Jika China dan AS Makin Memanas, Apple Siap Pindahkan Pabrik
Merdeka.com - Setelah Huawei, banyak yang melihat Apple sebagai korban besar berikutnya dari perseteruan sengit perang dagang antara China dengan Amerika Serikat (AS).
Dilaporkan Softpedia, Rabu (12/6), jika sesuatu buruk terjadi, dikabarkan perusahaan besutan Steve Jobs ini siap untuk memindahkan pabrik iPhone keluar China. Hal itu seperti yang diutarakan seorang pejabat dari Hon Hai Precision Industry Co.
Perlu diketahui bahwa Hon Hai Precision Industry Co merupakan perusahaan induk dari Foxconn, mitra nomor satu Apple yang membantu merakit smartphone besutannya. Namun, pihak perusahaan belum memberikan sinyal untuk memindahkan kapasitas produksinya keluar dari China.
-
Di mana pangsa pasar iPhone di China menurun? Apple keluar dari lima merek ponsel teratas di Tiongkok pada kuartal pertama tahun 2024, dengan pangsa pasar yang hanya 13,7 persen.
-
Bagaimana China menghadapi pembatasan teknologi dari AS? China sebagai negara yang memiliki kapasitas komputasi terbesar kedua di dunia masih tetap mengembangkan teknologi di negaranya untuk meningkatkan ekonomi digital serta menangkal pembatasan teknologi dari Amerika.
-
Kapan Apple mengalahkan Samsung? Apple disebut-sebut telah mendominasi pengiriman ponsel pintar di seluruh dunia pada tahun 2023.
-
Kenapa AS khawatir dengan dominasi teknologi China? “Penelitian kami mengungkapkan bahwa China telah membangun fondasi untuk memposisikan dirinya sebagai negara adidaya sains dan teknologi terdepan di dunia.
-
Siapa yang ngasih denda ke Apple? Apple dikenai denda sebesar USD 17 miliar, yang setara dengan Rp 263,7 triliun, akibat berbagai investigasi yang dilakukan terhadap perusahaan tersebut.
-
Denda apa yang Apple kena di Eropa? Menurut laporan yang dikutip dari Tech Times pada Selasa (22/10), Apple dikenai denda sebesar USD 17 miliar, yang setara dengan Rp 263,7 triliun, akibat berbagai investigasi yang dilakukan terhadap perusahaan tersebut.
"25 persen dari kapasitas produksi kami berada di luar China dan kami dapat membantu Apple menanggapi kebutuhannya itu. Kami punya kapasitas yang cukup untuk memenuhi permintaan Apple di luar China," kata Young Liu, Kepala Dewan Semikonduktor, Hon Hai Precision Industry Co.
Sejauh ini, Hon Hai sendiri telah memiliki pabrik di India. Bahkan, bila diperlukan, akan banyak output iPhone yang berasal dari India jika perseteruan China dengan Amerika Serikat semakin memanas. Hal tersebut tentu tidak baik bagi Apple jika terus berada di sana.
Pemerintah China sendiri belum mengumumkan tindakan apa pun terhadap Apple. CEO Apple, Tim Cook mengatakan dalam sebuah wawancara dengan CBS News bahwa ia tidak berharap perusahaan akan terpengaruh oleh perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
"Saat ini China belum menargetkan Apple sama sekali. Dan saya tidak mengantisipasi hal itu terjadi, jujur saja," katanya.
(mdk/faz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada beberapa alasan mengapa iPhone 15 tak laku di China.
Baca SelengkapnyaPembatasan yang dilakukan pemerintah China memang belum diumumkan secara resmi, namun sudah menimbulkan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaPersaingan teknologi antar kedua negara makin sengit.
Baca SelengkapnyaIni lokasi Apple berikan diskon besar-besaran gadget besutannya.
Baca SelengkapnyaAda dua alasan mengapa orang-orang di China enggan pakai Apple.
Baca SelengkapnyaApple dikabarkan mulai memindahkan produksi iPhone berkelasnya ke India.
Baca SelengkapnyaAnomali telah terjadi. Di Amerika Serikat, justru bukan pasar utama iPhone. Mengapa?
Baca SelengkapnyaSebelumnya China telah melarang para pejabatnya menggunakan iPhone. Alasannya keamanan siber.
Baca SelengkapnyaChina melarang para pejabat di lembaga pemerintah pusat menggunakan iPhone.
Baca SelengkapnyaGelombang PHK di sektor teknologi berlanjut di 2024, dengan lebih dari 136.000 karyawan terkena dampak.
Baca SelengkapnyaPenjualan Apple di China tak begitu menggembirakan sehingga terdampak pada harga saham.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya