Jangan sepelekan ancaman ransomware, bisa minta tebusan uang
Merdeka.com - Dhanya Thakkar, Managing Director and VP, Asia Pacific, Trend Micro menuturkan, tahun ini dunia keamanan siber akan diwarnai dengan maraknya pemerasan melalui online dengan memanfaatkan ransomware. Ransomware merupakan jenis malware yang mengunci data dengan menggunakan enkripsi sehingga data tersebut tidak bisa dilihat oleh para pengguna. Meskipun pengguna sudah tahu bahwa data itu telah terenkripsi, maka dibutuhkan kunci untuk membukanya. Nah, kode kunci itulah yang dijual hacker untuk bisa membuka data tersebut.
Isu ini sebetulnya sudah lama dan familiar bagi masyarakat dan perusahaan. Namun, faktanya masih banyak dari mereka yang menyepelekan ancaman ransomware itu. Ancamannya ini berdampak tidak saja dapat menghancurkan file-file penting milik mereka, namun lebih jauh lagi, memiliki potensi yang mengakibatkan kerugian finansial yang tidak kecil.
"Hal yang lebih mencengangkan lagi adalah fakta bahwa tak sedikit perusahaan yang lebih rela untuk membayar tebusan bila ternyata di kemudian hari data mereka berhasil dirampas dan digunakan untuk memeras mereka, alih-alih memperkokoh strategi pencegahan dini dari ancaman kejahatan siber," ujarnya dalam keterangan resmi, Sabtu (28/05).
-
Kenapa penyerang ransomware meminta tebusan? Menkominfo Budi Arie mengatakan, LockBit meminta tebusan sebesar 8 juta dollar agar server PDSN dipulihkan kembali.
-
Apa saja tebusan terbesar hacker? Serangan ransomware WannaCry, Nilai Tebusan USD 4 Miliar Salah satu permintaan tebusan terbesar terjadi pada Serangan ransomware WannaCry pada Mei 2017 silam yang menyebar secara global melalui komputer dengan sistem windows. Serangan ini mengakibatkan 230.000 pengguna computer Windows di 150 negara tidak mengakses beberapa dokumen penting karena data dikunci peretas. Padahal, Windows telah memberikan informasi ke penggunanya untuk melakukan pembaruan perangkat keamanan bernama EternalBlue. Saat itu, permintaan tebusan yang dilayangkan kelompok WannaCry mencapai USD4 miliar.
-
Kapan kerugian Ransomware mulai meningkat? Sudah enam tahun sejak laporan dari Cybersecurity Ventures memperkirakan kerusakan akibat ransomware akan merugikan dunia sebesar USD5 miliar di 2017, naik dari USD325 juta pada 2015 — peningkatan 15 kali lipat hanya dalam dua tahun.
-
Ransomware itu apa? Ransomware adalah salah satu jenis malicious software atau malware yang dapat menyebabkan penyebaran atau malah pemblokiran akses data milik korban.
-
Bagaimana cara memulihkan sistem dan data setelah serangan ransomware? 'Keenam, fokus pada pemulihan sistem dan data yang terpengaruh ke kondisi sebelum terjadinya insiden. Tim harus memastikan bahwa semua sistem yang dipulihkan telah diperiksa dan aman untuk digunakan kembali. Proses ini mungkin melibatkan restorasi data dari backup, pengujian integritas sistem, dan verifikasi bahwa semua kerentanan yang dieksploitasi telah diperbaiki,'
-
Apa yang dilakukan setelah serangan ransomware? Langkah pertama yang harus dilakukan saat terjadi kebocoran data adalah mengendalikan penyebarannya. Perlu dilakukan isolasi terhadap sistem yang terpengaruh dari jaringan untuk mencegah penyebaran malware atau Unauthorized Acces yang lebih buruk.
Institute for Critical Infrastructure Technology (ICIT) pernah mengungkapkan temuan mereka di sepanjang 2015, bahwa korban kejahatan diperas untuk membayar sejumlah uang yang besarnya antara $21 hingga $700 agar file-file penting perusahaan mereka yang dicuri bisa kembali. Besarnya tebusan itu sendiri biasanya tergantung pada varian ransomware atau sekehendak penjahatnya, jenis perangkat yang terinfeksi, atau demografik dari korbannya itu sendiri. Data yang dilansir dari lembaga Internet Crime Complaint Center (IC3) FBI Amerika memperlihatkan adanya kerugian dengan total lebih dari $18 juta yang diakibatkan oleh varian CryptoWall ransomware berdasarkan laporan dari para korban sejak April 2014 hingga Juni 2015.
Langkah jitu
Dalam sebuah kasus pemerasan yang memanfaatkan ransomware, membayar tebusan yang diminta oleh penjahat tidak menjamin bahwa file akan dibuka dan dikembalikan seperti sedia kala. Kuncinya adalah justru bagaimana memblokir malware tersebut supaya jangan sampai berhasil menembus, yakni dengan cara menerapkan sistem keamanan berlapis. Hal ini penting karena penjahat kini makin lihai mengadaptasi cara-cara baru untuk membobol filter dan getol membidik ke semua lini di lingkungan IT perusahaan. Intinya, perusahaan dituntut untuk pandai dalam memitigasi risiko seefektif mungkin melalui pengecekan dan pemblokiran yang gencar.
Dalam rangka mitigasi dan meminimalisasi risiko akibat ancaman ransomware, Trend Micro merekomendasikan empat lapis perlindungan dan keamanan berikut ini:
1. Proteksi email dan web – memungkinkan pencegahan ransomware bahkan sebelum mereka berhasil mendarat – baik itu melalui phishing email atau website jahat.
2. Endpoint – sejumlah ransomware ada kemungkinan masih bisa menerobos keamanan web/email gateway yang ada. Hal inilah yang menjadi alasan pentingnya menerapkan keamanan endpoint.
3. Network – Ransomware memanfaatkan jalan masuk melalui jaringan dan selanjutnya menyebar ke segala penjuru melalui protokol jaringan yang lain. Untuk itulah IT perlu menerapkan sistem keamanan jaringan.
4. Server – Server merupakan bagian kritikal bagi IT perusahaan karena hampir semua data penting terdapat di situ. Penjahat siber getol memanfaatkan celah-celah kerentanan yang terbuka yang biasa mereka jadikan sebagai lubang untuk membidikkan ransomware. Untuk itulah, IT wajib memastikan terlindunginya setiap celah kerentanan yang terbuka yang belum tersedia tambalannya dari segala ancaman ransomware melalui virtual patching.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) di Surabaya diserang Ransomware
Baca SelengkapnyaAtas serangan itu perusahaan membayar sebanyak USD4,4 juta atau Rp71,9 dalam bentuk bitcoin.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah daftar negara yang paling banyak diserang ransomware
Baca SelengkapnyaAkibat peretasan kelompok Hive ini mengakibatkan jaringan mesin kasir toko di Belanda dan Jerman tidak bisa diakses.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah 4 tuntutan hacker dengan permintaan tebusan yang fantastis.
Baca SelengkapnyaLagi banyak dibahas di media sosial, sebenarnya apa sih ransomware itu?
Baca SelengkapnyaSerangan ransomware adalah ancaman siber yang sangat serius. Namun, hal itu bisa dicegah dengan langkah-langkah yang tepat.
Baca SelengkapnyaSerangan siber yang meminta tebusan paling tinggi terjadi pada perusahaan teknologi TI terbesar asal Amerika Serikat (AS), Kaseya.
Baca SelengkapnyaBerikut data-data mengenai lonjakan serangan ransomware pada pelakuk bisnis.
Baca SelengkapnyaMeski layanan publik sudah berjalan normal, Hadi menegaskan, pemerintah bakal meningkatkan kemampuan PDNS mengantisipasi serangan ke depan.
Baca SelengkapnyaPelaku ransomware Brain Cipher akan mengembalikan data-data yang terkunci. Benarkah?
Baca SelengkapnyaBagi perusahaan, serangan siber akan berdampak terhadap operasional organisasi.
Baca Selengkapnya