Kata Menkominfo Soal Prediksi Google Terhadap Ekonomi Digital Indonesia
Merdeka.com - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Rudiantara, memandang optimis bahwa ekonomi digital Indonesia bisa capai USD 130 miliar pada 2020.
Jika hal ini nantinya benar, angka tersebut lebih besar dan waktunya lebih cepat ketimbang prediksi Google dan Temasek yang dipaparkan beberapa waktu lalu.
Google dan Temasek dalam laporan e-Conomy SEA 2018, memprediksi Indonesia baru bisa menjadi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2025 dengan nilai mencapai USD 100 miliar.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Siapa yang Google ajak kerjasama? Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan.
-
Kenapa Google diklaim bakal berhenti di Indonesia? Masyarakat Indonesia ramai-ramai membuat Gerakan boikot terhadap merek, barang, dan jasa yang berasal dari maupun yang terafiliasi dengan Israel masih terus berlanjut hingga saat ini.Di media sosial pun beredar narasi yang mengeklaim pendiri Google akan menghentikan operasionalnya di Indonesia imbas dari gerakan boikot.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
-
Siapa yang menguasai internet di Indonesia? Menurut survey itu, terdapat enam kelompok dengan rentang usia bermacam-macam. Dari kelompok generasi itu, Gen Z adalah orang-orang yang menguasai jagad internet di Indonesia.
-
Apa Google menyatakan soal berhenti di Indonesia? Melansir dari Antara, tidak ditemukan pernyataan resmi terkait Google akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas dari aksi boikot yang dilakukan.
Rudiantara menilai prediksi pemerintah tentang nilai ekonomi digital Indonesia pada 2020 realistis. Hal ini bisa dilihat dari perkembangan bisnis digital di berbagai sektor, termasuk telekomunikasi, reservasi hotel, travel, dan e-commerce.
Diungkapkannya, saat ini masyarakat Indonesia semakin banyak menggunakan paltform digital untuk bertransaksi. Misalnya untuk travel, sudah sangat jarang terjadi transaksi penjualan tiket perjalanan secara offline.
Hal serupa juga terjadi di bisnis penginapan atau hotel. Belum lagi bisnis e-commerce yang kian berkembang.
"Garuda saja pendapatannya katakan sudah hampir USD 4 miliar, lalu hotel bisnisnya yang bintang 3-4 setahun sudah Rp 100 triliun atau sekitar USD 6 miliar. Belum lagi kalau kita bicara e-commerce bisa berapa miliaran dolar, yang kalau ditotal nilainya bisa mencapai USD 60 sampai 70 miliar," ungkap Rudiantara saat ditemui di ASEAN TELMIN ke-18 di Ubud, Bali, pada Rabu (5/12/2018).
Rudiantara Optimistis dengan Ekonomi Digital Indonesia
Melihat pertumbuhan bisnis digital, maka Rudiantara mengaku optimistis ekonomi digital Tanah Air bisa mencapai US$ 130 miliar pada 2020. "Semakin ke sini semakin cepat, orang belanja sudah menggunakan digital. Jadi USD 130 miliar itu bukan angka yang mengada-ada," tuturnya.
Oleh sebab itu, Rudiantara tidak setuju dengan laporan Google dan Temasek yang menyebutkan ekonomi digital Indonesia baru bisa menembus angka USD 100 miliar pada 2025. Ia pun menyebutkan, laporan terbaru Google ini berbeda dengan prediksi sebelumnya,
"Laporan Google dan Temasek ini yang kedua. Itu revisi dari laporan pertama yang melonjak jauh," katanya.
Indonesia Jadi Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara Pada 2022
Google dan Temasek dalam laporan e-Conomy SEA 2018, memprediksi Indonesia akan menjadi negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada 2025.
Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 100 miliar pada 2025, dengan pertumbuhan Compounded Annual Growth Rate (CAGR) tercepat sejak 2015.
Managing Director Google Indonesia, Randy Jusuf, sebelumnya mengungkapkan Indonesia sejauh ini memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi digital tercepat sejak 2015 dibandingkan lima negara lain di Asia Tenggara yakni Malayisia, Filipina, Singaputa, Thailand, dan Vietnam.
Ia pun meyakini pertumbuhan ekonomi digital Indonesia akan semakin tinggi di masa depan. "Indonesia paling besar tingkat pertumbuhannya.
Kami memperkirakan ke depan akan semakin besar dan akan kian tinggi," tutur Randy saat ditemui di kantor Google beberapa waktu lalu.
Total nilai ekonomi digital Asia Tenggara secara Gross Merchandise Value (GMV) pada tahun ini diprediksi mencapai angka USD 72 miliar atau setara Rp 1.043 triliun.
Jumlahnya melesat dengan cepat dari USD 50 miliar dari yang diperoleh tahun lalu. Indonesia sendiri diprediksi akan menyumbang senilai USD 27 miliar untuk perekonomian digital di Asia Tenggara di tahun ini.
Sumber: Liputan6.comReporter: Andina Librianty
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Upaya-upaya menumbuhkan pengembangan ekonomi digital perlu kerja bersama.
Baca SelengkapnyaGoogle akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaPemerintah meluncurkan Visi Indonesia Digital 2045, mengubah Indonesia dari pengguna teknologi global menjadi inovator global.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi Arie menyampaikan rencana pertemuannya dengan perwakilan raksasa teknologi Google.
Baca SelengkapnyaGanjar Pranowo menegaskan ekonomi digital adalah masa depan Indonesia.
Baca SelengkapnyaJokowi sebut ekonomi digital di Indonesia akan tumbuh empat kali lipat di tahun 2030.
Baca SelengkapnyaSetiap kementerian cenderung fokus pada target masing-masing tanpa mengutamakan kolaborasi.
Baca SelengkapnyaDEFA bisa turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi digital ASEAN hingga dua kali lipat, termasuk untuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAda 6 tantangan yang perlu diselesaikan agar ekonomi digital Indonesia tembus Rp9.732 triliun di tahun 2030.
Baca SelengkapnyaGuyonan Menkominfo baru Budi Arie Setiadi soal digitalisasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenko Airlangga menyebut, sektor digital telah tumbuh 2,5 kali lipat lebih cepat dibandingkan sektor non-digital dan berkontribusi 15 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaNilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.
Baca Selengkapnya