Kata XL soal registrasi kartu prabayar
Merdeka.com - Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini mengatakan, registrasi prabayar yang dilakukan oleh pemerintah, pada dasarnya juga terjadi di negara lain. Dampak bagi operator seluler sendiri tentunya ada. Terutama soal pertumbuhan pelanggan baru.
"Registrasi prabayar terjadi di negara lain, memang di awal-awal akan terjadi penurunan akuisisi pelanggan dikarenakan dua hal. Pertama soal komunikasi pengetahuan pelanggan dan retail outlet harus dilakukan. Kedua, proses dan sistem. Misalnya, sistem e-ktpnya," katanya kepada awak media saat acara media briefing di Jakarta, Kamis (2/11).
Meski begitu, hal tersebut hanya bersifat sementara. Setelah proses registrasi kartu prabayar terbiasa dilakukan oleh masyarakat, pertumbuhan jumlah pelanggan operator seluler cenderung akan stabil kembali.
-
Apa yang XL Axiata perluas di Sulawesi? PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) terus memperluas jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) di Sulawesi.
-
Mengapa XL Axiata membangun jaringan di Sulawesi? 'Sulawesi merupakan salah satu wilayah yang sangat menantang bagi XL Axiata dalam menggelar jaringan dan layanan telekomunikasi juga data. Pulau ini sangat luas dengan geografis yang tidak mudah. Di sisi lain, Sulawesi juga menjadi pintu gerbang menuju Kawasan Timur Indonesia dengan kota-kota penting dan tentunya pasar yang potensial. Karena itu, di Sulawesi kami tetap berusaha keras untuk terus menghadirkan layanan XL Axiata di area yang terus meluas hingga desa-desa pelosok.
-
Kenapa sinyal XL Axiata meningkat di Kepri? Dalam 2 tahun terakhir pula, terjadi peningkatan trafik data sebesar 11% di seluruh Kepri,' kata dia.
-
Dimana XL Axiata fokus perkuat jaringan? Sejumlah daerah yang biasanya menjadi tujuan mudik dan wisata akan menjadi perhatian khusus, terutama di Pulau Jawa.
-
Bagaimana XL Axiata ingin menanggapi kehadiran Starlink di Indonesia? 'Pemerintah perlu memastikan equal playing field antara Starlink dengan operator yang sudah ada. Hal ini akan mendorong persaingan sehat dan meningkatkan kualitas layanan bagi masyarakat. Kami pun siap untuk berkolaborasi dengan Starlink dan membuka peluang kerjasama untuk memperluas jangkauan layanan internet,' lanjut Marwan.
-
Mengapa XL Axiata perluas jaringan di Morowali? 'Potensi pasar untuk layanan konvergensi di Sulawesi sangat besar karena digitalisasi di semua bidang juga telah menjangkau hingga ke pelosok daerah, termasuk Morowali.
"Kita melihat di berbagai negara seperti itu, tetapi akan balik lagi stabil," jelasnya.
Terlepas itu, masyarakat Indonesia merupakan tipikal yang unik. Kata dian, 30 persen dari total masyarakat pengguna layanan seluler kerap gonta-ganti kartu. Buat XL sendiri, perilaku masyarakat yang seperti itu, tak dijadikan tolok ukur jumlah penggunannya. Malah, diakuinya, perilaku seperti itu tak dihitung dalam jumlah pengguna aktifnya.
"Buat kami, itu sebenarnya udah banyak bersih-bersih. Maksudnya, cara menghitung dan mengumumkan jumlah pelanggan. Kami gak menghitung lagi pelangan yang abal-abal. Cara yang kami lakukan untuk menghitung pelanggan, sudah berbeda umumnya dengan apa yang dilakukan industri. Makanya, subscriber yang kami miliki itu berkualitas," terang Dian.
(mdk/ega)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tak mudah bagi industri telekomunikasi untuk menatap masa depan. Butuh bantuan pemerintah agar bisnis mereka terus berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dan Smartfren dirumorkan akan merger. Kominfo memberi restu.
Baca SelengkapnyaMorowali menjadi kota/kabupaten ke 3 di Sulawesi Tengah yang telah terjangkau layanan konvergensi ini.
Baca SelengkapnyaXL Axiata dengan jaringan Fix Mobile Convergence (FMC) kini telah melayani sebanyak 86 kota/kabupaten.
Baca SelengkapnyaSejauh ini Starlink belum ada kejelasan melayani pasar retail Indonesia.
Baca SelengkapnyaDesa-desa pelosok di Sulawesi kini bahagia karena XL Axiata menawarkan internet di wilayahnya.
Baca SelengkapnyaSinyal layanan internet PT XL Axiata Tbk (XL Axiata) tersedia di puluhan pulau terpencil di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
Baca SelengkapnyaKondisi operator seluler di Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja.
Baca SelengkapnyaPemerintah terlalu memberatkan keuangan perusahaan telekomunikasi dengan biaya penggunaan frekuensi yang semakin naik.
Baca SelengkapnyaPada periode ini, pendapatan data dan layanan digital mencapai Rp 23,38 triliun, atau sekitar 92 persen dari total pendapatan.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan data dan layanan digital telah mencatat kinerja positif di kuartal satu tahun 2024.
Baca SelengkapnyaSetelah dirumorkan merger, kini Axiata dan SinarMas saling mulai menjajaki.
Baca Selengkapnya