Keluarkan uang banyak buat retas iPhone, FBI tak dapat apa-apa
Merdeka.com - Masih ingat dengan kasus Apple vs FBI dimana Apple dipaksa untuk membantu FBI meretas iPhone milik teroris penembakan San Benardino? Berdasarkan informasi terbaru, FBI ternyata mengeluarkan banyak uang untuk melakukan peretasan tanpa bantuan Apple.
Seperti yang dilansir oleh Fossbytes, FBI rela membayar Rp 13 miliar lebih pada sebuah perusahaan asal Israel untuk meretas iPhone 5c milik teroris Syed Farook. Selain itu, FBI juga disebut membayar seorang hacker 'Grey Hat' untuk melakukan hal sama.
"Harga dari alat peretas iPhone itu lebih dari gaji yang akan aku terima hingga akhir masa kerja ku, tepatnya sekitar 7 tahun 4 bulan," ujar Direktur FBI, James Comey.
-
Apa yang dilakukan FBI? Dalam pernyataan bersama, FBI dan Badan Keamanan Siber dan Infrastruktur (Cybersecurity and Infrastructure Security Agency/CISA) mengungkapkan bahwa mereka tengah menyelidiki akses ilegal ke infrastruktur telekomunikasi komersial yang dilakukan oleh pelaku yang berhubungan dengan Republik Rakyat China (hacker China).
-
Mengapa FBI menyelidiki kasus ini? Lalu, mereka menghubungi Federal Bureau of Investigation (FBI) agar membantu menyelidiki kasus ini.
-
Apa yang ditemukan FBI di HP pelaku? Sayangnya, tak jelas bagaimana FBI mengakses telepon pelaku tersebut. Informasi yang disampaikan mereka hanya menemukan perangkat mencurigakan di rumah dan mobilnya.
-
Iphone palsu apa yang disita polisi? Laporan menunjukkan bahwa lebih dari 800 perangkat palsu, mulai dari AirPods hingga berbagai aksesoris iPhone lainnya, ditemukan di area bisnis setempat.
-
Bagaimana pengguna iPhone menghabiskan uang? Rata-rata, pengguna iPhone menghabiskan dua kali lipat lebih banyak, yakni sekitar USD117 per hari, sedangkan pengguna Android hanya menghabiskan USD62 per hari.
-
Mengapa iPhone menjadi sasaran? Selain itu, reputasi merek Apple yang kuat membuat pengguna lebih rentan untuk mempercayai komunikasi menipu yang tampaknya berasal dari Apple, semakin meningkatkan daya tarik target ini bagi para penjahat dunia maya.
Ironisnya, setelah mengeluarkan uang sebanyak itu, FBI disebut tidak menemukan bukti baru soal kasus terorisme itu. Padahal sebelumnya FBI mengklaim bila dalam iPhone Farook ada informasi soal teroris lain.
Menanggapi tidak ditemukannya informasi baru soal teroris di iPhone Farook, Comey berharap bila FBI di masa depan tidak harus mengeluarkan uang sebanyak itu demi meretas iPhone.
"Aku berharap kami dikemudian hari sampai pada saat dimana ada solusi terbaik dari masalah ini. Ketika ada solusi yang tidak memerlukan hacking atau pengeluaran uang banyak," lanjut Direktur FBI itu.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pasalnya FBI pernah melakukan hal serupa namun tak berhasil.
Baca SelengkapnyaPenyidik Kejagung masih menelusuri keberadaan Rp40 miliar yang diterima Achsanul Qosasi lewat pemeriksaan sejumlah saksi lain.
Baca SelengkapnyaPengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan menggelar kembali sidang prapredilan Firli Bahuri
Baca SelengkapnyaKejagung akan mengkonfrontir keterangan terdakwa kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo, terkait uang Rp27 M.
Baca SelengkapnyaPolri membongkar kasus sindikat bandar narkoba jaringan Malaysia-Indonesia.
Baca SelengkapnyaPengungkapan kasus tersebut berawal adanya aduan dari Direktorat Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Eletronika (Dirjen ILMATE) Kemenperin.
Baca Selengkapnya"Nanti akan dibuktikan saat di muka sidang pengadilan," ungkap Ade Safri.
Baca SelengkapnyaKuasa hukum terdakwa Irwan Hermawan, Maqdir Ismail menyerahkan uang Rp27 miliar terkait kasus korupsi BTS 4G BAKTI Kominfo Kejagung secara tunai.
Baca Selengkapnya