Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Jejaring sosial efektif untuk kampanye bukan media cari massa

Jejaring sosial efektif untuk kampanye bukan media cari massa Sosial media © 2013 Shutterstock.com/ra2 studio

Merdeka.com - Kemajuan internet dan jejaring sosial seperti sekarang ini memiliki fungsi yang beragam, salah satunya sebagai ajang kampanye.

Dengan menggunakan internet dan jejaring sosial, maka pesan bermuatan politis dapat disebarkan ke siapa saja, kapan saja, di mana saja tanpa harus bersusah payah dalam prosesnya.

Namun, menurut pakar politik dari Universitas Andalas Syaiful Wahab, tidak ada jaminan bagi parpol yang menggunakan jejaring sosial sebagai media kampanye dalam meningkatkan jumlah pemilih pemula.

Orang lain juga bertanya?

Masih menurutnya, walaupun dikatakan sangat efektif dalam menyampaikan informasi dan pesan politik, namun penggunaan media jejaring sosial tidak akan banyak membantu dalam meningkatkan jumlah orang yang nantinya memilih suatu parpol tertentu.

Dikatakan efektif karena dengan menggunakan media jejaring sosial, pesan-pesan politik dan program yang ingin disampaikan oleh suatu parpol tanpa harus bersusah payah untuk menghadiri tempat-tempat kampanye ataupun menyaksikan tayangan-tayangan televisi dan mendengarkan radio yang telah terjadwal dapat disampaikan dengan mudah dan cepat.

"Sebagian besar pemilih pemula yang berasal dari kaum muda ini memang pengguna dunia maya. Dengan menggunakan jejaring sosial maka berbagai informasi akan mudah diperoleh dan dikonsumsi kapan saja," jelasnya, seperti dikutip dari Antara (29/10).

Syaiful juga mengatakan bahwa sekarang ini publik sangat kritis dan pintar. Masyarakat Indonesia mempercayai bukti atau tindakan-tindakan riil yang pernah dilakukan oleh parpol atau para kandidatnya daripada gembar-gembor di mana saja apapun medianya.

Jadi dapat dikatakan walaupun harus mempublikasikan atau berkampanye menggunakan media jejaring sosial apapun, masyarakat lebih memilih hal yang lebih nyata.

Oleh karenanya, media jejaring sosial digunakan sebagai sarana meningkatkan pemilih adalah kurang tepat dan tidak efektif. (mdk/das)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ada Digitalisasi, TV Masih Jadi Pilihan Perusahaan untuk Pasarkan Iklan
Ada Digitalisasi, TV Masih Jadi Pilihan Perusahaan untuk Pasarkan Iklan

Banyak perusahaan yang masih mengandalkan TV sebagai media iklan.

Baca Selengkapnya
Waspadai Cara Kerja Kelompok Intoleran dan Radikal Bikin Narasi di Dunia Maya
Waspadai Cara Kerja Kelompok Intoleran dan Radikal Bikin Narasi di Dunia Maya

Generasi muda Indonesia seringkali dihadapkan pada perdebatan yang tidak produktif di dunia maya.

Baca Selengkapnya
Pemahaman Kebangsaan untuk Bentengi Diri dari Narasi Kebencian di 2024
Pemahaman Kebangsaan untuk Bentengi Diri dari Narasi Kebencian di 2024

Masyarakat memiliki ketahanan lebih terhadap narasi kebangkitan khilafah karena lebih percaya organisasi seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya
VIDEO: Jokowi Ingatkan Masyarakat Waspadai Berita Hoaks di Tengah Era Digital, ini Caranya

Presiden Jokowi menyebut masih banyak media online yang tidak memiliki dewan redaksi.

Baca Selengkapnya
Analisis Gibran Tinggi di Survei Pilpres: Jokowi Effect hingga Rakyat Tak Terpengaruh Isu Politik DInasti
Analisis Gibran Tinggi di Survei Pilpres: Jokowi Effect hingga Rakyat Tak Terpengaruh Isu Politik DInasti

Elektabilitas Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres naik signifikan mengalahkan Mahfud MD dan Cak Imin.

Baca Selengkapnya
Waspadai Kelompok Tebar Hasutan & Kebohongan saat Ada Demonstrasi di Berbagai Daerah
Waspadai Kelompok Tebar Hasutan & Kebohongan saat Ada Demonstrasi di Berbagai Daerah

Situasi panas yang terjadi di ruang publik berpotensi disusupi agenda politik tertentu

Baca Selengkapnya
Buzzer adalah Orang yang Mendengungkan Pesan, Ketahui Pengaruhnya
Buzzer adalah Orang yang Mendengungkan Pesan, Ketahui Pengaruhnya

Buzzer sering dikaitkan dengan orang yang membuat pencitraan.

Baca Selengkapnya
Poster Ganjar-Mahfud Dicopoti, Sandiaga Cerita Pernah Alami Hal Sama saat Berpasangan dengan Prabowo
Poster Ganjar-Mahfud Dicopoti, Sandiaga Cerita Pernah Alami Hal Sama saat Berpasangan dengan Prabowo

Sandiaga Uno mengomentari pencabutan spanduk dan poster pasangan bakal capres-cawapres, Ganjar-Mahfud, di sejumlah daerah.

Baca Selengkapnya
Pentingnya Menangkal Konten Radikalisme di Media Sosial
Pentingnya Menangkal Konten Radikalisme di Media Sosial

Dia menjelaskan, kasus penipuan, radikalisme dan terorisme dilakukan dengan pendekatan persuasif dan tidak hard selling.

Baca Selengkapnya
Masyarakat Banyak Percaya Hoaks Seputar Pemilu, Menkominfo: Jangan Ikut Menyebarkan
Masyarakat Banyak Percaya Hoaks Seputar Pemilu, Menkominfo: Jangan Ikut Menyebarkan

Mengajak masyarakat khususnya para pemilih pemula untuk tidak mudah percaya dengan informasi hoaks

Baca Selengkapnya
Sepekan Jelang Pencoblosan, Kampanye Hitam Pilkada Sumsel Masih Marak di Medsos
Sepekan Jelang Pencoblosan, Kampanye Hitam Pilkada Sumsel Masih Marak di Medsos

Fenomena ini dikhawatirkan akan berdampak buruk pada kualitas proses demokrasi hingga berpotensi menimbulkan konflik antar pendukung calon kepala daerah.

Baca Selengkapnya
Sejak Kapan Buzzer Ada? Begini Awal Mula Hingga Peran Utamanya
Sejak Kapan Buzzer Ada? Begini Awal Mula Hingga Peran Utamanya

Di Indonesia istilah ini mulai populer setelah pemilu tahun 2019.

Baca Selengkapnya