Kabar baik untuk Indonesia, smartphone bakal bisa deteksi gempa
Merdeka.com - Gempa bumi adalah salah satu bencana alam yang paling sulit diprediksi kedatangannya. Akibat tidak adanya sistem peringatan dini yang memadahi, jumlah korban bencana ini sulit untuk ditekan, seperti yang sering terjadi di Indonesia.
Kabar baiknya, ilmuwan USGS menemukan solusi deteksi gempa bumi yang bisa diterapkan di negara-negara seperti Indonesia hanya dengan menggunakan smartphone. Ya, smartphone dikatakan bisa menjadi detektor gempa karena sudah dibekali dengan teknologi GPS (global positioning system), sensor accelerometer, dan koneksi data internet.
Ilmuwan USGS menyatakan bila teknologi GPS di smartphone lebih kuat dari yang dipikirkan oleh pengguna. Dengan bantuan sensor accelerometer (dipakai untuk menyesuaikan posisi horizontal atau vertikal layar), smartphone bisa dipakai mendeteksi pusat gempa bumi.
-
Bagaimana smartphone membantu globalisasi komunikasi? Hal ini memungkinkan pertukaran informasi dan komunikasi lintas negara tanpa hambatan waktu dan ruang.
-
Apa dampak adiksi smartphone ke tubuh? 'Dalam aspek kognitif jadi mudah lupa, istilahnya tidak konsentrasi begitu lah ya. Terus secara fisik, dia bisa obesitas,' jelasnya dilansir dari Antara.
-
Mengapa orang khawatir soal smartphone? Selama bertahun-tahun, masyarakat khawatir bahwa gelombang radio yang dipancarkan oleh smartphone—jenis radiasi non-ionisasi—dapat memicu kanker otak.
-
Bagaimana teknologi informasi berkembang di Indonesia? Sejak diperkenalkannya radio, teknologi informasi terus mengalami perkembangan pesat yang mempengaruhi peradaban masyarakat informasi di Indonesia. Kemudian, dengan berkembangnya internet, teknologi informasi semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan masyarakat.
-
Apa yang ditemukan WHO tentang smartphone? Sebuah penelitian sistematis terbaru yang diterbitkan dalam jurnal Environment International mengungkapkan bahwa penggunaan smartphone tidak terkait dengan risiko kanker otak.
-
Bagaimana orang Indonesia menggunakan ponsel? Indonesia juga termasuk ke dalam daftar negara yang tidak bisa hidup tanpa ponsel. Menduduki urutan ke enam, netizen Indonesia mengantongi angka sebanyak 29,1 persen dari waktu harian mereka untuk dihabiskan di depan layar HP.
Lalu, koneksi internet bisa menyatukan data gempa bumi yang ditangkap oleh banyak smartphone. Akhirnya, data-data itu bisa disebarkan sebagai peringatan dini ke smartphone lain. Sehingga banyak orang bisa diselamatkan sedini mungkin.
"Selama ini orang-orang hanya melihat GPS untuk menentukan lokasi, tetapi teknologi ini sejatinya sangat akurat mengamati perubahan geologis, seperti gempa bumi," ujar Sara Minson, ilmuwan USGS, The Verge (12/04).
Sayangnya, aplikasi teknologi ini masih mempunyai beberapa kendala. Yang pertama adalah data GPS yang sudah dimodifikasi oleh si smartphone. Kebanyakan data GPS smartphone sudah 'diperhalus' sehingga hanya akan memperlihatkan posisi gadget pengguna saja. Akibatnya, tingkat akurasinya untuk mendeteksi gempa cukup lemah jika dibanding alat pendeteksi gempa asli, seismograf.
Kedua, untuk bisa mendeteksi gempa, sebuah smartphone harus diletakkan di permukaan yang datar dan tidak terkena goncangan sebelumnya. Kondisi yang cukup sulit untuk ditemui dalam aktivitas sehari-hari.
Untungnya, kedua kelemahan itu sedikit ditutupi oleh jumlah smartphone yang sangat banyak di luar sana. Dengan begitu, potensi data gempa bumi yang dihasilkan semakin banyak dan otomatis keakuratannya akan meningkat.
Tidak tinggal diam, ilmuwan berharap bisa menghilangkan kelemahan itu dengan membuat sebuah aplikasi pemantau gempa yang bisa membantu smartphone lebih sensitif terhadap kemunculan gempa bumi.
Jika cara tersebut tidak cukup, vendor smartphone mungkin harus membuat smartphone terbaru mereka dengan teknologi GPS baru yang lebih bisa diandalkan untuk mendeteksi gempa bumi.
Walaupun belum terlalu menjanjikan untuk saat ini, penggunaan smartphone sebagai detektor gempa bumi di masa depan bisa sangat bermanfaat bagi Indonesia. Kita tunggu saja perkembangannya.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BMKG mencatat bahwa di Indonesia terdapat banyak potensi gempa akibat pergerakan lempeng di zona megathrust.
Baca SelengkapnyaPlatform ini juga kian mendekatkan BMKG dengan masyarakat yang membutuhkan informasi BMKG.
Baca SelengkapnyaPemerintah perlu memperhatikan penanggulangan bencana Megathrust ini sesuai Undang-Undang tentang Penanggulangan Bencana.
Baca SelengkapnyaBMKG sebelumnya mengatakan, gempa megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaTerdapat 15 segmen megathrus di Indonesia. Masing-masing segmen punya sejarah kegempaannya masing-masing
Baca SelengkapnyaSuharyanto menerangkan, kesiapsiagaan tersebut dilatarbelakangi prediksi oleh para ilmuan dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Baca SelengkapnyaDaryono mengatakan, gempa besar pada dua megathrust di Indonesia tinggal menunggu waktu.
Baca SelengkapnyaAncaman gempa bumi ini membayangi Jakarta yang berada tak jauh dari zona Megathrust Selat Sunda.
Baca SelengkapnyaGSMA baru-baru ini menyoroti kemajuan pesat Indonesia dalam teknologi seluler
Baca SelengkapnyaIni memungkinkan penyampaian berbagai informasi bencana seperti gempa, tsunami, kebakaran hutan, aktivitas vulkanik, dan banjir.
Baca SelengkapnyaMahasiswa Universitas Brawjaya menciptakan lampu pendeteksi dini gempa bumi. Lampu ini bisa meminimalkan jumlah korban jiwa.
Baca Selengkapnya