan jalannya pemerintahan.
Sementara itu, Ketua Forum Komunikasi Pembangunan Indonesia (Forkapi) Aida Vitayala mengatakan, melalui simposium ini pihaknya ingin mencari strategis serta solusi dalam persoalan komunikasi pembangunan.
"Dengan simposium ini diharapkan menghasilkan sebuah strategi dan solusi bagaimana kelompok informasi sosial ini dan sosial media ini dapat dikembangkan ke arah edukasi sehingga mendorong komunikasi pembangunan masyarakat dalam segala bidang, terutama pertanian," ujarnya. (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ruang digital harus diisi dengan konten-konten yang positif dan karya yang baik.
Baca SelengkapnyaPerilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca SelengkapnyaDi balik keseruannya, ternyata ada bumerang yang mempengaruhi kesehatan mental.
Baca SelengkapnyaSecond account dibuat dengan berbagai macam alasan.
Baca SelengkapnyaBurhanuddin mengingatkan kepada seluruh jajaran Kejaksaan RI untuk menjaga netralitas.
Baca SelengkapnyaGalih Loss ditangkap polisi karena konten bermuatan penistaan agama
Baca SelengkapnyaHoaks dapat memecah belah persatuan bangsa, mengganggu stabilitas politik.
Baca SelengkapnyaBerpikir kiritis dan logis mutlak dalam mencerna dan menyimpulkan konten yang tersebar luas di media sosial.
Baca SelengkapnyaPemerintah larang TikTok menjalankan bisnis media sosial dan e-Commerce di Indonesia. Tujuannya, agar UMKM lokal bisa bersaing.
Baca Selengkapnya