Kalibrr Lakukan Riset Tentang Pekerjaan yang Diminati Millennial
Merdeka.com - Kalibrr, sebuah platform pencarian kerja belum lama ini melakukan riset. Risetnya ini tentang pekerjaan yang disukai oleh generasi millennial, baik laki-laki maupun perempuan. Penelitian ini mereka lakukan terhadap 500 professional millennial di Indonesia. Hasilnya pun ditemukan adanya ketertarikan yang berbeda-beda.
Berdasarkan informasi resmi dari Kalibrr, Senin (10/12), sebanyak 56 persen wanita dan 44 persen dengan latarbelakang Teknologi Informasi (TI) memilih Telkom sebagai perusaan yang paling menarik sebagai tempat untuk bekerja. Setelah itu, diikuti dengan Google, Go-Jek, dan Tokopedia.
"Untuk kandidat yang memiliki latarbelakang selain TI, Pertamina menjadi sasaran utama pria untuk meniti karir. Sementara itu, dari sisi wanita, Google mampu menarik perhatian yang bergerak di bidang non IT," tulis laporan tersebut.
-
Siapa yang melakukan survei tentang kebangkitan digital? Mengutip laporan IFLScience, Minggu (7/1), Masaki Iwasaki, asisten profesor dari Fakultas Hukum Universitas Nasional Seoul, ingin mengetahui lebih banyak tentang sikap masyarakat terhadap kloning digital.
-
Apa yang diinginkan Gen Z dari pekerjaan? Salah satu keinginan terbesar Gen Z dalam bekerja adalah fleksibilitas. Mereka cenderung menghargai kebebasan dalam mengatur waktu kerja mereka. Bekerja dari rumah (WFH) atau jam kerja yang fleksibel menjadi daya tarik utama bagi mereka.
-
Apa yang Gen Z harapkan dari pekerjaan? Mereka menginginkan lebih dari sekadar gaji — mereka menginginkan keseimbangan, makna , dan rasa kepuasan pribadi yang tidak sepenuhnya terkait dengan pekerjaan.
-
Bagaimana Millenial Job Center membantu wirausaha muda? Manfaat MJC 1. Wadah bagi milenial dan dunia usaha untuk terhubung sesuai profil, kekuatan, dan kebutuhan masing-masing pihak.
-
Kenapa BRI Lentera cocok untuk kaum milenial? Selain itu, LENTERA cocok untuk kalangan usia muda atau kaum milenial.
-
Apa tantangan Gen Z di dunia kerja? Generasi Z mengalami tantangan berat di dunia kerja saat ini. Stigma dengan individu yang kurang kompetitif cukup melekat pada generasi kelahiran 1997-2012 ini. Meskipun memiliki latar pendidikan mentereng, tak menjamin Generasi Z mudah diterima kerja.
Kemudian secara umum, informasi mengenai deskripsi pekerjaan kini tak lagi menjadi informasi yang cukup bagi mereka para millennial. Karakter mereka selalu ingin tahu, membuat mereka mencari lebih dalam tentang kehidupan di perusahaan. Tujuannya untuk membuat pilihan perusahaan mana yang akan menjadi sasaran untuk melamar.
"Faktanya 4 dari 5 perempuan senang mengulik informasi mengenai nilai, budaya, dan jaringan internasional perusahaan. Sedangkan pria tertarik dengan peluang jenjang karir di masa depan dan kesempatan untuk dapat menambah pengetahuan untuk semakin berkembang," tulis Kalibrr.
Meski begitu, tetap saja gaji menjadi pertimbangan utama kandidat millennial dalam mencari pekerjaan. Namun beberapa faktor lain juga mulai meningkat seperti progres karir yang pesat dan lingkungan kerja yang kolaboratif serta dapat saling mendukung antar tim.
"Lebih dalam lagi, terdapat perbedaan yang kontras antara pria dan wanita sebagai pertimbangan. Pria cenderung memikirkan sebuah perusahaan untuk dapat dijadikan batu loncatan karir yang lebih baik serta sarana untuk pengembangan diri. Di lain pihak, wanita lebih melirik perusahaan yang memberikan pengaturan kerja yang fleksibel," begitu tulisnya.
Terlepas itu, Kalibrr merupakan perusahaan platform pencarian kerja yang berbasis teknologi. Platform ini menitikberatkan pada pengembangan teknologi kecerdasan buatan dan machine learning.
Dengan teknologi itu, profik jobseeker dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Sehingga nantinya akan terjadi efisiensi bagi perusahaan. Dengan kata lain, semua profil jobseeker sudah difilter secara otomatis oleh sistem. Perusahaan hanya akan menerima kandidat yang sesuai dengan kebutuhannya.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Perubahan yang terjadi antar generasi adalah hasil yang diminta dari pekerjaan.
Baca SelengkapnyaBekerja dengan konsep work form anywhere dinilai sangat fleksibel dan tidak memakan waktu di dalam kantor.
Baca SelengkapnyaSurvei ini dilakukan Samsung and Morning Consult melibatkan 1.000 generasi Z berusia 16-25 tahun.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah lima industri yang layak dicoba fresh graduate.
Baca SelengkapnyaProgram Prakerja meningkatkan kebekerjaan, kewirausahaan, pendapatan, inklusi keuangan.
Baca SelengkapnyaBadan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan jumlah pengangguran di Indonesia per Februari 2024 mencapai 7,2 juta orang.
Baca Selengkapnya40 Persen dari Gen Z lebih memilih menganggur dari pada bekerja di pekerjaan yang tidak mereka sukai.
Baca SelengkapnyaPermintaan terus meningkat seiring dengan perkembangan teknologi. Keterampilan dalam bahasa pemrograman seperti C++, Python, atau Java sangat dibutuhkan.
Baca Selengkapnya75 persen responden melaporkan merasakan pengaruh AI dalam pekerjaan mereka.
Baca SelengkapnyaCalon mahasiswa enggan mengambil jurusan kejuruan karena dianggap berstatus rendah, meski lebih diminati.
Baca SelengkapnyaBagi Gen Z dan milenial, biaya hidup adalah kekhawatiran utama mereka, dan Gen Z juga mengkhawatirkan potensi pengangguran.
Baca SelengkapnyaGenerasi muda usia 18-34 tahun banyak mencari informasi terkait properti di kawasan dekat IKN.
Baca Selengkapnya